Kawasan Wisata Hutan Meranti terletak di Jl. Giri Rejo II, RT 32, KM. 15, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Wisata ini merupakan ide serta inisiatif dari masyarakat setempat yang ingin mengembangkan desa dengan mengelola tanaman meranti menjadi destinasi wisata. Menurut RT/RW Kota Balikpapan Tahun 2012-2032 Kawasan Hutan Meranti termasuk dalam Hutan Lindung Sungai Manggar yang merupakan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan. Kawasan ini memiliki sumber daya alam yang melimpah yang bisa menjadi potensi ekonomi dimana di sekitar kawasan ini terdapat banyak jenis pohon lainnya yang dapat diolah menjadi kebutuhan bangunan, souvenir dan lain sebagainya. TIM KKN K1 mendapatkan ide untuk mengolah batang pohon menjadi souvenir, terkhusus jenis pohon laban serta membuat desain rumha lamin sebagai salah satu daya tarik pengunjung Wisata Hutan Meranti.
Pohon Laban (Vitex pubescens Vahl) adalah jenis pohon dari famili Lamiaceae yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Timur. Jenis ini tersebar di beberapa negara seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, China, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, Indonesia, dan Filiphina. Kayu dari pohon laban termasuk jenis kayu yang memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi, oleh karena itu jenis kayu ini cocok diolah menjadi souvenir gantungan kunci. Gantungan kunci ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta daya tarik pengunjung Wisata Hutan Meranti.
Rumah lamin merupakan salah satu rumah adat khas Kalimantan. TIM KKN K1 telah membuat desain rumah lamin dan telah memperhitungkan Rencana Anggaran Biaya Rumah Lamin. Desain inilah yang kemudian akan digunakan oleh pihak Meranti untuk konstruksi guna menarik wisatawan. Rumah Lamin di desain modren namun tidak menghilangkan ciri khas atap pelana dan material khas Rumah Lamin. Rencananya, struktur pendukungnya akan terbuat dari kayu ulin dengan balok menggunakan hasil penelitian kayu berbentuk baja kastela. Ruangan-ruangan besar di dalamnya merupakan ruang pertemuan dan koridor - koridornya yang lebar dapat digunakan sebagai aula atau tempat berkumpulnya para wisatawan.
Tahapan kegiatan ini diawali dengan melakukan survei terhadap Wisata Hutan Meranti dan mengumpulkan usulan serta informasi lokasi -lokasi yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan rumah lamin. Kemudian TIM KKN K1 membuatkan desain rumah lamin dan menghitung rencana anggaran biaya yang dimana pembuatan desain ini dilakukan sosialisasi dengan pihak Meranti langsung. Desain inilah nantinya akan digunakan untuk dibangun di tempat Wisata Hutan Meranti. Setelah desain dan RAB selesai, tim KKN K1 melanjutkan penelitian jenis kayu yang digunakan untuk membuat souvenir gantungan kunci. Pihak Meranti membantu tim untuk mencari solusi jenis kayu yang akan digunakan yaitu kayu laban. TIM KKN K1 mulai melakukan pembuatan desain souvenir serta mulai membuat gantungan kunci. 50 gantungan kunci dibuat. Setelah itu, kelompok KKN K1 akan menyelenggarakan workshop pelatihan pembuatan souvenir gantungan kunci dengan tujuan membantu masyarakat sekitar Wisata Hutan Meranti meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan pepohonan di sekitar Wisata Hutan Meranti dengan tujuan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Wisata Hutan Meranti. Tahap terakhir yaitu melakukan penyampaian materi kepada masyarakat setempat tentang kegiatan yang dilakukan tim KKN K1 selama kurang lebih 3 bulan.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di RT 32 Kelurahan Karang Joang merupakan bentuk tindakan langsung mahasiswa untuk dapat bekerja sama dengan masyarakat sekitar dengan cara membuat desain rumah lamin sesuai dengan bidang yang dipelajari oleh masing- masing mahasiswa selama masa perkuliahan. Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menghadapi permasalahan yang muncul sebelum, semasa dan setelah pelaksanaan program KKN.
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan
Mengembangkan infrastruktur di wisata Hutan Meranti dan pemanfaatan sumber daya alam di sekitar seperti limbah kayu Laban untuk dijadikan cinderamata yang dapat menjadi peluang untuk peningkatan ekonomi masyarakat lokal.