Sebagai salah satu kota penyangga strategis Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Balikpapan memegang peran penting dalam mendukung pembangunan yang berwawasan lingkungan, inklusif, dan berkelanjutan. Di tengah laju pembangunan dan industrialisasi, muncul tantangan besar: bagaimana memastikan masyarakat lokal tetap berdaya dan menjadi bagian aktif dari transformasi ekonomi hijau yang tengah digalakkan di Kalimantan Timur. Salah satu potensi unggulan daerah ini adalah Ekowisata Bamboe Wanadesa. Kawasan ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, gazebo, area perahu, dan ruang rekreasi, tetapi juga menyimpan nilai ekologis dan sosial yang kuat antara lain pelestarian lingkungan, pelestarian kearifan lokal, serta penguatan ekonomi masyarakat berbasis potensi bambu.
Namun, di balik pesona tersebut, masih terdapat berbagai kendala. Masyarakat mitra menghadapi keterbatasan dalam keterampilan produksi, manajemen usaha, dan strategi pemasaran produk bambu. Potensi bambu selama ini baru dimanfaatkan sebatas elemen estetika kawasan wisata tanpa nilai ekonomi yang signifikan. Menanggapi permasalahan tersebut, tim dosen dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menggagas program EcoBoo (Eco-Bamboo Workshop)—sebuah inisiatif pengabdian masyarakat berbasis riset terapan yang bertujuan memperkenalkan inovasi produk bambu sebagai pilar branding ekowisata dan sarana pemberdayaan komunitas lokal.
Program EcoBoo dilaksanakan selama delapan bulan, mengadopsi pendekatan workshop partisipatif dan kolaboratif. Kegiatan ini melibatkan 25 pengurus Bamboe Wanadesa, dosen, mahasiswa ITK, serta pelaku industri kreatif. Pelaksanaan program mencakup enam tahapan utama: persiapan dan perencanaan, pelatihan teknis, simulasi workshop, pelaksanaan EcoBoo bersama wisatawan, pemenuhan luaran, serta evaluasi keseluruhan program.
Tahap pelatihan teknis difokuskan pada tiga aspek utama yaitu Produksi dan Inovasi Produk Bambu, Pelatihan Foto Produk dan Branding Visual, dan Pelatihan Manajemen Usaha. Pada produksi dan inovasi produk bambu, masyarakat mempelajari teknik pembelahan, penyerutan, pengawetan, serta perakitan produk fungsional seperti tatakan gelas, vas mini, keranjang, dan gantungan kunci. Pendekatan praktik langsung ini menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat dalam mengubah bambu menjadi produk bernilai jual. Pada Pelatihan Foto Produk dan Branding Visual masyarakat dikenalkan teknik fotografi sederhana menggunakan smartphone untuk mendokumentasikan produk secara menarik. Selain itu, diperkenalkan prinsip dasar branding, seperti desain psoter dan storytelling yang menonjolkan identitas lokal. Hasilnya, terbentuk katalog digital produk bambu dan identitas visual dasar yang siap digunakan dalam promosi daring. Terakhir, Pelatihan Manajemen Usaha membahas strategi pemasaran digital. Peserta diajarkan menyiapkan strategi promosi berbasis media sosial.
Setelah pelatihan, dilakukan simulasi EcoBoo, yaitu kegiatan uji coba workshop terbuka bagi wisatawan untuk membuat produk bambu secara langsung. Simulasi ini menggabungkan edukasi, kreativitas, dan pengalaman wisata partisipatif. Masyarakat dilatih tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai fasilitator—mewujudkan kemandirian dalam mengelola workshop di masa depan.
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Eko Agung Syaputra, M.Ds. (Desain Komunikasi Visual/ITK)
2. Supratiwi Amir, S.Ds., M.Sn. (Desain Komunikasi Visual/ITK)
3. Ramadhan Paninggalih, S.Si., M.Si., M.Sc. (Informatika/ITK)
4. 11231046 - Muhamad Nico Arifin (Informatika/ITK)
5. 11231089 - Rizky Irswanda Ramadhana (Informatika/ITK)
6. 22241007 - Anastasya Husnul Syauira (Desain Komunikasi Visual/ITK)
7. 22241019 - Fasya Saffanah Ramadani(Desain Komunikasi Visual/ITK)
8. 22241026 - Juniardika Atha Lelana(Desain Komunikasi Visual/ITK)
9. 22241032 - Muhammad Rizky (Desain Komunikasi Visual/ITK)
1. Meningkatkan kapasitas produksi dan pendapatan masyarakat lingkungan Bamboe Wanadesa
dalam pengolahan bambu dan kegiatan workshop pengolahan bambu.
2. Memberikan penguatan kemandirian dan kreativitas komunitas bagi masyarakat dan pengurus
wisata Bamboe Wanadaesa.
3. Memberikan pengetahuan terkait perkembangan teknologi di era digital yang sangat penting
dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perkembangan terkini dalam dunia
teknologi dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.