Di kalimantan Timur, kawasan Mangrove Margomulyo di Balikpapan menjadi contoh nyata pemanfaatan sumber daya alam yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Kawasan ini mencakup lahan seluas 16,8 hektar dan ditumbuhi berbagai jenis tanaman mangrove seperti Rhizophora mucronata yang dikenal mengandung tanin hingga 30% yang berfungsi sebagai pewarna alami dan memiliki nilai tambah dalam industri kreatif seperti batik. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan, Kelompok KKN P5 ITK bekerja sama dengan pihak Hutan Mangrove Margomulyo untuk menyelesaikan permasalahan kurangnya pemanfaatan dari buah mangrove ini melalui pewarna batik alami. Permasalahan ini menjadi semakin relevan karena pariwisata di kawasan tersebut mulai menurun, sehingga dibutuhkan alternatif kegiatan ekonomi produktif yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Lokasi Hutan Mangrove Margomulyo terletak pada Jl. AMD Gg. 4 No.RT 42, Margo Mulyo, Kec. Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan ini sendiri memiliki tema untuk pemberdayaan ekonomi kreatif melalui Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) berbasis pemanfaatan mangrove sebagai pewarna alami batik. Kegiatan ini dimulai dari identifikasi pada 01 Oktober 2024 dan dilaksanakan pada 08 Maret 2025 hingga 14 Juni 2025.
Pelaksanaan kegiatan KKN Pembuatan Alat Ekstraksi Mangrove secara garis besar dilaksanakan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan mitra, kemudian tim KKN P5 mendesain alat ekstraksi buah mangrove. Setelah alat dibuat, dilakukan uji coba untuk menguji kepekatan dan ketahanan pewarna mangrove. Dari hasil uji tersebut, dilakukan workshop secara luring selama 1 hari dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara menggunakan alat ekstraksi buah mangrove sebagai bahan pewarna alami batik, serta memberikan pelatihan cara pembuatan seni batik dan ecoprint.
Gambar 1. Alat Ekstraksi Buah Mangrove
Gambar 2. Hasil Pewarna Alami dari Buah Mangrove
Tim PMMD melakukan pembuatan alat ekstraksi pewarna alami berbasis pelarut polar seperti air atau etanol, dilengkapi dengan sistem pemanasan untuk mempercepat proses pelepasan tanin dari bahan baku mangrove. Desain alat ini dirancang agar dapat digunakan oleh masyarakat dengan mudah, menggunakan bahan yang terjangkau dan metode kerja yang praktis. Setelah alat ekstraksi berhasil dibuat, dilakukan pembuatan pewarna alami dengan buah mangrove jenis Rhizophora Mucronata dengan perbandingan 1:10 (1 Kg buah mangrove dengan 10 Liter air). Hasil uji coba menunjukkan bahwa ekstrak mangrove mampu menghasilkan warna-warna alami yang unik dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk batik ramah lingkungan.
Kegiatan terakhir adalah Workshop yang diikuti oleh kelompok ibu-ibu PKK, komunitas Bumi Kita NGO, serta mahasiswa KKN. Workshop ini dibagi menjadi 3 sesi, yaitu pelatihan penggunaan alat ekstraksi, pelatihan ecoprint, dan pelatihan batik cap yang dipandu oleh pemateri batik Deaara ecoprint untuk pelatihan ecoprint dan pemateri dari Batik Poyung untuk pelatihan batik cap. Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh para responden, didapatkan bahwa sebagian besar responden telah setuju dengan kemajuan alat ekstraksi tanin pada buah mangrove yang digunakan sebagai pewarna alami pada kain batik. Diharapkan setelah workshop selesai Ibu-Ibu PKK dan warga setempat margomulyo mendapatkan skill dan keterampilan dalam proses dan pembuatan pewarna alami batik dari mangrove dan membuat berbagai produk batik. Dari skill yang didapatkan bisa di tuangkan ke tempat wisata mangrove margomulyo, sehingga dapat menjadi tempat wisata dan tempat edukasi kepada pengunjung yaitu pembuatan pewarna batik.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITK yang telah membantu penyelenggara acara dalam bentuk pemberian dana kegiatan pengabdian masyarakat. Disamping itu, ucapan terima kasih juga ditujukan kepada pihak pengurus Hutan Konservasi Mangrove Margomulyo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, dan Kolaborator Bumi Kita NGO atas bantuan dalam penyusunan kegiatan, serta kepada masyarakat setempat dan pihak-pihak lain yang membantu memeriahkan acara workshop yang telah dilakukan.
Tim Pelaksana Pengabdi:
1. Ir. Mochamad Sulaiman S.Pd., M.MT., CIIQA (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
2. Ir. Christopher Davito Prabandewa Hertadi, S.Si., M.T. (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
3. Istiana Maulidah (Teknik Kimia/FRTI/JRI/ITK)
4. Putri Taura Mariyantinoor (Teknik Kimia/FRTI/JRI/ITK)
5. Josi Masjaya Rachmad Bahtiar (Teknik Kimia/FRTI/JRI/ITK)
6. Athalia Syifa Khanza Rania (Teknik Kimia/FRTI/JRI/ITK)
7. Chandra Wahyu Wicaksana (Teknik Kimia/FRTI/JRI/ITK)
8. Salma Yanda Asmara (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
9. Farida Amanah (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
10. Desfita Maharani (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
11. Amanda Wulandari (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
12. M Zikri Alfian Lalela an. (Teknik Industri/FRTI/JTI/ITK)
1. Memberikan solusi pemanfaatan buah mangrove pada Hutan Mangrove Margomulyo Kota Balikpapan yang belum diolah menjadi barang bermanfaat
2. Mendesain dan membuat alat ekstraksi untuk mengekstrak tanin pada buah mangrove jenis Rhizophora Mucronata sebagai dasar pengembangan ekonomi kreatif warga.
3. Mengembangkan alternatif UMKM yang dapat dikembangkan oleh warga sebagai pembangunan ekonomi kreatif melalui batik mangrove yang dapat menjadi nilai tambah bagi wisata mangrove