Pembuatan Trash Boom Melalui Pemberdayaan Sekolah Pantai Indonesia (SPI) Untuk Menanggulangi Sampah Pantai Secara Berkelanjutan

  • Ketua Pengabdian: Riki Herliansyah, S.Si., M.Stats., Ph.D
  • Tahun Pengabdian: 2025

Deskripsi

Permasalahan sampah plastik di pesisir Balikpapan semakin meningkat akibat aliran sungai yang membawa limbah domestik ke laut. Untuk mengatasi hal tersebut, tim mahasiswa ITK bersama Sekolah Pantai Indonesia (SPI) melaksanakan program inovasi sosial berupa pembuatan dan pemasangan Trash Boom, yaitu penghalang apung sederhana yang berfungsi menangkap sampah sebelum mencapai pantai. Trash Boom dirakit menggunakan bahan lokal seperti selang PVC/spiral, styrofoam, jaring nilon, pemberat beton, dan tali tambang, sehingga mudah dibuat, terjangkau, dan dapat dirawat secara mandiri oleh masyarakat. Pemasangan alat ini membantu memusatkan sampah di satu titik sehingga mempermudah pengambilan dan mengurangi pencemaran laut. Selain pembuatan alat, program ini mencakup sosialisasi pengelolaan sampah, pelatihan perawatan Trash Boom, dan rebranding media sosial SPI. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak sampah pesisir, membangun kemampuan volunteer SPI dalam operasional trash boom, serta memperkuat peran SPI sebagai komunitas peduli lingkungan. Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah pesisir yang praktis, murah, dan berkelanjutan serta dapat direplikasi di wilayah pesisir lain.

 

 

Gambar 1. Trashboom  
 

Proses pembuatan Trash Boom diawali dengan penyiapan komponen utama berupa selang PVC atau selang spiral yang berfungsi sebagai pelampung. Selang tersebut kemudian diisi dengan styrofoam padat untuk memastikan daya apung yang stabil meskipun berada di perairan dengan arus yang berubah-ubah. Setelah pelampung siap, tim merakit jaring nilon dengan kedalaman tertentu sebagai elemen penahan sampah. Jaring ini dipasang kokoh pada bagian bawah pelampung sehingga mampu menangkap berbagai jenis sampah yang terbawa arus, baik yang berukuran kecil maupun sedang. Untuk menjaga agar jaring tidak terangkat ke permukaan ketika terkena tekanan arus, dibuat pemberat beton dengan pengait besi yang dipasang pada beberapa titik. Seluruh komponen  pelampung, jaring, dan pemberat. Kemudian dirangkai menjadi beberapa segmen yang dihubungkan menggunakan konektor besi agar membentuk satu rangkaian Trash Boom yang kuat, fleksibel, dan mudah dirawat dalam jangka panjang.
 

Setelah seluruh rangkaian siap, proses instalasi dilakukan di kawasan Sekolah Pantai Indonesia (SPI). Pemasangan dilakukan dengan mempertimbangkan arah arus dan pola pergerakan sampah agar Trash Boom dapat berfungsi secara optimal. Tim menempatkan alat secara perlahan sambil memastikan setiap segmen mengapung stabil dan jaring tergantung pada kedalaman yang tepat. Tahap ini memerlukan koordinasi yang baik karena kondisi perairan dapat berubah setiap saat, sehingga penyesuaian kecil perlu dilakukan di lapangan.
 

Sesaat setelah pemasangan selesai, efektivitas Trash Boom mulai terlihat secara langsung. Arus laut yang sebelumnya membawa sampah menuju area pantai kini tertahan oleh rangkaian pelampung dan jaring yang terpasang. Berdasarkan pengamatan awal di lokasi, beberapa sampah mulai mengumpul pada bagian jaring hanya dalam hitungan menit setelah alat terpasang. Hal tersebut menunjukkan bahwa desain Trash Boom yang dibuat telah sesuai dengan karakteristik perairan setempat dan mampu menangkap sampah sebelum mencapai garis pantai. Dokumentasi kegiatan memperlihatkan tim sedang melakukan pengecekan akhir untuk memastikan seluruh sambungan kuat, posisi jaring berada pada kedalaman yang stabil, serta alat dapat beroperasi dengan baik dalam jangka panjang. Hasil awal ini sekaligus memperkuat bahwa Trash Boom memiliki potensi besar sebagai solusi penahan sampah pesisir yang sederhana, efektif, dan dapat dioperasikan oleh komunitas lokal.

 

 

Gambar 2. Pembuatan Trashboom 
 

Selain kegiatan utama berupa pembuatan dan pemasangan Trash Boom, program ini juga dilengkapi dengan kegiatan tambahan yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat pesisir. Salah satu kegiatan tersebut adalah sosialisasi mengenai fungsi, manfaat, serta mekanisme kerja Trash Boom kepada para volunteer SPI dan masyarakat setempat. Sosialisasi ini menjadi penting karena keberlanjutan operasional Trash Boom sangat bergantung pada partisipasi aktif komunitas dalam melakukan pemeliharaan dan pemantauan harian. Melalui sesi ini, peserta diperkenalkan pada prinsip kerja alat, cara melakukan pembersihan rutin, serta tindakan yang perlu dilakukan apabila ditemukan kerusakan pada segmen pelampung atau jaring.
 

Selanjutnya, untuk menumbuhkan kreativitas dan mempromosikan konsep ekonomi sirkular, dilakukan pula kegiatan pembuatan gantungan kunci dari sampah laut yang dikumpulkan di kawasan pesisir SPI. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam mengolah limbah menjadi produk bernilai guna. Sampah plastik yang telah dibersihkan diproses menggunakan alat daur ulang sederhana hingga menjadi material kecil yang kemudian dicetak menjadi berbagai bentuk gantungan kunci. Dokumentasi kegiatan menunjukkan antusiasme peserta, terutama para remaja dan volunteer SPI, dalam mengikuti seluruh tahapan mulai dari pengenalan alat daur ulang, pemilahan sampah, pencetakan produk, hingga hasil akhir gantungan kunci yang siap digunakan. Melalui kegiatan tambahan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami bahwa sampah yang tertahan oleh Trash Boom memiliki potensi untuk diolah kembali, sehingga tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga membuka peluang aktivitas produktif bagi komunitas pesisir.

 

 

Gambar 3. Sosialisasi dan Pelatihan
 

 

Tim Pelaksana Pengabdian:

  1. Riki Herliansyah, S.Si., M.Stats., Ph.D (Statistika/JSAD)
  2. Ocarosen Simbolon (Statistika/FSTI)
  3. Achmad Zaki Zaidan (Sistem Informasi/FSTI)
  4. Aditya Laksamana P Butar Butar (Sistem Informasi/FSTI)
  5. Adonia Azarya Tamalonggehe (Sistem Informasi/FSTI)                                          
  6. Anjas Geofany Diamare (Sistem Informasi/FSTI)
  7. Ariel Itsbat Nurhaq (Sistem Informasi/FSTI)
  8. Chelsy Olivia (Sistem Informasi/FSTI)
  9. Dzaky Rasyiq Zuhair  (Sistem Informasi/FSTI)
  10. Fikri Ahmad Riza (Statistika/FSTI)
  11. Rani Ayu Dewi (Sistem Informasi/FSTI)

Manfaat

1. Meningkatkan efektivitas penanggulangan sampah pantai dengan mencegah sampah dari sungai masuk ke laut melalui pemasangan Trash Boom di area pesisir Sekolah Pantai Indonesia.

 

2. Memberikan edukasi lingkungan kepada masyarakat dan pelajar tentang pengelolaan sampah organik–anorganik, dampak sampah terhadap ekosistem pantai, dan pentingnya tindakan preventif dari hulu.

 

3. Meningkatkan kapasitas volunteer dan pengelola SPI dalam operasional, perawatan, serta perbaikan Trash Boom secara mandiri.

 

4. Menghasilkan model inovasi sosial berbasis teknologi sederhana yang dapat direplikasi di wilayah pesisir lain di Kota Balikpapan dan Indonesia.

 

5. Mendukung upaya ekonomi sirkular melalui pemanfaatan sampah yang tertangkap Trash Boom untuk disalurkan ke bank sampah SPI sebagai pendapatan alternatif bagi masyarakat pesisir.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya