Strategi Rebranding Produk Selai dan Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga untuk Kompos Alami di Kups Sari Naga Km 21 Balikpapan

  • Ketua Pengabdian: Rizka Lestari, S.T., M.Eng
  • Tahun Pengabdian: 2025

Deskripsi

Selai buah naga merupakan salah satu produk olahan buah naga dimana memiliki potensi yang cukup besar dalam dunia kuliner. Akan tetapi terdapat tantangan yang perlu dihadapi oleh UMKM dalam mengembangkan produknya. Salah satu tantangan signifikan yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah kurangnya branding. Masalah ini timbul karena para pelaku UMKM belum sepenuhnya memahami pentingnya branding, kurang memiliki pengetahuan tentang branding, serta belum memiliki pola pikir wirausaha yang proaktif. Selain itu, mereka juga tidak menerima pelatihan atau dukungan terkait masalah branding. Branding memainkan peran penting dalam komunikasi pemasaran dengan menyampaikan citra positif kepada konsumen.

 

Salah satu tempat pengolahan buah naga untuk menjadi produk selai adalah KUPS Sari Naga. KUPS Sari Naga berada di lokasi Jalan Soekarno Hatta RT 41, KM 21, Karang Joang, Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76127. KUPS Sari Naga merupakan salah satu kelompok tani dimana berfokus pada buah naga, yang buah naga tersebut dijual ataupun diolah menjadi produk olahan. Pengolahan produk buah naga dilakukan di rumah warga, dalam pembuatan digunakan 150 gr per buah untuk membuat selai dan sekilo buah naga untuk membuat sirup yang per botol akan diisi 200 ml. Sari dari proses pembuatan selai akan dijadikan sirup, sementara ampasnya akan diolah menjadi selai yang biasanya memakan waktu pengolahan sekitar 30 menit, produk-produk buah naga ini nantinya dijual dengan harga 25 (dua puluh lima) ribu rupiah per botol.

 

Gambar 1 Desain Kemasan Selai Buah Naga

 

 

Upaya dalam rebranding produk dan pengolahan limbah bisa menjadi solusi efisien serta bermanfaat bagi lingkungan, sehingga dapat memberikan nilai tambah bidang ekonomi bagi masyarakat sekitar serta memberikan nilai tambah bagi lingkungan karena dapat mengolah limbah tersebut. Diharapkan, dengan dilakukan upaya-upaya yang telah diberikan ini bisa mendukung dalam perekonomian masyarakat sekitar dan terjaganya lingkungan.

 

Namun, kelemahan terletak pada tampilan kemasan yang kurang menarik dan belum adanya identitas merek yang jelas, sehingga diperlukan strategi rebranding yang terarah. Strategi rebranding yang diterapkan mencakup pembaruan desain kemasan agar lebih modern dan komunikatif, serta pengembangan identitas merek yang mencerminkan kualitas dan nilai dari produk tersebut. Di samping penguatan aspek pemasaran, kegiatan ini turut memperhatikan pengelolaan limbah hasil produksi. Limbah kulit buah naga yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, diolah menjadi kompos alami yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian lokal.

 

Gambar 2 Rebranding Desain Baru Produk Selai Buah Naga

 

 

Berdasarkan desain label kemasan Selai Buah Naga ini, rebranding dapat diartikan sebagai proses strategis untuk menyegarkan atau mengubah citra produk guna meningkatkan daya tarik dan relevansinya di pasar. Dalam konteks label ini, jika sebelumnya produk ini menggunakan desain yang berbeda, maka desain baru yang menampilkan ilustrasi buah naga yang menonjol, tulisan "100% natural," dan logo "Tanah Leluhur" yang merupakan identitas merek baru atau yang diperkuat, menunjukkan upaya rebranding.

 

Rebranding Produk Selai & Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga di KUPS Sari Naga KM 21 Balikpapan Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing produk selai buah naga yang dihasilkan oleh KUPS Sari Naga, sekaligus mengatasi permasalahan limbah kulit buah naga melalui pendekatan yang ramah lingkungan. Produk selai yang dihasilkan memiliki rasa yang khas serta potensi pasar yang cukup besar.

 

Pengolahan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis dan estetis merupakan langkah penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap alam. Salah satu potensi pengolahan limbah yang perlu dieksplorasi adalah limbah kulit buah naga, yang saat ini seringkali diabaikan dan menjadi sumber pencemaran lingkungan.

 

Gambar 3 Tangki Komposter

 

 

Pada limbah kulit buah naga memiliki kandungan meliputi dari satu buah naga sekitar 30- 35%,Sebagai upaya pemanfaatan limbah hasil pertanian, kulit buah naga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pektin dalam pembuatan selai dan dalam pangan fungsional. Kulit buah naga dapat dijadikan sumber antioksidan yang cukup tinggi dan setara dengan daging buah naga. Kulit buah rata-rata sekitar 10,40- 16,76%.

 

Pentingnya menjaga kesuburan tanah dan mengelola limbah organik secara bijak semakin menjadi perhatian utama dalam praktik pertanian berkelanjutan dan gaya hidup ramah lingkungan. Salah satu solusi efektif yang dapat kita terapkan adalah pembuatan pupuk kompos.

 

Gambar 4 Pupuk Kompos Organik

 

 

Proses pembuatan pupuk organik telah menghasilkan dua jenis produk yang berbeda, yaitu kompos aerobik dan anaerobik, yang kini dipindahkan untuk pengamatan lebih lanjut terkait tekstur dan karakteristik air lindi. Pada sisi kiri gambar, terlihat hasil dari pengolahan kompos aerobik, yang biasanya memiliki tekstur lebih gembur dan cenderung lebih kering karena proses dekomposisi yang melibatkan oksigen. Air lindi yang dihasilkan dari kompos aerobik umumnya lebih sedikit dan cenderung lebih jernih dibandingkan dengan metode anaerobik.

 

Sementara itu, di sisi kanan gambar, tampak hasil dari kompos anaerobik. Kompos ini, yang terurai tanpa kehadiran oksigen, seringkali memiliki tekstur yang lebih padat dan basah, serta menghasilkan volume air lindi yang lebih signifikan. Air lindi dari kompos anaerobik cenderung berwarna lebih gelap dan memiliki bau yang khas, kaya akan nutrisi terlarut yang sangat bermanfaat sebagai pupuk cair. Pemindahan hasil ini memungkinkan perbandingan visual dan sensorik langsung antara kedua metode, memberikan wawasan mendalam tentang efektivitas masing-masing dalam menghasilkan pupuk organik yang berkualitas.

 

 

Tim Pelaksana Pengabdi:

1. Rizka Lestari, S.T., M.Eng (FRTI/ Teknik Kimia)

2. Fajri Ulama (FRTI/ Teknik Elektro)

3. Muhammad Hafid (FRTI/ Teknik Elektro)

4. Lusia Christina Niron T. (FRTI/ Teknik Mesin)

5. Naswanda Rifqi Saputra (FRTI/ Teknik Mesin)

6. Muhammad Rizky Ariansyah (FRTI/ Teknik Mesin)

7. Muhammad Rizki (FRTI/ Teknik Kimia)

8. Anindya Na’ila Fadhilah (FRTI/ Teknik Kimia)

9. Azzah Luthfi Ramadhani (FRTI/ Teknik Industri)

 


Manfaat

1. Meningkatkan kemampuan dalam pemasaran digital untuk mendukung penjualan produk secara online, memperluas pasar, dan memperkuat posisi produk lokal.

 

2. Mendorong inovasi dalam pengolahan limbah kulit buah naga untuk menghasilkan produk yang bermanfaat serta dapat digunakan kembali dalam kegiatan pertanian lokal.

 

3. Membantu rebranding produk lokal agar lebih menarik, dikenal, dan kompetitif di pasar nasional maupun internasional.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya