Meningkatnya jumlah populasi masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan memiliki dampak terkait masalah lingkungan, yaitu sampah sebagai sisa aktivitas manusia. Sampai saat ini, sumber penghasil sampah terbanyak berasal dari pemukiman warga masyarakat atau yang sering disebut sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga biasanya terdiri dari sampah organik yang merupakan sampah sisa makanan, dan sampah anorganik yang kebanyakan berbahan plastik yang sulit terurai. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan terkait sampah rumah tangga, khususnya sampah plastik agar tidak merusak lingkungan.
Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang sulit untuk diuraikan dalam tanah dan membutuhkan waktu hingga 50-80 juta tahun untuk terurai. Proses pengelolaan sampah plastik di lingkungan rumah warga RT 24 Giri Mulyo, Balikpapan Utara biasanya hanya dibuang ke TPS terdekat sehingga menimbulkan dampak negatif ke lingkungan. Dalam UU RI No 18 tentang pengelolaan sampah telah disebutkan bahwa permasalahan sampah memiliki banyak sebab. Sehingga, perlu dilakukan pengelolaan sampah secara menyeluruh serta melakukan pembaruan dengan berinovasi bagimana cara mengolah sampah dari hulu ke hilir atau bagiamana cara mengolah sampah mulai dari sumbernya. Saat ini, pengolahan sampah menggunakan konsep 3R yaitu reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi), dan recycle (mendaur ulang). Dengan menggunakan konsep 3R serta inovasi pengolahan sampah menggunakan teknologi, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan masyarakat adalah dengan menciptakan alat pirolisis sampah plastik yang dapat merubah sampah plastik menjadi energi alternatif gas metana yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di lingkungan masyarakat, khususnya wilayah RT 24 Giri Mulyo. Alat pirolisis merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah sampah anorganik, khususnya sampah plastik, yang sulit didaur ulang, seperti botol air minum kemasan, bungkus plastik berlapis alumunium, tas kresek, dan lain sejenisnya sehingga dapat diolah menjadi energi alternatif yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
Tim KKN 4I ITK telah melaksanakan serangkaian kegiatan dalam rangka program kerja di RT 24 Giri Mulyo. Berikut adalah program-program yang dilakukan:
Sosialisasi Terkait Pemilahan Sampah Plastik dan Pengenalan Alat Pirolisis
Pelaksanaan kegiatan KKN kelompok 4I diawali dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait pentingnya pemilahan sampah untuk memudahkan dalam proses pengolahan sampah sebelum dibuang ke TPS. Selain itu juga dikenalkan tentang teknologi pirolisis sampah plastik sehingga masyarakat RT 24 Giri Mulyo memahami alat seperti apa yang akan dibuat beserta cara kerjanya. Selanjutnya akan dilakukan pengumpulan sampah plastik oleh masyarakat sekitar dengan diberikan jangka waktu 2 minggu. Sampah plastik yang telah dikumpulkan masyarakat nantinya akan digunakan sebagai bahan baku pada alat pirolisis sampah plastik yang akan menghasilkan gas metana.
Gambar 1. (a) Sosialisasi pemilahan sampah kepada warga RT 24 Giri Mulyo dan (b) proses pemilahan sampah yang telah dikumpulkan warga sebagai bahan baku pada alat pirolisis sampah plastik
Perancangan Alat Pirolisis
Selama proses pengumpulan sampah plastik mahasiswa KKN kelompok 4I akan merancang alat pirolisis. Pembuatan alat pirolisis ini merupakan salah satu agenda kegiatan yang diusung oleh tim Kuliah Kerja Nyata kelompok 4I dari Institut Teknologi Kalimantan. Melalui alat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat RT 24 Giri Mulyo terkait inovasi pengolahan sampah plastik. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai kesempatan untuk saling berbagi ilmu kepada masyarakat terkait inovasi untuk pemilahan sampah rumah tangga sehingga masyarakat semakin sadar dan paham terkait jenis-jenis sampah dan dapat mengetahui pengolahan sampah sebelum dibuang ke TPS.
Gambar 2. Desain alat pirolisis sampah plastik
Pirolisis merupakan teknik daur ulang sampah plastik yang dapat mengubah sampah menjadi suatu bentu lain yang bernilai ekonomi dan dapat diaplikasikan karena proses ini mampu menghasilkan minyak, gas, dan arang. Namun, dalam proses pirolisis ini menghasilkan gas metana yang dapat diolah kembali menjadi sumber pemanas ataupun melalui proses kompresi gas sehingga dapat menggantikan gas LPG. Pirolisis merupakan proses dekomposisi material pada suhu tinggi dan tanpa O2 dengan bahan baku yang digunakan adalah plastik dengan jenis LDPE, PP, dan PET. Gas dapat dihasilkan dari proses dekomposisi sampah plastik dengan jenis LDPE, PP, dan PET pada suhu 350-500°C. Keluaran dari proses pirolisis mengandung CO, CO2, dan senyawa aromatik lainnya, seperti benzena, toluena, xylena, etil benzena, dan stirena.
Proses pirolisis sampah plastik dimulai dari proses preparasi bahan baku, di mana sampah akan dikeringkan hingga didapatkan plastik yang bersih dan kering. Kondisi plastik akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Kemudian proses dilanjutkan dengan pemanasan pada tungku pembakaran dengan suhu 150-350°C menggunakan kompor oli bekas. Kompor oli bekas ini cenderung menghasilkan api yang cukup besar sehingga menghasilkan tekanan panas ke tungku yang cukup besar. Energi panas yang terbentuk akan menyebabkan polimer plastik di dalam tungku melunak dan menyusut. Sehingga struktur polimer akan terdekomposisi menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah dan stabil. Gas yang terbentuk dari tungku pembakaran mengandung berbagai unsur dan senyawa yang kemudian dipisahkan melalui proses kondensasi pada kondensor yang telah diisi air dan es batu sehingga dihasilkan padatan polimer dan gas. Gas yang akan dikeluarkan harus disaring dengan melewatkan gas keluaran dalam air agar air dapat menangkap serta menyaring kotoran yang dibawa oleh gas pada proses pembakaran. Gas metana yang keluar dapat digunakan sebagai energi alternatif sebagai pengganti gas pembakaran seperti gas LPG. Berikut adalah realisasi alat pirolisis yang telah dibuat.
Gambar 3. Realisasi alat pirolisis sampah plastik
Demonstrasi alat pirolisis kepada warga sekitar.
Gambar 4. Proses demonstrasi alat pirolisis kepada masyarakat RT 24 Giri Mulyo
Melalui demonstrasi alat ini, harapannya masyarakat dapat mengenal salah satu alat yang dapat mengubah sampah plastik menjadi gas metana yang dapat menghasilkan api sehingga dapat digunakan sebagai sumber pembakaran. Selain itu, melalui demonstrasi alat pirolisis ini harapan kedepannya ada masyarakat yang bersedia untuk melanjutkan projek ini karena telah memperoleh pengetahuan dasar dari proses demonstrasi alat yang diberikan. Melalui program kerja KKN 4I kepada warga sekitar RT. 24 Giri Mulyo dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang proses pemilahan sampah rumah tangga yang dihasilkan masyarakat dan dengan perancangan alat pirolisis dapat menjadi media edukasi yang baik untuk memberi wawasan baru terkait pengembangan energi alternatif. Dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan tim mahasiswa ini dapat mencapai tujuan bersama ialah memperkuat kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
1.Dapat membangun kesadaran masyarakat tentang proses pemilahan sampah rumah tangga yang dihasilkan masyarakat RT 24, Giri Mulyo, Balikpapan Utara.
2. Dapat membuat rancangan alat Pirolisis untuk konversi limbah plastik menjadi energi alternatif.
3. Dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengolahan sampah plastik melalui demonstrasi alat pirolisis sampah plastik.