Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan kembali menunjukkan semangat inovatif mahasiswanya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kali ini, sembilan mahasiswa dari Program Studi Teknik Lingkungan dan Teknik Material Metalurgi yang tergabung dalam satu tim KKN V2, bersama satu dosen pembimbing, berhasil menciptakan inovasi sederhana namun bermanfaat berupa sistem irigasi tetes hemat air menggunakan botol bekas dan cotton bud.Inovasi ini hadir sebagai solusi cerdas untuk penghematan air di tengah isu krisis air bersih yang makin mengemuka, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan limbah rumah tangga secara kreatif pada vertical garden dan penghijauan dengan plang gang berbasis vertical garden. Selain untuk pemanfaatan limbah juga digunakan untuk meningkatkan fasilitas dengan membuat tempat sampah dari drum bekas dan penyediaan lampu jalan berbasis tenaga surya.
Kesembilan mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan yang terdiri dari gabungan Program Studi Teknik Lingkungan (Kimstar Oloan Daud Lumban Raja, Arum Savera, Titania Cendy, Nadia Dwi Cahyani, dan Najwa Ivanka C. A) dan Teknik Material Metalurgi (Nia Shalaisya Putri, Mohammad Arya M.S, Selvina Ika Sari, Aryani) ini telah berhasil menciptakan sebuah inovasi sederhana namun berdampak besar, yaitu “Drip Tetes dari Botol Bekas dan Cotton Bud”, sebuah sistem irigasi tetes hemat air yang dikembangkan dalam kegiatan KKN V2. Inovasi ini dibuat di bawah bimbingan langsung dari Ibu Amilita Medisa Rizky Dharmayanti, M.Si., dan dilaksanakan di Jl. Tepo RT 60 KM 10, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara.
Latar belakang dari terciptanya inovasi ini bermula dari keprihatinan mahasiswa terhadap kebiasaan menyiram tanaman yang sering kali menyebabkan pemborosan air. Saat tanaman disiram secara manual, air kerap kali langsung mengalir keluar melalui lubang pot setelah tanah menjadi jenuh air. Akibatnya, air terbuang sia-sia dan penggunaan air menjadi tidak efisien. Di sisi lain, masyarakat juga menghadapi kendala karena harus menyiram tanaman setiap hari, yang bisa merepotkan terutama saat kesibukan meningkat. Oleh karena itu, inovasi sistem irigasi tetes ini hadir sebagai solusi praktis yang tidak hanya menghemat air, tetapi juga mempermudah perawatan tanaman, cukup dengan mengisi air pada botol, maka tanaman akan mendapatkan asupan air secara bertahap dan efisien. Minimnya lahan untuk penghijauan menjadi dasar dibuatnya vertical garden dengan TOGA dan plang nama gang berbasis vertical garden. Pembuatan tong sampah dari bahan drum bekas akibat dari minimnya kesadaran masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan hal ini disebabkan karena tidak adanya tempat sampah yang disediakan pada titik ramai penduduk. Sehingga dibuat tempat sampah dari limbah drum bekas dengan dapat mendaur ulang serta menyediakan fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Minimnya penerangan jalan yang bisa berpotensi mengakibatkan bahaya kejahatan terlebih di malam hari sehingga dilakukan penyediaan lampu penerangan jalan berbasis tenaga surya yang menggunakan cahaya matahari dan menyala terang di malam hari.
Melalui karya ini, para mahasiswa tidak hanya menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu lingkungan, konservasi air, dan potensi bahaya, tetapi juga mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemanfaatan kembali limbah rumah tangga, seperti botol plastik bekas, menjadi alat yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan pemanfaatan lahan yang minim untuk tetap dapat melakukan penghijauan terlebih menggunakan TOGA yang kaya akan manfaat.
Gambar 1. Drip Tetes
Gambar 2. Pembuatan tempat sampah
Gambar 3. Pemasangan lampu penerangan jalan
Gambar 4. Plang nama gang berbasis vertical garden
Gambar 5. Vertical garden dengan tumbuhan TOGA
Sebelum meluncurkan inovasi ini ke masyarakat, tim mahasiswa melakukan serangkaian persiapan sejak bulan Maret 2025. Tahap awal dimulai dengan observasi lingkungan sekitar lokasi KKN. Setelah itu, mahasiswa melakukan uji coba desain sederhana menggunakan berbagai jenis botol plastik bekas dan cotton bud untuk menentukan kombinasi yang paling efektif dalam mengatur laju tetesan air. Beberapa parameter yang diuji meliputi ukuran lubang pada tutup botol, tingkat serapan cotton bud, dan kestabilan aliran tetesan selama lebih dari 24 jam. Mahasiswa juga melakukan pengukuran serta pertimbangan kebutuhan yang ada dengan didapatkan hasil perlunya pembuatan tempat sampah dan penyediaan lampu jalan, serta pertimbangan lahan minim untuk dapat melakukan penghijauan dengan tanaman yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Program kerja ini dirancang dengan prinsip pemanfaatan botol bekas yang mudah didapat dan ramah lingkungan. Dalam aplikasinya, botol bekas diisi air dan dipasang terbalik dengan cotton bud yang berfungsi sebagai pengatur aliran air. Sistem ini bekerja secara pasif dan perlahan mengalirkan air ke dalam tanah, menjaga kelembaban tanpa menyebabkan genangan, serta menghindari kelebihan penyiraman. Tanaman tetap terhidrasi selama beberapa hari tanpa perlu disiram manual setiap hari. Drip tetes ini diaplikasikan pada vertical garden dengan Toga sebagai tanamannya. Program kerja pembuatan tempat sampah dari drum bekas dapat menjadi salah satu kegiatan memanfaatkan limbah pada program kerja ini adalah drum bekas dan berfungsi sebagai penampungan sampah yang telah dipisah antara tempat sampah organik dengan tempat sampah anorganik dan dapat digunakan bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat yang hanya sekedar lewat. Lalu, lampu jalan berbasis tenaga surya dapat menghemat energi listrik karena menggunakan cahaya matahari dan menyala hanya saat malam hari. Pembuatan plang nama gang berbasis vertical garden juga dapat menjadi pilihan untuk masalah lahan yang minim, serta dapat menerapkan nilai keindahan.
Selama implementasi di lapangan, alat drip tetes ini berhasil digunakan pada tanaman toga yang ditanam di area Posyandu RT. 60 Kelurahan Karang Joang. Hasilnya menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap efisiensi air. Selain itu, warga merasa terbantu karena alat ini tidak memerlukan biaya tambahan, mudah dirakit sendiri, dan sangat praktis dalam perawatan sehari-hari. Tempat sampah digunakan di area pos ronda dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Penerangan lampu jalan yang berada di Gang Anggrek dan masyarakat merasa lebih nyaman melewati jalan tersebut setelah adanya penerangan jalan. Plang gang berbasis vertical garden berada di Gang Anggrek dan Gang Jembatan 3 dengan bunga yang ada pada tiangnya menjadi lebih menarik.
Program-program ini tidak hanya menghasilkan solusi praktis, tetapi juga memperlihatkan bagaimana pendekatan ilmiah sederhana dapat memberi dampak langsung bagi masyarakat. Mahasiswa juga menyusun panduan pembuatan drip tetes ini dalam bentuk poster dan melakukan sosialisasi agar alat ini dapat digunakan secara berkelanjutan bahkan setelah kegiatan KKN selesai.
Karya inovatif ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam penghematan air dan pemanfaatan limbah botol air mineral secara kreatif. Dari program kerja ini tim KKN V2 belajar bahwa “solusi tidak harus rumit atau mahal, yang penting bermanfaat dan tepat guna”. Dengan cara ini, tim KKN V2 berharap inovasi ini bisa menginspirasi gerakan hemat air yang lebih luas dan pemanfaatan limbah, serta pemanfaatan lahan minim di lingkungan tempat tinggal warga.
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Amilita Medisa Rizky Dharmayanti, M.Si (Teknik Material dan Metalurgi/JIKL)
2. Kimstar Oloan D L R (Teknik Lingkungan/JIKL)
3. Nia Shalaisya Putri (Teknik Material dan Metalurgi/JIKL)
4. Mohammad Arya M S (Teknik Material dan Metalurgi/JIKL)
5. Selvina Ika Sari (Teknik Material dan Metalurgi/JIKL)
6. Aryani (Teknik Material dan Metalurgi/JIKL)
7. Arum Savera (Teknik Lingkungan/JIKL)
8. Titania Cendy (Teknik Lingkungan/JIKL)
9. Nadia Dwi Cahyani (Teknik Lingkungan/JIKL)
10. Najwa Ivanka C. A. (Teknik Lingkungan/JIKL)
Karya inovatif ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam penghematan air dan pemanfaatan limbah botol air mineral secara kreatif. Dari program kerja ini tim KKN V2 belajar bahwa “solusi tidak harus rumit atau mahal, yang penting bermanfaat dan tepat guna”