Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan di Perumahan Bukit Batakan Permai II, Kota Balikpapan, sebagai solusi atas keterbatasan ketersediaan air bersih. Wilayah ini memiliki potensi curah hujan tinggi yang dapat dimanfaatkan melalui sistem rainwater harvesting (RWH).
Pelaksanaan dilakukan melalui beberapa tahap: survei lokasi, perencanaan sistem penampungan dan filtrasi, instalasi unit penyaring, serta edukasi kepada warga mengenai cara pemeliharaan sistem. Unit filtrasi terdiri dari kerikil, pasir silika, arang aktif, dan kain filter, yang berfungsi untuk meningkatkan kejernihan air hujan dan menurunkan kandungan zat terlarut.
Hasil pengujian menunjukkan: pH air hujan menurun dari 7,85 menjadi 7,64, dan nilai TDS sedikit menurun dari 0,162 menjadi 0,161 mg/L, menunjukkan peningkatan kualitas air menjadi lebih netral dan aman digunakan. Untuk fluktuasi nilai pH dan TDS secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan pH dan TDS Sebelum dan Sesudah Filtrasi pada Sistem Rain Harvesting

Gambar 2. Hasil pre-test dan post-test kegiatan Inovasi Sosial PMMD Rainwater Harvesting pada Perumahan Bukit Batakan Permai II
Hasil kegiatan edukasi mengenai sistem Rainwater Harvesting (RWH) yang ditunjukkan pada Gambar 2 memperlihatkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat di Perumahan Bukit Batakan Permai II setelah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi sistem filtrasi air hujan. Berdasarkan hasil Pre-Test, sebagian besar peserta telah memahami konsep dasar RWH. Namun, masih terdapat kesalahpahaman pada pernyataan “air hujan dapat langsung digunakan tanpa proses pengolahan”, di mana hanya sekitar 70,3% responden yang menjawab benar. Setelah pelaksanaan edukasi, terjadi peningkatan pemahaman pada pertanyaan tersebut menjadi 74,4% responden yang menjawab benar.
Empat pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan fungsi sistem RWH, pentingnya filtrasi, serta tujuan penyaringan air hujan menunjukkan tingkat pemahaman yang sangat tinggi baik pada saat pre-test maupun post-test, yaitu berkisar antara 97 hingga 100% peserta menjawab benar. Hasil ini menegaskan bahwa masyarakat telah memahami prinsip dasar pengelolaan air hujan dengan baik, sementara kegiatan edukasi berperan memperkuat kesadaran terhadap pentingnya proses filtrasi dalam menjamin kualitas air hujan agar layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Secara keseluruhan, hasil yang ditunjukkan pada Gambar 2 mengindikasikan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penerapan sistem rainwater harvesting serta mendorong partisipasi aktif warga dalam pengelolaan sumber daya air secara mandiri dan berkelanjutan di lingkungan perumahan.
Tim Pelaksaan Pengabdian:
1. Afif Taufiiqul Hakim, S.T., M.Sc. (Teknik Sipil/Teknik Sipil dan Perencanaan)
2. Dwi Aneka Kartini, S.T., M.T. (Teknik Sipil/Teknik Sipil dan Perencanaan)
3. Fegy Sukris Sri Andriany, M.Ak. (Bisnis Digital/Jurusan Teknik Elektro, Informatika dan Bisnis)
1. Menyediakan solusi alternatif ketersediaan air bersih di kawasan perumahan dengan memanfaatkan air hujan.
2. Meningkatkan kualitas air hujan melalui sistem filtrasi sederhana agar memenuhi standar air bersih.
3. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan dan pemeliharaan sistem rainwater harvesting (RWH).
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.