Pengembangan Eco Enzyme sebagai Pupuk Cair Organik dalam Mendukung Konservasi Pertanian di Wisata Meranti

  • Ketua Pengabdian: Rizka Ayu Yuniar, S.T., M.T.
  • Tahun Pengabdian: 2024-2025

Deskripsi

Wisata Meranti merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Jl. Girirejo Km. 15, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Tempat wisata ini berdiri pada 12 Mei 2021, dibangun melalui swadaya masyarakat dengan dukungan dari pemerintah kota. Dengan luas area sekitar 74 hektar, Wisata Meranti menjadi salah satu kawasan wisata alam yang cukup besar di Balikpapan dan terus berkembang sebagai ruang rekreasi sekaligus edukasi bagi masyarakat. Hutan meranti yang rimbun dan pemandangan sungai perairan ditambah dengan adanya pasar senggol menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu permasalahan yang terjadi  di Wisata Meranti yaitu terdapat sungai yang tercemar akibat pertumbuhan gulma air (salvinia molesta).  Pertumbuhan yang tidak dapat dikendalikan memiliki dampak negatif terhadap kualitas sumber daya air serta berpotensi mengganggu ekosistem perairan dan kesehatan masyarakat sekitar. Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan tersebut kelompok KKN O1 akan melakukan kegiatan untuk membantu permasalahan tersebut, yaitu akan memanfaatkan limbah sampah organik dan gulma air melalui pembuatan eco-enzyme cairan hasil fermentasi limbah organik yang memiliki fungsi sebagai pupuk cair alami, pembersih ramah lingkungan, dan sabun ramah lingkungan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi pencemaran, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga secara berkelanjutan.

 

Eco-enzyme  dari limbah gulma air dan buah dibuat dengan mencampurkan 3 bagian bahan organik, 1 bagian gula merah, dan 10 bagian air. Campuran ini kemudian difermentasi dalam wadah tertutup selama 90 hari. Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan dan memotong kecil-kecil limbah gulma air serta kulit buah. Pemotongan ini bertujuan untuk mempercepat fermentasi dengan memperbesar area kontak bagi bakteri dekomposer. Setelah itu, bahan organik dimasukkan ke dalam ember, namun tidak sampai memenuhi seluruh volumenya agar ada ruang bagi gas fermentasi. Gula merah ditambahkan sebagai sumber makanan bagi bakteri, lalu campuran diaduk hingga homogen dan wadah ditutup rapat agar tidak terkontaminasi udara luar. Ember ditempatkan di area yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selama dua minggu pertama, tutup ember perlu dibuka sebentar sebanyak dua kali untuk melepaskan gas hasil fermentasi. Setelah proses fermentasi selesai dalam tiga bulan, larutan kemudian disaring untuk mendapatkan eco-enzyme  yang siap digunakan.

 

Gambar 1. Pembuatan Eco-Enzyme

 

 

Hasil fermentasi eco-enzyme yang telah selesai dipanen digunakan sebagai larutan alami untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung. Larutan eco-enzyme ini dicampurkan dengan air dalam perbandingan tertentu, yaitu 1:10 (satu bagian eco-enzyme dan sepuluh bagian air), kemudian disiramkan pada media tanam kangkung secara rutin. Campuran eco-enzyme dan air ini berfungsi memberi nutrisi organik yang dibutuhkan tanaman sekaligus merangsang mikroorganisme di dalam tanah agar tanah menjadi lebih subur dan nutrisi lebih mudah diserap oleh kangkung. Selain itu, eco-enzyme juga membantu memperbaiki kondisi tanah dan membuat tanaman lebih kuat menghadapi serangan hama dan penyakit secara alami. Jadi, menggunakan eco-enzyme hasil fermentasi ini adalah cara yang ramah lingkungan untuk menanam kangkung. Selain membuat tanaman tumbuh lebih baik, cara ini juga menjaga kesehatan tanah agar tetap baik untuk jangka panjang.

 

Gambar 2. Penanaman kangkung dengan Eco-enzyme 

 

 

Kegiatan diawali dengan melakukan survei harga terkait kebutuhan pembuatan papan petunjuk arah di kawasan wisata meranti. Setelah itu, mahasiswa menentukan jenis fasilitas yang perlu diberikan penunjuk arah serta informasi penting yang perlu disampaikan kepada pengunjung. Papan penunjuk dibuat menggunakan material kayu ulin yang dikenal kuat dan tahan terhadap kondisi cuaca. Permukaan papan kemudian diberi lapisan cat pelindung sekaligus pewarna untuk menambah daya tahan dan estetika. Papan-papan ini berfungsi sebagai media informasi penting bagi pengunjung, seperti arah menuju toilet, tempat ibadah, cafe, dan lamin.

 

Gambar 3. Plang Petunjuk

 

 

Eco-enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, sayuran, dan gula, yang mengandung enzim serta senyawa aktif alami. Selain digunakan dalam bidang pertanian, eco-enzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan sabun cair yang ramah lingkungan. Kandungan alaminya mampu membantu menguraikan lemak dan kotoran secara efektif tanpa menimbulkan iritasi pada kulit serta tidak mencemari lingkungan, menjadikannya alternatif yang lebih aman dibandingkan sabun berbahan kimia sintetis. Dalam proses pembuatan sabun, eco-enzyme dicampurkan dengan bahan lain seperti MES (Methyl Ester Sulfonate) yang berfungsi sebagai surfaktan nabati, garam dapur (NaCl) sebagai pengental, air panas sebagai pelarut, essential oil sebagai pewangi alami dan antibakteri, serta amphitol sebagai foam booster yang juga berfungsi melembutkan. Proses pencampuran dilakukan secara bertahap hingga diperoleh sabun cair yang stabil, berbusa cukup, dan efektif untuk penggunaan harian. Pengembangan sabun cair berbasis eco-enzyme ini tidak hanya mendukung program pengelolaan limbah rumah tangga, tetapi juga mendorong penerapan gaya hidup hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 

Gambar 4. Hasil Sabun berbasis Eco-enzyme

 

 

Sebagai lanjutan dari produksi Eco-Enzyme dalam kegiatan KKN, kami membuat label pada setiap botol hasil eco-enzyme. Label ini berisi informasi penting seperti memberitahu apa itu produk eco-enzyme, bahan-bahan yang digunakan (kulit buah/sayuran, air, dan gula), cara penggunaan, serta himbauan penyimpanan eco-enzyme agar tidak disimpan di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Melalui label ini, kami berharap masyarakat dapat menggunakan eco-enzyme dengan tepat dan memahami pentingnya pengelolaan limbah organik secara ramah lingkungan. Selain itu, kami juga menempelkan stiker khusus pada sabun cuci tangan buatan kami yang mengandung eco-enzyme, sebagai bentuk edukasi bahwa cairan ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk ramah lingkungan dan aman digunakan sehari-hari.

 

Gambar 5. Label Produk Eco-Enzyme

 

Gambar 6. Sabun Eco-Enzyme

 

 

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan  eco-enzyme bersama warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengolah limbah organik menjadi produk yang ramah lingkungan dan bermanfaat. Dalam sosialisasi, kami mengenalkan, manfaat, alat dan bahan serta langkah-langkah pembuatan eco-enzyme. Bahan yang digunakan tidak hanya pada sisa buah dan sayur, tetapi juga memanfaatkan gulma air yang banyak ditemukan di wilayah Meranti. Gulma ini, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah pengganggu dimanfaatkan sebagai campuran bahan fermentasi eco-enzyme bersama air dan gula. Setelah pemaparan materi, warga diajak langsung mempraktikkan proses pembuatan eco-enzyme. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik atau limbah rumah tangga dan menerapkan pembuatan eco-enzyme secara mandiri dirumah.

 

Gambar 7. Sosialisasi dan Praktik Pembuatan Eco-Enzyme

 

 

Tim Pelaksana Pengabdi:

1. Rizka Ayu Yuniar, S.T., M.T, Teknik Kimia
2. Dr. Moch. Purwanto, S.Si., M.Si, Teknik Kimia
3. Wahyu Chenita Monicha Sari , 05221041 (Teknik Kimia/FRTI)
4. Andi Putri Ahriani, 05221012 (Teknik Kimia/FRTI)  
5. Ega Febyna Kan, 03221012 (Teknik Mesin/FRTI)    
6. Ajeng Dwi Z, 18221047 (Rekayasa Keselamatan/FRTI)  
7. Rizki Ramadhani, 04221046 (Teknik Elektro/FSTI)
8. Noudy Dwi Saputra, 12221088 (Teknik Industri/FRTI)
9. Yudistira Ade Saktipa, 21221028 (Teknik Logistik/FRTI)
10. Alif Daffa Khairullah, 05201011 (Teknik Kimia/FRTI) 

 


Manfaat

1.Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bermanfaat dalam mengurangi permasalahan pada ekosistem perairan yaitu gulma air di kawasan wisata meranti yang dikelola menjadi eco-enzyme.
 

2.Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah organik berkelanjutan melalui pemanfaatan eco-enzyme sebagai produk ramah lingkungan yang berguna dan bernilai guna.
 

3.Menjadi bahan acuan bagi penelitian berikutnya yang ingin meneruskan mengenai pembuatan bahan dasar eco-enzyme.

 

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya