Lokasi pengabdian masyarakat yang berada di Jalan Mulawarman RT. 28 Nomor 27, Kelurahan Sepinggan Raya, Kecamatan Balikpapan Selatan yaitu Kelompok Wanita Tani 28 (KWT 28 Sepinggan Raya), memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan seperti tanah yang subur. Tanah yang subur ini biasanya disebut dengan media tanam yang digunakan untuk membudidayakan tanaman hias maupun tanaman sayuran. Sebagai gambaran, lokasi KKN ini terletak di depan pintu masuk Pantai Seraya sehingga media tanam tersebut menjadi objek yang terlihat oleh pengunjung yang akan memasuki Pantai Seraya. Sebelumnya, cabai dan tanaman hias yang dihasilkan dijual sebagai pendukung ekonomi bagi Kelompok Wanita Tani 28. Seiring berjalannya waktu, media tanam sudah tidak terkelola lagi sehingga menyebabkan tanaman yang ada menjadi mati dan wilayah media tanam menjadi tandus. Hal tersebut diakibatkan terjadinya berbagai permasalahan pada media tanam.
Permasalahan utama adalah sistem pengairan yang digunakan untuk menyirami tanaman. Upaya penyiraman yang dilakukan Kelompok Wanita Tani 28 adalah dengan langsung menyiram tanaman menggunakan selang atau pipa yang tidak dapat dipantau dari jauh. Permasalahan yang terjadi pada media tanam tersebut yaitu penyiraman sudah tidak dapat digunakan lagi dikarenakan terjadinya kerusakan pipa saluran penyiraman akibat dilalui oleh kendaraan yang melintas pada daerah tersebut. Maka pada pengabdian masyarakat ini peneliti melakukan pembuatan pompa elektrik untuk menghubungkan sumber air yaitu sumur dengan alat penyiraman otomatis (sprinkler). Pompa elektrik ini juga dilengkapi dengan sensor waktu yang bisa diatur sesuai waktu penyiraman tanaman yang diinginkan, misalnya diatur pada jam 8 pagi dan jam 5 sore maka nantinya pompa tersebut akan menyala dan menyalurkan air hingga ke sprinkler. Oleh karena itu dengan adanya pompa elektrik ini dapat dimanfaatkan untuk meringankan pekerjaan Kelompok Wanita Tani 28 dalam melakukan perawatan terhadap tanaman.
Gambar 1. Pompa Elektrik Beserta Sensor Waktu
Instalasi pompa elektrik yang terlihat pada Gambar 1, menjadi faktor penting untuk mendukung kinerja sprinkler dalam penyiraman tanaman. Tujuan dari pembuatan sprinkler adalah untuk menyebarkan air secara merata ke area yang lebih luas serta mengatur kebutuhan air tanaman. Sprinkler terdiri dari rangkaian pipa PVC seperti yang telrihat pada Gambar 2 dihubungkan dengan pompa elektrik sehingga dapat menyiram tanaman secara otomatis dengan bantuan sensor waktu.
Gambar 2. Sprinkler
Diamati pada permasalahan sisi lainnya dalam aspek kesehatan, permasalahan yang ditimbulkan dari aktivitas penanaman yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani 28 dapat berdampak buruk jika dilakukan dengan postur yang salah dan dilakukan terus menerus. Ditinjau dari pelaksanaan penanaman yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani 28 dengan posisi atau postur tubuh membungkuk saat penanaman bibit yang menyebabkan cedera pada otot dan sendi. Maka dari itu, alat penanam bibit dibuat berdasarkan data Antropometri dari Kelompok Wanita Tani 28. Pengambilan data dimensi tubuh tersebut melibatkan Ibu-ibu KWT 28 untuk diukur yaitu terdiri dari dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB), Tinggi Pinggang (TPG), dan Lebar Bahu Duduk (LBD). Data yang telah didapatkan dilanjutkan pengolahan data yaitu uji normalitas, uji keseragaman dan uji persentil data. Berdasarkan pengolahan data yang telah didapatkan didapatkan semua data berdistribusi normal dan semua data telah seragam serta didapatkan persentil dimensi Tinggi Siku Berdiri (TSB) yang digunakan untuk ukuran tinggi alat penanam bibit yaitu dengan ukuran 94.06 cm, persentil dimensi Tinggi Pinggang (TPG) yang digunakan untuk ukuran pegangan/handle yaitu dengan ukuran 91.94 cm, dan persentil Lebar Bahu Duduk (LBD) yang digunakan untuk ukuran lebar pegangan/handle yaitu dengan ukuran 42.50 cm. Alat penanam bibit ini memiliki bentuk seperti pipa saluran yang dibagian ujungnya terdapat bentuk kerucut atau runcing, terlihat pada Gambar 3. Alat ini terbuat dari bahan stainless steel yang terdapat lubang pada bagian atas untuk memasukkan bibit, di bagian samping terdapat pegangan, terdapat juga tuas pada bagian bawah pegangan yang berfungsi untuk membuka dan menutup tugal atau bagian kerucut pada alat, terdapat tuas pada bagian ujung yang terhubung dengan pemantik untuk menarik penutup tugal agar terbuka, lalu terdapat tugal atau bagian kerucut yang berfungsi sebagai tempat keluarnya bibit dan terakhir terdapat kabel pemantik yang berfungsi untuk mengatur jarak tanaman.
Gambar 3. Alat Penanam Bibit sesuai Ergonomi
1. Memberikan kemudahan dan hemat tenaga bagi Kelompok Wanita Tani 28 Sepinggan Raya dalam penyaluran air dari sumur ke media tanam untuk penyiraman tanaman dengan menggunakan bantuan pompa elektrik yang dilengkapi dengan sensor waktu.
2. Menciptakan efisiensi penggunaan air untuk penyiraman tanaman dengan menggunakan sprinkler yang terpasang pada media tanam.
3. Memberikan peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja dalam proses penanaman dengan menggunakan alat penanam bibit untuk mencegah terjadinya cedera otot dari Kelompok Wanita Tani 28 Sepinggan Raya.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru kepada Kelompok Wanita Tani 28 Sepinggan Raya maupun warga sekitar melalui partisipasi dalam simulasi keseluruhan alat sehingga program yang telah dilaksanakan dapat berjalan dalam jangka panjang serta meningkatkan produktivitas media tanam.