KKN ini berlokasi di Jl. Soekarno Hatta RT 37 No. 17, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, yaitu Kebun Melon Sumber Berkah. Kebun ini sendiri diasosiasikan oleh ketua RT. 37 untuk memanfaatkan lahan dan melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat demi menopang ekonomi warganya di masa pandemi Covid-19. Tidak hanya tanaman melon, kebun ini memiliki berbagai macam tanaman seperti cabai, tomat, jagung, dan lain-lain. Selain sebagai sumber pangan, kebun melon ini juga dijadikan sebagai tempat wisata edukasi. Pengunjung bisa belajar tentang budidaya melon dan menikmati hasil panen secara langsung.
Permasalah pertama yang terdapat pada kebun melon ini yaitu belum mempunyai mesin pencacah rumput yang digunakan untuk membantu pembuatan pupuk. Maka, peneliti melakukan pembuatan mesin pencacah rumput agar kegiatan bertani menjadi lebih produktif dan efisien serta dapat menghemat waktu dan tenaga para petani. Dengan adanya mesin ini, petani dapat menangani volume bahan yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat, meningkatkan skala produksi kompos atau pakan ternak. Mesin pencacah rumput ini juga dapat membantu mengolah limbah organik seperti sisa tanaman, jerami dan rumput menjadi bahan yang lebih berguna, mengurangi penumpukkan limbah di lahan pertanian. Dengan mengurangi limbah yang terbuang, ini membantu mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan memperbaiki manajemen limbah pertanian. Rumput dan limbah organik yang telah dicacah menjadi partikel yang lebih kecil akan lebih mudah terurai menjadi kompos sehingga menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Mesin pencacah ini terbuat dari logam yang kokoh untuk memastikan ketahanan terhadap beban kerja yang berat. Dengan memilih mesin yang tepat berdasarkan kebutuhan spesifik, memperhatikan aspek keselamatan dan perawatan, maka pengguna mesin ini akan memperoleh manfaat yang maksimal.
Selanjutnya, permasalahan yang terdapat di kebun ini adalah masih mengandalkan pupuk kimia sebagai pupuk utama yang mana penggunaan dari pupuk kimia yang berlebih dapat merusak lingkungan dan kualitas tanah jangka panjang. Oleh karena itu, peneliti membuat pupuk organik yang terbuat dari rumput basah dan rumput kering yang telah dicacah halus kemudian direndam dengan larutan EM4 dan gula, kemudian didiamkan selama 2 minggu. Dengan adanya pupuk organik ini, diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi para pengelola disana, memberikan dampak positif dalam upaya pelestarian lingkungan, dan meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan. Pupuk kompos yang terbuat dari rumput kering dan rumput basah ini merupakan pilihan yang sangat baik untuk petani dan pekebun yang mencari cara alami untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dengan proses pembuatan yang relatif sederhana dan manfaat jangka panjang bagi tanah dan tanaman, pupuk ini menjadi solusi yang ramah lingkungan dan ekonomis.
Dokumentasi:
1. Dengan adanya bantuan mesin pencacah, petani dapat memproduksi pupuk organik berkualitas tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas serta kualitas pada tanaman.
2. Dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dengan memproduksi pupuk organik dari limbah organik sehingga dapat menghemat biaya produksi.
3. Memberikan ilmu dan wawasan baru dan mahasiswa menjadi lebih peduli terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan di masyarakat.
4. Dengan adanya kegiatan ini, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan, terutama dalam bidang pertanian organik dan teknologi pengolahan limbah organik.