Transformasi Limbah Menjadi Harta dengan memanfaatkan Alat Pencacah Daun untuk Produksi Pupuk Organik

  • Ketua Pengabdian: Gevbry Ranti Ramadhani Simamora, S.Pi., M.Si | Anggota: Fadeli Muhammad Habibie,S.TP., MP., M.Sc, Bagus Afandi, Rachmadan, Rafli D Afrianto, Rosi P Aghata, Siska M Dewi, Subhan Syuhada, Umar Abdulloh
  • Tahun Pengabdian: 2024

Deskripsi

Jalan Sei Wain RT.36 di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, dipilih sebagai mitra KKN oleh kelompok KKN 6J. Lokasi ini terkenal dengan kondisi sejuk dan kebersihannya, didukung oleh pepohonan yang masih terjaga dan ikoniknya yaitu Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW). Selain HLSW, terdapat fasilitas seperti sekolah dasar, perkebunan, dan peternakan. Mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Potensi sumber daya di sini termasuk limbah ternak kambing, rumput, dan daun kering. Salah satu isu utama adalah harga pupuk yang tinggi dan akumulasi sampah dedaunan. Harga pupuk yang mahal mengganggu ekonomi lokal, sementara sampah dedaunan menciptakan lingkungan yang kurang bersih.

 

Menghadapi permasalahan tersebut, kelompok KKN 6J berinisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan sampah organik dari kotoran ternak dan daun-daun berguguran yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan dasar pupuk organik, sehingga dapat mengurangi sampah. KKN 6J berupaya melakukan penghematan dan pengurangan biaya untuk penduduk di RT 36. Para petani, terutama yang memiliki perkebunan di wilayah tersebut,  tidak lagi membeli pupuk dengan memanfaatkan limbah tersebut. Alat pencacah daun digunakan sebagai tambahan untuk produksi pupuk organik. Alat ini digunakan untuk mencacah atau menghancurkan daun-daun kering untuk mempercepat proses penguraiannya. Hal ini didukung dengan teknologi fermentasi cair EM4 yang mempercepat proses penguraian bahan organik menjadi kompos. EM4 (Effective Microorganisms 4) merupakan larutan yang mengandung mikroorganisme bermanfaat yang dapat mendukung proses penguraian bahan organik dan penambahan molase pada pupuk. Hal ini meningkatkan kandungan mineral dan unsur hara mikro dalam pupuk, dan tanaman yang dipupuk dengan kompos yang mengandung molase akan tumbuh lebih sehat dan subur.

 

Pembuatan pupuk, diawali dengan mengumpulkan daun-daun yang berasal dari lingkungan pemukiman RT 36, kemudian daun diolah dengan alat pencacah untuk menghaluskan dan mempercepat proses pembusukan daun. Langkah selanjutnya adalah menambahkan cairan EM4, molase, dan air pada daun yang telah dihaluskan untuk mempercepat proses penguraian. Setelah semuanya tercampur rata, proses fermentasi memakan waktu 3 hingga 4 minggu, setelah itu pupuk organik siap diaplikasikan ke tanaman.

 

Gambar 1. Pembuatan Pupuk Organik

 

Selama kegiatan sosialisasi, penduduk sekitar diajari tentang pentingnya mengoptimalkan sumber daya alam yang tersedia, seperti menggunakan limbah ternak yang tidak terpakai dan mengatasi masalah sampah dedaunan yang tersebar di sepanjang jalan di RT 36. Kelompok KKN 6J menghadirkan inovasi dengan menyediakan alat pencacah dedaunan, yang akan berperan sebagai alat bantu dalam pembuatan pupuk organik dengan mencampur limbah ternak dan dedaunan. Dalam acara sosialisasi ini, kelompok KKN 6J mengajarkan cara menggunakan alat pencacah, mulai dari menghancurkan dedaunan hingga tahap terakhir, yaitu mencampur cairan EM4 dan molase, serta memberikan panduan perawatan alat pencacah kepada penduduk setempat yang akan menggunakannya.

 

Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi

 

Setelah kelompok KKN 6J menjalani kegiatan kuliah kerja nyata, terdapat hasil yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa memanfaatkan alat pencacah daun untuk menciptakan pupuk organik dengan bantuan teknologi fermentasi cairan EM4 adalah solusi yang berhasil dalam menangani permasalahan sampah daun sekaligus menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

 

Adapun saran yang dapat diberikan terhadap kegiatan kuliah kerja nyata ini sebagai bahan pertimbangan yaitu kegiatan KKN dapat diperluas dengan memperkenalkan program edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah organik lainnya serta menyelenggarakan pelatihan dan workshop tentang pembuatan pupuk organik. Selain itu, pendampingan dan edukasi berkelanjutan juga perlu diberikan untuk memastikan kesinambungan program ini.


Manfaat

1. Pupuk Organik yang dihasilkan membantu meningkatkan kesuburan tanah secara alami, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berbahaya bagi lingkungan.

2. Penggunaan alat pencacah daun memiliki manfaat membantu mengurangi akumulasi sampah.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya