Balikpapan, 19 Mei 2024 – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa di RT 28 Kelurahan Sepinggan Raya resmi ditutup. Program yang berlangsung selama beberapa bulan ini mengusung tema “Pengembangan Infrastruktur Berbasis Lansekap” dan fokus pada perbaikan pagar lahan hidroponik serta pembersihan lahan milik Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat.
KWT Sepinggan Raya RT 28 adalah komunitas ibu rumah tangga sekitar pantai Sepinggan Raya yang produktif menanam sayuran di media tanah maupun hidroponik. Di media tanah, komunitas tersebut menanam seledri, cabai, tomat, timun, terong, jeruk sunkist, jambu kristal dan sayuran lainnya. Sedangkan di media hidroponik, mengembangkan tanaman berupa sistem Nutrient Film Technique (NFT) untuk jenis tanaman selada dan pakcoy. Dimana mitra dari KWT Sepinggan Raya RT 28 tersebut diketuai oleh Ibu Tatu Neni Suryani, selaku mengurus kominitas ini.
Pada kegiatan ini, terhampar kisah inspiratif tentang semangat para wanita Kelompok Wanita Tani (KWT) dan mahasiswa KKN yang bahu membahu mengubah wajah budidaya hidroponik.
Awalnya, lahan hidroponik di RT 28 tampak kurang terawat dan terbengkalai. Pagar yang rusak dan area yang tidak terawat menjadi hambatan bagi perkembangan tanaman. Para wanita KWT bertekad untuk mengubah keadaan ini. Harapan mereka untuk memajukan budidaya hidroponik terjawab dengan hadirnya program KKN yang berfokus pada "Pengembangan Infrastruktur Berbasis Lansekap". Mahasiswa KKN, bagaikan pahlawan yang datang tepat waktu, siap membantu para wanita KWT mewujudkan mimpi mereka.
Bersama-sama, mereka menggali potensi sumber daya untuk meningkatkan perekonomian dan memajukan desa. Permasalahan seperti lahan yang belum terkelola dengan baik dan kondisi pagar pelindung tanaman yang sering rusak menjadi fokus utama.
Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa KKN dan para wanita KWT merancang program kreatif yang fokus pada dua hal utama: merombak tata letak layout untuk meningkatkan estetika dan fungsionalitas lahan hidroponik, serta membangun pagar tinggi untuk melindungi tanaman hidroponik dari hewan ternak dan gangguan eksternal lainnya.
Dengan kerja keras dan gotong royong, mereka merancang tata letak baru, membangun pagar tinggi, dan membersihkan lahan yang tidak terawat. Hasilnya, lahan hidroponik RT 28 kini tampak asri dan tertata rapi. Tanaman hidroponik tumbuh subur dan menghasilkan panen yang melimpah.
Dampak positif pun terasa. Hasil panen tanaman hidroponik meningkat pesat, sehingga meningkatkan kesejahteraan para wanita KWT dan keluarga mereka. Estetika dan fungsionalitas lahan hidroponik yang meningkat menarik minat pengunjung dan meningkatkan potensi wisata pertanian di wilayah tersebut.
Kisah sukses KKN di RT 28 Sepinggan Raya menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras, gotong royong, dan pengetahuan yang tepat, komunitas dapat meningkatkan potensi mereka dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Program ini patut dicontoh oleh komunitas lain yang ingin mengembangkan budidaya tanaman hidroponik dan meningkatkan potensi wisata
pertanian di wilayah mereka.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN turut menyerahkan hasil rancangan desain pertanian hidroponik KWT RT 28. Desain ini merupakan hasil perwujudan dari program KKN yang berfokus pada "Pengembangan Infrastruktur Berbasis Lansekap". Meskipun desain ini telah direalisasikan sebagian, masih ada beberapa bagian yang belum terealisasi sepenuhnya. Oleh karena itu, mahasiswa KKN memberikan dokumen hasil desain tersebut sebagai panduan bagi KWT RT 28 untuk menyelesaikan realisasi desain secara keseluruhan.
Diharapkan dengan adanya acuan desain tersebut dapat membantu KWT RT 28 dalam mengelola infrastruktur pertanian secara lebih optimal di masa depan. Desain ini dirancang dengan cermat untuk menciptakan lingkungan hidroponik yang bersih, aman, dan sehat.
Transformasi hidroponik Kelompok Wanita Tani (KWT) RT 28 Sepinggan Raya menjadi inspirasi bahwa perubahan positif dapat terjadi dengan kolaborasi, dedikasi, dan tekad yang kuat. Kisah ini menunjukkan bahwa dengan semangat juang dan kerja sama, komunitas dapat mengubah mimpi menjadi kenyataan dan membuka peluang baru untuk masa depan yang lebih cerah.
1. Peningkatan Infrastruktur: Pembangunan pagar baru dan perbaikan infrastruktur meningkatkan keamanan dan estetika lingkungan, melindungi tanaman dari gangguan hewan ternak.
2. Peningkatan Produktivitas Pertanian: Area yang lebih bersih dan tertata meningkatkan produktivitas pertanian hidroponik, membantu KWT menghasilkan lebih banyak sayuran berkualitas tinggi.
3. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani: KWT mendapatkan dukungan teknis dan fisik, meningkatkan keterampilan bercocok tanam dan pengelolaan lahan.
4. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan: Masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan manfaat pertanian hidroponik.
5. Peningkatan Pariwisata Lokal: Perbaikan infrastruktur membuat lahan hidroponik lebih menarik bagi wisatawan, meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi lokal.
6. Pengembangan Keterampilan Mahasiswa: Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktis dalam manajemen proyek, kerja tim, dan interaksi dengan masyarakat.
7. Penguatan Solidaritas dan Kerjasama: Kegiatan ini memperkuat ikatan antara mahasiswa dan masyarakat, menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas.
8. Dampak Ekonomi Positif: Peningkatan hasil pertanian dan pariwisata lokal membawa dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
9. Pengembangan Potensi Lokal: Mengoptimalkan sumber daya lokal untuk mencapai kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan.
10. Dukungan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Program ini mempromosikan praktik pertanian ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya yang efisien.