Kompetisi Sains Madrasah (KSM) merupakan salah satu kompetisi sains populer di kalangan santri pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Kompetisi tersebut juga merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Kompetisi ini pada hakikatnya menjadi wadah untuk mendapatkan dan mengembangkan santri bertalenta dalam sains sejak dini, mendorong semangat pemerataan prestasi, serta menciptakan atmosfer berolimpiade dan berprestasi agar memiliki daya saing secara sehat sekaligus mampu meningkatkan kemampuan dalam bidang sains. Perbedaannya adalah soal-soal sains yang diberikan dalam KSM tidak hanya mencakup persoalan matematika atau sains secara murni, tetapi juga mencakup elaborasi dengan konteks yang ada dalam Al-Qur’an serta mencakup penerapan terhadap konsep-konsep muamalah seperti zakat, sedekah, warisan, dll. Lebih lanjut, KSM merupakan salah satu wadah integrasi pendidikan agama dan sains itu sendiri.
Berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya di Pulau Jawa yang selain mendapatkan persiapan dari sekolah juga mendapatkan pelatihan dari berbagai lembaga-lembaga pembinaan olimpiade yang membuat mereka berakselerasi lebih jauh tiap tahun, sekolah-sekolah di Balikpapan secara umum belum memiliki banyak infrastruktur tersebut. Keterbatasan sumber daya manusia yang memadai dalam membina serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi KSM menjadi salah satu bentuk persoalan yang dihadapi. Hal ini bisa mengakibatkan gap yang ada semakin jauh. Padahal bisa saja ada banyak talenta muda di Kalimantan Timur khususnya Balikpapan yang setara dengan talenta lain di kancah nasional. Oleh karena itu, sangat penting bagi sekolah-sekolah di Balikpapan untuk bisa memperoleh bekal awal yang sama, baik berupa pelatihan intensif atau ketersediaan sarana prasarana yang mampu menunjang persiapan dan pembinaan peserta.
Pemberian pembelajaran intensif kepada santri MIN 1 Balikpapan untuk bidang Matematika pada bulan Januari-Juni 2023 sebagai Langkah awal untuk mempersiapkan KSM. Materi yang diajarkan terdiri dari aritmatika, toeri bilangan, barisan, deret yang termuat dalam silabus perlombaan yaitu Matematika Integrasi. Pembelajaran intensif dilakukan selama 16 minggu dengan empat kali evaluasi untuk mengukur kemampuan dan perkembangan santri dalam materi Matematika Integrasi. Hasilnya dari pengabdian ini santri-santri lebih berpengalaman mengerjakan soal matematika terintegerasi, dan meningkatkan rasa penasaran akan belajar matematika lebih lanjut. Namun, santri-santri MIN 1 Balikpapan belum lolos ke tahap provinsi. Diharapkan semangat belajar ini bisa berlanjut untuk lomba-lomba lain yang setara sehingga untuk KSM tahun depan akan lebih siap.
Mengedukasi santri MIN 1 Balikpapan Materi Matematika Integrasi untuk Mempersiapkan KSM