Penerapan Lubang Resapan Biopori di Perumahan Mentari Village, Balikpapan Utara, tidak hanya memberikan manfaat ekologis seperti meningkatkan peresapan air dan mengurangi risiko banjir, tetapi juga memiliki dampak positif dalam manajemen sampah organik. Lubang-lubang biopori digunakan sebagai tempat pembuangan sampah organik yang terurai secara alami oleh mikroorganisme tanah, menghasilkan kompos yang dapat digunakan kembali sebagai pupuk organik. Dalam konteks tingkat alih fungsi lahan dan pembangunan yang meningkat, teknologi ini menjadi salah satu strategi efektif dalam menjaga keseimbangan lingkungan perkotaan. Integrasi biopori dalam perencanaan pembangunan perkotaan diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi penduduk lokal dan generasi mendatang.
Gambar 1. Mekanisme dan Fungsi Biopori yang akan dilakukan di Perumahan Mentari Village
Laporan kegiatan KKN ini bertujuan mengatasi tantangan lingkungan di Perumahan Mentari Village, khususnya masalah kurangnya kemampuan tanah menyerap air hujan. Memastikan bahwa teknologi biopori sebagai solusi efektif dan berkelanjutan, kegiatan KKN dimulai dengan pengisian kuesioner oleh warga pada saat pembukaan. Dilakukan pemasangan lubang biopori, pengeboran tanah, membersihkan sampah di Ruang Terbuka Hijau, dan memasukkan sampah organik ke dalam lubang biopori yang telah dibuat. Langkah-langkah ini adalah solusi jangka pendek dan investasi jangka panjang dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Diharapkan memberikan dampak positif berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat setempat, serta menjadi contoh pelestarian lingkungan di perkotaan lainnya.
Dari KKN ini didapatkan sebanyak 16 lubang biopori, biopori tanpa sampah tidak mengalami perubahan berarti dalam struktur tanahnya karena tidak ada bahan organik yang membusuk, biopori yang diisi dengan sampah organik dan cacing, sampah organik memberikan nutrisi tambahan untuk tanah, sementara cacing membantu memecah sampah tersebut menjadi kompos yang berguna dan biopori yang diisi dengan sampah organik dan EM4 dapat membantu dalam proses dekomposisi sampah organik, menghasilkan nutrisi yang bermanfaat bagi tanah.
Pada Perumahan Mentari Village di RT 41, Kelurahan Karang Joang, Kota Balikpapan memiliki kondisi dimana tanah sekitarnya sulit untuk menyerap air dikarenakan tekstur tanah yang keras, sehingga menyebabkan sulitnya air untuk meresap ke dalam tanah dan akhirnya tergenang di atas permukaan tanah. Untuk mengatasi penyerapan air, salah satunya adalah dengan membuat lubang biopori. Prinsip kerja dari lubang biopori ini adalah meningkatkan daya serap tanah terhadap air yang ada di permukaan dengan mengisi lubang tersebut dengan sampah organik. Sampah organik disini bertujuan untuk menghasilkan kompos yang membuat tanah di sekitar menjadi subur karena banyak pori-pori tanah. Tanah yang subur dapat menyerap air yang tergenang atau susah masuk ke dalam tanah yang sebelumnya keras Oleh karena itu, di dalam pengabdian kepada masyarakat ini akan dilaksanakan pembuatan biopori pada Perumahan Mentari Village dengan tahapan mulai dari survei awal, sosialisasi, pelatihan dan pendampingan pembuatan lubang biopori, monitoring dan evaluasi dan pelaporan.
Pembukaan kegiatan KKN di Aula F3 Perumahan Mentari Village menjadi tahap awal kegiatan, dan juga sebuah momentum penting yang berhasil mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proyek ini. Kehadiran dosen pembimbing, Ibu Yani, dan pembimbing lapangan, Pak Christian, tidak hanya sebagai pengawas, melainkan juga sebagai sumber motivasi dan pemandu bagi peserta KKN. Tentu saja, tidak boleh mengabaikan peran penting partisipasi aktif warga sekitar, yang diharapkan menjadi faktor utama kesuksesan pelaksanaan program ini. Pada tahap awal kegiatan, langkah pertama yang diambil adalah melakukan pengumpulan data melalui pengisian kuesioner oleh warga sekitar. Langkah ini menjadi dasar yang sangat penting untuk memahami lebih dalam kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat. Selanjutnya, berdasarkan data yang terkumpul tersebut, kelompok KKN menyusun rencana program kerja (proker) yang akan dilaksanakan selama periode KKN. Proker ini disusun secara cermat dan terstruktur berdasarkan analisis mendalam terhadap kebutuhan dan potensi lingkungan di sekitar Perumahan Mentari Village. Berikut ini merupakan hasil dari kuesioner yang sudah diisi oleh warga :
Gambar 2. Hasil PreTest
Dari hasil pretest sebanyak 2 orang mendapatkan nilai 40, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa responden yang mungkin memiliki pemahaman yang terbatas atau bahkan mungkin kurang tertarik pada konsep biopori. Sebanyak 4 orang mendapatkan nilai 60, hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang biopori, tetapi mungkin ada beberapa area yang masih kurang dalam pemahaman mereka. Sebanyak 5 orang mendapatkan nilai 80, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang biopori. Sebanyak 1 orang mendapatkan nilai 100, responden ini memberikan penilaian tertinggi, menunjukkan pemahaman yang sangat baik tentang konsep biopori.
Gambar 3. Hasil PostTest
Pada hasil posttest, terdapat peningkatan jumlah peserta yang mencapai nilai 80, serta ada tambahan yang mencapai nilai 60. Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah responden berhasil meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep biopori setelah mengikuti program kerja yang diselenggarakan. Kegiatan selanjutnya terbagi menjadi beberapa tahap yang terencana dengan matang. Pada minggu kedua, dimulailah implementasi proker dengan melakukan serangkaian kegiatan seperti pengeboran tanah dan penanaman lubang biopori di titik-titik yang telah ditentukan sebelumnya. Langkah ini menjadi tahap awal yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kemampuan lingkungan dalam menyerap air hujan secara efisien. Selanjutnya, di minggu ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan pengeboran tanah untuk biopori di titik-titik selanjutnya yang telah ditetapkan, dan juga membersihkan sampah di sekitar Ruang Terbuka Hijau. Kebersihan lingkungan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Berikut ini merupakan foto sebelum dan sesudah saat ruang terbuka hijau dibersihkan :
Gambar 4. RTH sebelum dan sesudah dibersihkan
Masuk ke minggu keempat, fokus utama kegiatan adalah menyelesaikan pemasangan biopori dengan melanjutkan pengeboran tanah di titik lain, dilanjutkan dengan pemotongan pipa dan kawat untuk pegangan di dop pipa. Tahapan ini menjadi prioritas dalam memastikan keberhasilan instalasi biopori dan menjaga kualitas lingkungan sekitar. Pada minggu kelima, tahap penyelesaian pekerjaan dilakukan dengan melakukan penyemenan pada titik lain di pinggiran biopori yang tersisa, dan juga dengan memasukkan sampah organik ke dalam biopori sebagai langkah terakhir dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Sampai di minggu ke 5 kegiatan KKN ini, sudah didapat lubang biopori sebanyak 16 lubang. Dari 16 titik, ada 3 titik yang tidak sampai kedalaman 1 meter dikarenakan terdapat batu. Sehingga, untuk titik tersebut kedalamannya sekitar kurang lebih 70 cm. Semua tahapan ini dijalankan dengan penuh komitmen dan keseriusan untuk mencapai tujuan utama dari program KKN ini. Selama pelaksanaan KKN, berbagai data dan pengamatan penting telah diperoleh. Data jumlah lubang biopori yang berhasil dibuat dan jumlah sampah organik yang dimasukkan ke dalam biopori.
Pada minggu keenam, dilakukan langkah penting dalam pemeliharaan lubang biopori dengan memasukkan media tambahan yang terdiri dari EM4. Selain itu, juga dimasukkan cacing tanah ke dalam lubang biopori. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan media yang paling cocok dan efektif digunakan untuk mengisi biopori. Apakah biopori lebih baik tanpa sampah, menggunakan sampah organik berupa daun, sampah organik dari sisa makanan, campuran sampah daun dan sisa makanan, campuran keduanya dengan tambahan EM4, atau campuran keduanya dengan tambahan cacing.
Gambar 5. Persiapan Larutan EM4
Selanjutnya, akan dilakukan monitoring terhadap lubang biopori yang telah diisi dengan berbagai media, termasuk yang telah ditambahkan dengan EM4 dan cacing. Monitoring ini bertujuan untuk mengamati dan mencatat perubahan serta perkembangan yang terjadi dalam lubang biopori, sehingga dapat ditentukan efektivitas dari masing-masing media yang digunakan.
Penjelasan dari masing-masing bagian dari tabel tersebut yaitu :
1. Biopori tanpa sampah tidak mengalami perubahan berarti dalam struktur tanahnya karena tidak ada bahan organik yang membusuk. Hal ini dapat menyebabkan air menggenang di dalamnya karena tanah tidak memiliki peningkatan alami yang biasanya disebabkan oleh proses pembusukan bahan organik.
2. Biopori yang diisi dengan sampah organik dan cacing, sampah organik memberikan nutrisi tambahan untuk tanah, sementara cacing membantu memecah sampah tersebut menjadi kompos yang berguna. Hal ini membuat tanah lebih subur dan lebih mudah menyerap air hujan, mengurangi risiko terjadinya genangan air di dalam biopori.
3. Biopori yang diisi dengan sampah organik dan EM4 dapat membantu dalam proses dekomposisi sampah organik, menghasilkan nutrisi yang bermanfaat bagi tanah. Hal ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan membantu dalam penyerapan air, dan mengurangi kemungkinan genangan air di dalam biopori.
Pada minggu ketujuh, kelompok KKN 1R melakukan kegiatan penutupan KKN yang dihadiri oleh dosen pembimbing, Ibu Yani, dan warga Perumahan Mentari, dan kegiatan tersebut dilakukan di aula F3 dan ditempat lokasi biopori.
Adapun manfaatnya yaitu sebagai berikut:
1. Memahami bahwa biopori merupakan konsep sederhana namun efektif untuk meningkatkan penyerapan air hujan ke dalam tanah, mengurangi resiko banjir, serta memperbaiki kesehatan tanah akibat sampah organik dan dimasukkan kedalam biopori yang nantinya akan berproses menjadi pupuk.
2. Menjadi bahan acuan bagi pengabdian berikutnya serta siapapun yang ingin membuat biopori secara mandiri dan meneruskan mengenai pembuatan biopori ini di tempat tempat yang sekiranya mudah terkena banjir atau ingin membuat kualitas tanahnya menjadi bagus.
3. Hasil pengabdian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi tempat tempat yang sekiranya mudah terkena banjir agar bisa menerapkan biopori ini.