A. Tujuan Khusus Kegiatan
1. Mengembangkan Prototype alat mesin pencetak bahan bakar biopellet berupa pelletizer berbasis sistem penggerak roller.
2. Mengetahui karakteristik bahan bakar biopellet yang dihasilkan berdasarkan pengaruh komposisi campuran sampah (non daur ulang).
3. Mengurangi jumlah timbunan sampah TPAS Manggar dengan memanfaatkannya menjadi bahan bakar biopllet, dan mengetahui karakteristik biopellet
B. Urgensi Kegiatan
Pengolahan sampah merupakan bagian penting dalam penanganan sampah untuk merubah sampah menjadi bentuk yang lebih stabil dan tidak mencemari lingkungan serta mengurangi jumlah timbunan sampah di TPAS Manggar. Biopellet yang dihasilkan merupakan solusi permasalahan pengolahan limbah dan alternatif dekarbonisasi sumber energi untuk pembangkit listrik dan industri, memanfaatkan limbah domestik yang dapat dibakar menjadi sumber panas atau yang kemudian dikonversikan menjadi listrik.
C. Kontribusi kegiatan yang akan dilakukan
1. Melalui pemanfaatan energi dari hasil proses pengolahan sampah, produksi bahan bakar biopellet dari sampah juga mendukung peningkatan ekonomi sirkular.
2. Merupakan salah satu bentuk upaya kontribusi tim mahasiswa dan dosen pendamping kegiatan untuk mensukseskan visi pemerintah dalam upaya mendukung program zero waste dan ekonomi hijau yang ada di Indonesia.
Kelurahan Manggar merupakan zona dengan kepadatan penduduk tertinggi di wilayah DAS Manggar (~0,67 ha). Sekitar separuh area penduduk tinggal di permukiman kumuh ringan (RT 43, 44, 45, 46, 48, 57) dengan infrastruktur air minum, drainase, dan pengelolaan sampah terbatas. Permukiman nelayan di Manggar Baru mencakup area kumuh seluas sekitar 50,64 hektar. Lokasi ideal untuk inovasi teknologi pengolahan sampah adalah permukiman kumuh dan kawasan pesisir-nelayan yang padat, memiliki keterbatasan sanitasi dan gugus pemukiman informal di sinilah dampak sosial akan paling besar. Berdasarkan data pengelolaan TPA manggar, total lahan TPA, ±40 hingga 43 hektar, di mana lahan efektif untuk penimbunan dan operasional aktif saat ini sekitar 9–17 ha (zona aktif 6, cadangan 7, serta zona tertutup 1–5). Lokasi proyek saat ini menghadapi masalah sampah residu yang tidak dapat diolah lebih lanjut (non-organik dan non-daftar ulang). Inovasi RDF mengatasi masalah penumpukan sampah dengan mengonversinya menjadi energi alternatif, sekaligus mengurangi ketergantungan pada batu bara di industri lokal.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan identifikasi permasalahan mitra. Selanjutnya, dilakukan pemecahan masalah melalui program pembinaan dan pelatihan, khususnya terkait teknologi pengolahan limbah serta pembuatan pellet menggunakan mesin pelletizer. Tim pelaksana terdiri dari seorang ketua dan sembilan mahasiswa yang melakukan observasi lapangan melalui wawancara dengan kepala TPAS Manggar untuk membahas kesediaan mitra dalam menjalin kerja sama. Identifikasi masalah dilakukan melalui diskusi interaktif berupa tanya jawab. Aspek yang diteliti meliputi faktor manajerial (SDM, strategi pemasaran, keuangan, operasional, dan tata kelola organisasi), penerapan teknologi produksi, serta kesehatan dan keselamatan kerja. Di akhir kegiatan, peserta berdiskusi kembali dengan tim mengenai teknik pembuatan biopellet yang telah dipelajari.
Gambar 1 Lokasi project instalasi teknologi pengolahan sampah padat
Gambar 2 Diskusi Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat dengan Mitra UPTD Manggar dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Penyuluhan yang dilakukan terhadap mitra tentang strategi dalam penjualan dan pemasaran produk biopellet yang dihasilkan. Pelatihan ini menjelaskan tentang bagaimana strategi produk yang dapat digunakan. Strategi ini didasarkan pada dasar strategi porter. Pada tahap implementasi, tim kegiatan pengabdian masyarakat melakukan demonstrasi kegiatan praktek pembuatan biopelet dengan didampingi oleh mahasiswa. Pembuatan biopelet dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan manual. Pendampingan dilakukan agar masyarakat benar-benar melakukan kegiatan praktek secara mandiri. Dalam upaya untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan teknologi ini, Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan menjalin kerja sama dengan Tim pengabdian masyarakat untuk merancang dan membuat alat pelletizer sebuah mesin yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk biopellet yang siap digunakan sebagai bahan bakar. Alat pelletizer ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi pengolahan sampah, dengan mengubah sampah padat menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi, serta mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Gambar 3 Photo produk pellet RDF yang dihasilkan dari bahan baku sampah padat
Gambar 4 Desain mesin cetal pellet RDF berbasis sistem penggerak roller
Keterlibatan mahasiswa dalam proyek ini sangat strategis, mengingat selain kontribusi mereka dalam merancang daan membangun alat tersebut, mahasiswa juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan latar belakang akademis yang beragam, mahasiswa dapat membawa inovasi serta solusi praktis yang dapat diterapkan di lapangan, sekaligus memberikan pembelajaran langsung tentang tantangan dan peluang yang ada dalam pengelolaan sampah kota. Harapannya, melalui kolaborasi ini, TPAS Manggar dapat lebih efisien dalam mengelola sampah serta berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal. Diharapkan, pengalaman ini mendorong perubahan perilaku dalam pengelolaan limbah padat. Evaluasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk menilai perubahan perilaku, efektivitas program, dan pencapaian target. Sebagai tindak lanjut, tim melakukan pemilahan sampah dari sumbernya. Sampah non-daur ulang seperti plastik non-recycle, karton berlapis plastik, kertas laminasi, dan kayu kering kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biopellet menggunakan mesin pelletizer.
Tim Pelaksana Pengabdi:
1. Dr. Eng. Lusi Ernawati, S.T.,M.Sc. (Ketua)
2. Diniar Mungil Kurniawati, S.T., M.T. (Anggota)
3. Rizqy Romadhona Ginting, S.T.,M.T.(Anggota)
4. Tim KKN Kelompok M5
1. Mengembangkan Prototype alat mesin pencetak bahan bakar biopellet berupa pelletizer berbasis sistem penggerak roller.
2. Mengetahui karakteristik bahan bakar biopellet yang dihasilkan berdasarkan pengaruh komposisi campuran sampah (non daur ulang).
3. Mengurangi jumlah timbunan sampah TPAS Manggar dengan memanfaatkannya menjadi bahan bakar biopllet, dan mengetahui karakteristik biopellet