Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel untuk Mendukung Kemandirian Energi Kelompok Nelayan Nenang Berlayar

  • Ketua Pengabdian: Suardi, S.T., M.T. | Anggota: Dr. Hijriah, M. Uswah Pawara, ST., M.Sus Sci
  • Tahun Pengabdian: 2024

Deskripsi

Kelangkaan bahan bakar solar menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh nelayan di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nenang Berlayar, Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebagai solusi, Tim Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melaksanakan program pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pasokan bahan bakar bagi para nelayan, yang saat ini ketersediaannya semakin sulit didapatkan.

 

Program ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan fokus Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPPM) melalui platform BIMA Kemendikbud. Program yang bersifat mono-tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian energi serta kesadaran lingkungan bagi masyarakat pesisir melalui optimalisasi limbah minyak jelantah yang dapat diolah menjadi biodiesel.

 

Dalam pernyataannya, Ketua Pelaksana Kegiatan, Bapak Suardi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel. "Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat melihat bahwa minyak jelantah yang biasanya menjadi limbah dan berdampak negatif pada lingkungan, justru bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan kegiatan melaut," ungkap Bapak Suardi.

 

Bapak Samsuddin, Ketua KUB Nenang Berlayar, menyambut baik program ini dan mengapresiasi perhatian dari LPPM. "Kami sangat berterima kasih atas adanya pelatihan ini. Melalui kegiatan ini, kami jadi tahu bahwa limbah minyak goreng ternyata bisa diolah kembali menjadi biodiesel. Semoga ke depan kegiatan ini bisa berkelanjutan, sehingga Nenang, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar," ujarnya.

 

Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga dilengkapi dengan pendampingan bagi kelompok KUB untuk memastikan kelancaran proses produksi biodiesel ke depannya. Program ini diharapkan menjadi awal dari kemandirian energi bagi masyarakat nelayan Nenang Berlayar, sekaligus mengurangi ketergantungan pada solar konvensional serta mendukung keberlanjutan lingkungan.

 

 


Manfaat

Membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel

Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel untuk Mendukung Kemandirian Energi Kelompok Nelayan Nenang Berlayar

  • Ketua Pengabdian: Suardi, S.T., M.T. | Anggota: Dr. Hijriah, M. Uswah Pawara, ST., M.Sus Sci
  • Tahun Pengabdian: 2024

Deskripsi

Kelangkaan bahan bakar solar menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh nelayan di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nenang Berlayar, Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebagai solusi, Tim Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melaksanakan program pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pasokan bahan bakar bagi para nelayan, yang saat ini ketersediaannya semakin sulit didapatkan.

 

Program ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan fokus Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPPM) melalui platform BIMA Kemendikbud. Program yang bersifat mono-tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian energi serta kesadaran lingkungan bagi masyarakat pesisir melalui optimalisasi limbah minyak jelantah yang dapat diolah menjadi biodiesel.

 

Dalam pernyataannya, Ketua Pelaksana Kegiatan, Bapak Suardi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel. "Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat melihat bahwa minyak jelantah yang biasanya menjadi limbah dan berdampak negatif pada lingkungan, justru bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan kegiatan melaut," ungkap Bapak Suardi.

 

Bapak Samsuddin, Ketua KUB Nenang Berlayar, menyambut baik program ini dan mengapresiasi perhatian dari LPPM. "Kami sangat berterima kasih atas adanya pelatihan ini. Melalui kegiatan ini, kami jadi tahu bahwa limbah minyak goreng ternyata bisa diolah kembali menjadi biodiesel. Semoga ke depan kegiatan ini bisa berkelanjutan, sehingga Nenang, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar," ujarnya.

 

Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga dilengkapi dengan pendampingan bagi kelompok KUB untuk memastikan kelancaran proses produksi biodiesel ke depannya. Program ini diharapkan menjadi awal dari kemandirian energi bagi masyarakat nelayan Nenang Berlayar, sekaligus mengurangi ketergantungan pada solar konvensional serta mendukung keberlanjutan lingkungan.

 

 


Manfaat

Membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel

Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel untuk Mendukung Kemandirian Energi Kelompok Nelayan Nenang Berlayar

  • Ketua Pengabdian: Suardi, S.T., M.T. | Anggota: Dr. Hijriah, M. Uswah Pawara, ST., M.Sus Sci
  • Tahun Pengabdian: 2024

Deskripsi

Kelangkaan bahan bakar solar menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh nelayan di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nenang Berlayar, Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebagai solusi, Tim Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melaksanakan program pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pasokan bahan bakar bagi para nelayan, yang saat ini ketersediaannya semakin sulit didapatkan.

 

Program ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan fokus Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPPM) melalui platform BIMA Kemendikbud. Program yang bersifat mono-tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian energi serta kesadaran lingkungan bagi masyarakat pesisir melalui optimalisasi limbah minyak jelantah yang dapat diolah menjadi biodiesel.

 

Dalam pernyataannya, Ketua Pelaksana Kegiatan, Bapak Suardi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel. "Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat melihat bahwa minyak jelantah yang biasanya menjadi limbah dan berdampak negatif pada lingkungan, justru bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan kegiatan melaut," ungkap Bapak Suardi.

 

Bapak Samsuddin, Ketua KUB Nenang Berlayar, menyambut baik program ini dan mengapresiasi perhatian dari LPPM. "Kami sangat berterima kasih atas adanya pelatihan ini. Melalui kegiatan ini, kami jadi tahu bahwa limbah minyak goreng ternyata bisa diolah kembali menjadi biodiesel. Semoga ke depan kegiatan ini bisa berkelanjutan, sehingga Nenang, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar," ujarnya.

 

Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga dilengkapi dengan pendampingan bagi kelompok KUB untuk memastikan kelancaran proses produksi biodiesel ke depannya. Program ini diharapkan menjadi awal dari kemandirian energi bagi masyarakat nelayan Nenang Berlayar, sekaligus mengurangi ketergantungan pada solar konvensional serta mendukung keberlanjutan lingkungan.

 

 


Manfaat

Membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel

Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel untuk Mendukung Kemandirian Energi Kelompok Nelayan Nenang Berlayar


Deskripsi

Kelangkaan bahan bakar solar menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh nelayan di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nenang Berlayar, Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebagai solusi, Tim Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melaksanakan program pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pasokan bahan bakar bagi para nelayan, yang saat ini ketersediaannya semakin sulit didapatkan.

 

Program ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan fokus Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPPM) melalui platform BIMA Kemendikbud. Program yang bersifat mono-tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian energi serta kesadaran lingkungan bagi masyarakat pesisir melalui optimalisasi limbah minyak jelantah yang dapat diolah menjadi biodiesel.

 

Dalam pernyataannya, Ketua Pelaksana Kegiatan, Bapak Suardi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel. "Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat melihat bahwa minyak jelantah yang biasanya menjadi limbah dan berdampak negatif pada lingkungan, justru bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan kegiatan melaut," ungkap Bapak Suardi.

 

Bapak Samsuddin, Ketua KUB Nenang Berlayar, menyambut baik program ini dan mengapresiasi perhatian dari LPPM. "Kami sangat berterima kasih atas adanya pelatihan ini. Melalui kegiatan ini, kami jadi tahu bahwa limbah minyak goreng ternyata bisa diolah kembali menjadi biodiesel. Semoga ke depan kegiatan ini bisa berkelanjutan, sehingga Nenang, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar," ujarnya.

 

Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga dilengkapi dengan pendampingan bagi kelompok KUB untuk memastikan kelancaran proses produksi biodiesel ke depannya. Program ini diharapkan menjadi awal dari kemandirian energi bagi masyarakat nelayan Nenang Berlayar, sekaligus mengurangi ketergantungan pada solar konvensional serta mendukung keberlanjutan lingkungan.

 

 


Manfaat

Membantu para nelayan dalam pemenuhan pasokan bahan bakar, tetapi juga memberikan edukasi mengenai potensi minyak jelantah sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya