Salah satu bentuk implementasi kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Institut Teknologi Kalimantan (ITK) adalah melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada periode semester genap tahun 2025, kelompok KKN B4 yang terdiri dari mahasiswa fakultas sains dan teknologi informasi (FSTI) telah melaksanakan program KKN di RT 36 Gang Rakyat, Kelurahan Klandasan Ilir, Kota Balikpapan. Wilayah ini sebagai kawasan permukiman pesisir dengan kondisi sosial-lingkungan yang cukup kompleks, seperti rendahnya kesadaran terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan minimnya dukungan pembelajaran informal bagi anak-anak.
Kegiatan KKN diawali dengan observasi dan diskusi langsung bersama Ketua RT serta warga setempat. Dari hasil pertemuan tersebut, dua isu utama yang disampaikan warga adalah permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan sampah organik dan anorganik di sekitar rumah, serta minimnya kegiatan edukatif bagi anak-anak usia sekolah. Rumah-rumah yang berdiri di atas air dan padatnya pemukiman membuat sampah sering menumpuk di bawah kolong rumah. Berdasarkan hal tersebut, tim KKN merancang dua program utama yang kemudian disetujui dan didukung penuh oleh masyarakat: Program Edukasi Pengelolaan Sampah dan Program Pengajaran Ceria Cendekia.
Program Pengajaran Ceria Cendekia
Program ini menyasar anak-anak dari usia pra-sekolah hingga SMP. Kegiatan dilakukan secara berkala selama tujuh kali pertemuan dengan pendekatan pembelajaran menyenangkan melalui permainan edukatif, cerita bergambar, dan media visual. Materi yang diberikan mencakup dasar-dasar Matematika, IPA, dan PPKn, serta pembentukan karakter anak melalui diskusi dan kuis interaktif. Setiap pertemuan diawali dengan pre-test dan ditutup dengan post-test untuk mengukur perkembangan pemahaman anak. Dari total 55 anak yang terlibat, sebagian besar menunjukkan antusiasme yang tinggi. Evaluasi menunjukkan bahwa sebanyak 7 anak mengalami peningkatan nilai yang signifikan, sementara 3 anak nilai tetap, dan sebagian lainnya belum menyelesaikan post-test karena alasan kehadiran.
Program Pengelolaan Sampah Organik menjadi Pupuk Kompos
Permasalahan utama lingkungan di RT 36 Gang Rakyat adalah menumpuknya sampah organik dan anorganik yang tidak terkelola. Untuk itu, tim KKN menginisiasi sosialisasi dan tata cara pemilahan sampah organik dari dapur rumah tangga untuk dijadikan kompos padat. Proses dimulai dengan kerja bakti warga membersikan lingkungan sekitar, serta mengumpulkan kulit bawang, sisa sayur, dan daun kering sebagai bahan pembuatan kompos. Sampah tersebut difermentasi dengan larutan P4 selama dua minggu, dan hasilnya berupa ±5 liter kompos padat. Kompos digunakan untuk menyuburkan tanaman di lahan sekitar rumah warga, termasuk tanaman herbal seperti kunyit dan jahet.
Pelatihan Daur Ulang Sampah Anorganik dan Ecoprint
Sementara itu, sampah anorganik dimanfaatkan dalam pelatihan daur ulang kreatif dan ecoprint. Ibu-ibu rumah tangga dilibatkan dalam dua kali sesi pelatihan pembuatan kerajinan dari plastik bekas dan satu kali sesi ecoprint dengan teknik pounding. Dari kegiatan ini, dihasilkan 1 karya tempat tisu dari plastik dan 10 tas kain bermotif daun. Produk yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat secara estetis, namun juga berpotensi sebagai produk ekonomi kreatif.
1. Meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap materi pelajaran melalui metode belajar yang menyenangkan dan interaktif.
2. Memberikan wawasan baru kepada warga tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah organik dan anorganik.
3. Menghasilkan pupuk organik yang langsung dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam di lingkungan rumah.
4. Menumbuhkan potensi kreativitas dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah sampah menjadi produk bernilai guna dan ekonomis.
5. Menjadi titik awal untuk mendorong warga membentuk bank sampah mandiri serta melanjutkan kegiatan edukasi oleh relawan lokal dan organisasi mahasiswa ITK lainnya.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi positif dari warga RT 36 Gang Rakyat. Mitra RT, khususnya Ketua RT, aktif terlibat dalam mengoordinasikan warga dan memfasilitasi pelaksanaan program. Ke depan, rencana lanjutan yang telah disepakati bersama meliputi pembentukan bank sampah dan kelanjutan program edukasi oleh relawan mahasiswa atau komunitas lokal. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi contoh pengelolaan lingkungan berbasis komunitas di kawasan pesisir Balikpapan.