Penerapan Filter Air Untuk Santri Pesantren Al Banjari Balikpapan

  • Ketua Pengabdian: Adi Mahmud Jaya Marindra, S.T., M.Eng., Ph.D.
  • Tahun Pengabdian: 2023

Deskripsi

Di tengah keindahan alam dan ketenangan yang melingkupi Pesantren Al Banjari di Km 19 Balikpapan, tersembunyi sebuah tantangan serius: kualitas air yang buruk, sebuah masalah yang telah lama mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan para santri dan pembina di pesantren ini. Air, sebagai sumber kehidupan, seharusnya menjadi penopang utama kesehatan dan kesejahteraan, namun di sini, ironisnya, menjadi sumber kekhawatiran. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah tim pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin oleh Adi Mahmud Jaya Marindra, S.T., M.Eng., Ph.D., dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK), telah mengambil inisiatif mengembangkan filter air pada tahun 2023. Filter ini dirancang untuk tidak hanya menyaring kotoran dan kontaminan, tapi juga untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber air bersih. Inisiatif ini merupakan langkah maju dalam menjamin akses terhadap air bersih bagi warga Pondok Pesantren Al Banjari, sekaligus menjadi contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi sederhana dapat diaplikasikan dalam penyelesaian masalah nyata di masyarakat.

 

Air, sebagai sumber kehidupan yang esensial, memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dengan kualitasnya yang berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Di Ponpes Al Banjari KM 19 Balikpapan, kami menemukan bahwa sumber air yang digunakan santri dan pembina, yang mayoritas berasal dari kolam, hujan, dan sumur bor, seringkali keruh dan terkontaminasi oleh tanah, lumpur, serta mineral berlebih yang berpotensi berbahaya seperti timbal, serta bakteri merugikan seperti Salmonella dan E. Coli. Hal ini tidak hanya menyebabkan risiko penyakit seperti tipes dan diare, tetapi juga iritasi kulit yang umum terjadi akibat penggunaan air dengan kualitas rendah untuk mandi dan mencuci. Kondisi ini sangat kontras dengan standar baku pengelolaan kualitas air yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001, yang menuntut air bersih harus memenuhi kriteria fisik, kimia, dan bakteriologis tertentu. Tantangan utama di sini bukan hanya kurangnya akses ke air PDAM, tetapi juga topografi ponpes yang terisolasi dan dikelilingi perbukitan, membuat sulitnya memperoleh air berkualitas layak. Oleh karena itu, penanganan dan pengolahan air yang efektif menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan warga Ponpes Al Banjari.

 

Dalam menghadapi tantangan kualitas air di Ponpes Al Banjari, kami mengadopsi pendekatan manajemen air yang holistik, fokus pada transformasi dan peningkatan kualitas air melalui teknik filtrasi inovatif. Kami mengembangkan filter yang terdiri dari berbagai lapisan bahan alami seperti pasir zeolit, arang, ijuk, dan batu koral, yang efektif dalam menangkap dan mengurangi kontaminan dari sumber air. Lapisan tambahan berupa spons dan jaring tidak hanya memperkuat efisiensi penyaringan tetapi juga memudahkan proses pemeliharaan dan penggantian bahan. Pendekatan ini tidak hanya menghasilkan air yang lebih bersih dan aman untuk konsumsi dan keperluan sehari-hari para warga ponpes, tetapi juga memberikan peluang pembelajaran bagi mereka mengenai pentingnya pengolahan air. Kami terus melakukan eksperimen dan penyesuaian dalam desain filter ini, berupaya mencapai efisiensi maksimal dalam penyaringan, sekaligus memberikan edukasi kepada warga ponpes tentang proses persiapan dan pemeliharaan bahan alami yang digunakan, serta mengoptimalkan setiap lapisan filter untuk menjamin hasil penyaringan yang optimal.

 

Gambar 1. Urutan Layer Dalam Filter

 

Kami menggunakan bak sampah berdiameter 1.2 meter dan tinggi 0.75 meter sebagai wadah filter, dengan bagian atas yang terbuka dan lubang berdiameter sekitar 30 cm (¼ dari diameter bak) pada bagian bawah untuk menjaga aliran air dan meminimalisir beban filtrasi. Lapisan filter kami susun mulai dari spons setebal 3 cm, dilapisi spons tipis 1 cm untuk memudahkan maintenance, diikuti oleh pasir zeolit setebal 5 cm. Lapisan selanjutnya adalah arang dengan ketebalan 10 cm, yang juga dilapisi spons, lalu ijuk setebal 10 cm, dan terakhir kerikil setebal 5 cm sebagai filter terbesar sekaligus pemberat, semua disusun dengan jaring sebagai pemisah antar lapisan. Desain ini memungkinkan pengurangan kekeruhan hingga 65%, menghasilkan air yang lebih jernih meskipun masih terdapat aroma kaporit dan Total Dissolved Solids (TDS) berada di kisaran 45-75 ppm. Setiap lapisan filter ini diperkirakan bertahan 1-2 bulan ketika digunakan untuk menyaring air keruh, setelah itu perlu penggantian spons atau pencucian dan pengeringan bahan untuk menghilangkan kandungan air dan residu pengotor yang menempel.

 

Gambar 2. Pengaplikasian Filter pada Penampungan Sumur Bor dan Bak Mandi Santri

 

Dua unit filter, keduanya berukuran sama dengan diameter 60 cm dan tinggi 75 cm, telah dipasang pada dua lokasi berbeda di Ponpes Al Banjari. Filter pertama ditempatkan di sumber sumur bor untuk menyaring air utama yang digunakan oleh warga ponpes, terutama untuk keperluan dapur. Filter ini diletakkan di atas penampungan yang telah diisolasi dengan semen, dilengkapi dengan katup berukuran 1x1.5 meter, yang berfungsi sebagai pintu masuk air. Katup tersebut disesuaikan agar sesuai dengan diameter lubang masuk dari filter. Sementara itu, filter kedua dipasang di bak mandi santri, yang telah dilengkapi dengan penyangga setinggi 3 meter, disesuaikan dengan kedalaman bak mandi. Penyangga tersebut terbuat dari besi siku dengan ketebalan 1.2 mm, yang dirancang untuk menahan beban filter. Tujuan utama dari pemasangan filter ini adalah untuk meningkatkan kualitas air yang digunakan para santri untuk mandi dan mencuci, sehingga dapat menghindari masalah gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya. Selain itu, penyangga tambahan akan dipasang untuk memaksimalkan efektivitas proses filtrasi di bak pemandian utama yang digunakan oleh santri di Ponpes Al Banjari.       


Manfaat

1. Mengajarkan kepada warga Ponpes Al Banjari untuk senantiasa menjaga kebersihan terutama penggunaan air bersih dalam keperluan sanitasi yang layak.
2. Menyediakan air yang layak bagi warga Ponpes Al Banjari untuk mengubah air tanah yang ada menjadi air yang aman untuk digunakan untuk keperluan sanitasi.
3. Mengaplikasikan teknik penyaringan menggunakan filter dari bahan alami yang mudah dipahami baik dalam merangkai, penggunaan, dan juga proses perawatan oleh warga Ponpes Al Banjari.
4. Menjadi bahan acuan untuk kegiatan serupa dalam pengolahan air bersih dalam pengembangan terkait desain alat dan juga bahan alami yang digunakan.

 

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya