Pembuatan Pakan Ikan dan Pembudidayaan Maggot Sebagai Bahan Baku Alternatif Pakan Ikan di Kampung Kamal”

  • Ketua Pengabdian: Ricky Mathius | Anggota: Esty Purwati, Theresia Venesa S, Danang Windaryoko, Donan Perisai, Jheskia Ardito S, Muhammad Rahman, Sukma Alief T.H
  • Tahun Pengabdian: 2024

Deskripsi

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya perikanan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan, dalam usaha budidaya ikan diperlukan pakan yang cukup untuk pertumbuhannya. Keberhasilan usaha budidaya sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang berkualitas. Pemanfaatan bahan pakan hingga saat ini belum tertanggulangi, dalam arti kompetensi antara pangan dan pakan masih terus berlanjut terutama pakan sebagai sumber protein, sehingga menimbulkan dilema bagi pembudidaya. Maggot merupakan salah satu alternatif pakan hewan yang bisa digunakan sebagai pengganti MBM. Seperti yang diketahui dari beberapa penelitian yang dilakukan bahwa kandungan protein pada maggot cukup tinggi. Hal tersebut menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah di Kampung Kamal mengenai budidaya ikan dimana harga dari pakan yang cukup tinggi. Tim KKN F2 ITK melakukan serangkaian kegiatan seperti pembuatan kandang maggot sebagai tempat budidaya, pelatihan budidaya maggot, serta pengolahan membuat maggot kering.

 

Gambar 1. Pembuatan Kandang Maggot

Program kerja pertama yang dilakukan adalah pembuatan kandang maggot bersama dengan beberapa warga kampung kamal. Pembuatan kandang memerlukan waktu sekitar 3-4 hari pembuatan. Kandang dibuat menggunakan beberapa bahan utama seperti kayu, seng, dan jaring dengan kerapatan yang sangat kecil. Selama proses pembuatan kandang, dibuat juga rak sebagai tempat berkembang biak maggot. Kandang terdiri dari 2 ruangan yaitu ruangan untuk lalat dan juga kandang untuk larva. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah pelatihan budidaya maggot serta membuat maggot kering.

 

Gambar 2. Pelatihan Budidaya Maggot

Pelatihan yang dilakukan tim KKN F2 dihadiri oleh beberapa warga Kampung Kamal. Dalam pelatihan tersebut dijelaskan bagaimana cara membudidayakan maggot dari telur maggot hingga menjadi lalat dewasa. Pada umumnya satu siklus terjadi selama 40 - 43 hari. Selain itu juga disediakan alat pengayak untuk memisahkan maggot dari kotorannya sebelum diolah menjadi maggot kering. Maggot yang telah diayak akan langsung disangrai menggunakan api sedang. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah usia simpan dari maggot. Mengeringkan maggot juga berfungsi untuk mempertahankan kandungan nutrisi maggot.


Manfaat

  1. Pengenalan terhadap warga kampung kamal dan pembaca artikel tentang maggot yang dapat dijadikan alternatif bahan baku untuk pakan ikan.
  2. Mengetahui proses bagaimana budidaya maggot dan manfaat yang diperoleh terhadap lingkungan yang dapat mengurai limbah organik serta meningkatkan perekonomian warga dari produk maggot yang dihasilkan.
  3. Hasil konsep pengabdian masyarakat ini dapat diaplikasikan dan diadaptasi oleh daerah lain sebagai contoh yang efektif dan berkelanjutan dalam mengelola limbah organik.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya