Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh kelompok 3J Institut Teknologi Kalimantan di Kampung Banyumas, KM 15 RT 32 Balikpapan Utara, merupakan bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah. Kampung Banyumas dipilih karena memiliki potensi sumber daya alam yang besar, terutama di bidang perikanan dan pertanian. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, kampung ini juga menghadapi sejumlah permasalahan yang cukup mendasar, seperti terbatasnya akses terhadap air bersih, minimnya keterampilan pengolahan hasil perikanan, serta belum adanya dokumentasi profil kampung yang bisa digunakan untuk kepentingan promosi dan pembangunan. Melalui KKN ini, tim berusaha mengoptimalkan potensi lokal yang ada untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat daya tarik kampung sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya.
Program kerja KKN yang dilaksanakan mencakup tiga fokus utama: penyediaan akses air bersih melalui pemasangan filter di masjid, pelatihan pengolahan ikan lele menjadi produk olahan bernilai jual, serta penyusunan dan promosi profil Kampung Banyumas melalui media sosial. Untuk menjawab permasalahan air bersih, tim melakukan instalasi filter air di Masjid Baitussalam. Proses ini didahului dengan survei dan analisis kualitas air serta pelatihan perawatan filter kepada warga. Program ini bertujuan menyediakan air layak pakai untuk berwudhu dan aktivitas keagamaan lainnya, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan kesehatan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, tim menghadapi tantangan keterbatasan alat dan pemahaman warga terhadap teknologi filter air, namun berhasil mengatasinya melalui pendekatan edukatif dan partisipatif.
Sementara itu, potensi perikanan lokal yang tinggi menjadi dasar bagi pelaksanaan pelatihan pengolahan ikan lele. Program ini menyasar ibu-ibu rumah tangga dan bertujuan meningkatkan nilai tambah dari hasil panen lele yang selama ini hanya dijual dalam bentuk segar. Melalui pelatihan pembuatan pempek lele, warga diajak untuk mengembangkan produk olahan yang tidak hanya bergizi tinggi, tetapi juga memiliki daya jual tinggi di pasar lokal. Kegiatan ini disertai dengan edukasi tentang teknik pengemasan, pemasaran digital, serta branding produk agar warga mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Respon warga sangat positif, meskipun terkendala waktu dan peralatan, pelatihan ini menjadi langkah awal penting dalam pemberdayaan ekonomi berbasis rumah tangga.
Sebagai bentuk digitalisasi desa dan promosi potensi lokal, tim KKN juga menginisiasi pembuatan profil kampung yang dipublikasikan melalui media sosial, terutama Instagram. Tim melakukan observasi langsung, wawancara warga, dan dokumentasi berbagai aspek penting kampung, seperti tambak lele, kebun karet, produksi batu bata, serta destinasi wisata Meranti. Pembuatan profil ini tidak hanya bertujuan mengenalkan Kampung Banyumas ke masyarakat luas, tetapi juga mendorong generasi muda desa agar aktif dalam mengelola dan mempromosikan potensi desanya secara digital. Dalam pelaksanaannya, tim menghadapi kendala medan dan keterbatasan perangkat dokumentasi, namun tetap mampu menghasilkan konten yang menarik dan representatif.
Kegiatan KKN ini diakhiri dengan pelaporan hasil, evaluasi, dan penyerahan program kepada warga. Tim KKN menyusun strategi keberlanjutan berupa pendampingan jarak jauh, penyerahan akun media sosial kepada pemuda setempat yang telah dilatih, serta mendorong pembentukan kelompok kerja warga untuk menjaga dan melanjutkan program yang telah dimulai. Keterlibatan aktif mitra lokal, seperti kader perikanan dan perangkat RT, menjadi faktor kunci dalam kelancaran pelaksanaan KKN. Dukungan mereka dalam penyediaan sarana, perizinan, dan pelaksanaan kegiatan di lapangan sangat membantu pencapaian tujuan program.
Gambar 1. Pembukaan dan sosialisasi KKN di desa banyumas
Kelompok KKN J3 Institut Teknologi Kalimantan (ITK) telah melaksanakan kegiatan pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Banyumas RT 32. Kegiatan pembukaan ini merupakan langkah awal dari rangkaian program kerja yang akan dijalankan oleh kami selama masa pengabdian di masyarakat. Melalui kegiatan ini, kelompok KKN 3J memperkenalkan diri kepada warga serta menyampaikan tujuan, rencana kegiatan, timeline dan harapan terhadap sinergi bersama masyarakat Kampung Banyumas.Rencana kegiatan yang akan kami lakukan yaitu Pemasangan Filter Air di Kampung Banyumas, Pelatihan pengolahan ikan lele berupa Pempek, dan pembuatan Profil kampung banyumas di sosial media. Sambutan hangat dari warga menjadi penyemangat bagi tim untuk memberikan kontribusi yang positif selama pelaksanaan KKN berlangsung.
Gambar 2. Pemasangan Filter Air
Kelompok kami telah melaksanakan kegiatan pemasangan filter air di Masjid Baitussalam yang terletak di Kampung Banyumas. Setelah kami observasi lapangan bersama mitra, kami melakukan instalasi filter air di lokasi masjid baitussalam.Kegiatan ini bertujuan untuk membantu menyediakan akses air bersih bagi jamaah masjid serta mendukung kenyamanan dalam beribadah, khususnya untuk keperluan wudhu dan kegiatan harian lainnya. Pemasangan filter air ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar dan menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata dari program pengabdian yang kami lakukan di lingkungan Kampung Banyumas.
Gambar 3. Pembuatan Profil Kampung banyumas
Pelaksanaan pembuatan profil Kampung Banyumas mengalami kendala utama akibat sulitnya akses ke sejumlah lokasi potensial seperti tempat wisata dan usaha lokal karena kondisi jalan yang rusak dan belum memadai, sehingga membutuhkan waktu dan tenaga lebih untuk dokumentasi. Selain hambatan geografis, keterbatasan perangkat seperti kamera dan ponsel dengan kualitas resolusi rendah, kapasitas penyimpanan terbatas, serta daya tahan baterai yang kurang juga menyulitkan pengambilan gambar dan video. Akses internet yang terbatas di beberapa titik membuat proses pengunggahan konten menjadi kurang optimal. Kombinasi kendala medan dan perangkat ini menghambat pembuatan profil dan konten promosi digital, padahal Kampung Banyumas memiliki potensi sosial, budaya, dan ekonomi yang sangat besar untuk dikembangkan dan dipromosikan.
Gambar 4. Pelatihan Pembuatan lele dari ikan lele
Program pelatihan pembuatan pempek dari ikan lele di Kampung Banyumas telah terlaksana sebagai bentuk edukasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil perikanan lokal. Namun, pelaksanaan program ini menghadapi beberapa kendala, salah satunya adalah minimnya waktu luang ibu-ibu rumah tangga yang menjadi peserta. Kesibukan harian seperti mengurus rumah tangga, bekerja di ladang, dan merawat anak membuat mereka sulit meluangkan waktu untuk mengikuti pelatihan yang membutuhkan fokus dan ketelatenan. Selain itu, keterbatasan alat juga menjadi hambatan, karena peralatan seperti blender, wadah adonan, dan kompor yang tersedia tidak mencukupi untuk digunakan secara bersamaan oleh seluruh peserta. Hal ini menyebabkan proses praktik harus dilakukan secara bergiliran, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dan mengurangi efektivitas penyampaian materi.
Gambar 5. Pelatihan Pengelolaan Media Sosial
Upaya mendukung promosi potensi desa secara digital, tim KKN menyelenggarakan pelatihan pengelolaan media sosial yang ditujukan kepada para pemuda di Kampung Banyumas. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya generasi muda, dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi, mempromosikan produk lokal, serta mendokumentasikan berbagai kegiatan desa. Materi pelatihan mencakup pengenalan dasar penggunaan platform seperti Instagram, strategi pembuatan konten yang menarik, serta pemanfaatan fitur promosi dan analitik sederhana untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Melalui pelatihan ini, diharapkan potensi Kampung Banyumas dapat dikenal lebih luas melalui media digital, sekaligus membangun citra positif desa di mata publik.
Gambar 6. Perawatan Filter Air Bersih
Sebagai respons terhadap keterbatasan akses air bersih di masjid kampung, tim KKN telah melakukan pemasangan filter air yang diawali dengan pengujian kualitas air. Agar filter dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan, masyarakat diberikan pelatihan mengenai cara perawatan dan pemeliharaan filter air tersebut. Materi pelatihan meliputi pembersihan filter, pengecekan berkala, serta identifikasi tanda-tanda kerusakan. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan warga yang berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, khususnya dalam pengelolaan sarana ibadah. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, warga mampu menjaga kualitas air secara mandiri tanpa harus bergantung pada pihak luar, serta meningkatkan kenyamanan dalam beribadah.
Gambar 7. Penutupan Kegiatan KKN 3J ITK
Penutupan KKN Kelompok 3 J merupakan penanda berakhirnya serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Kampung Banyumas RT 32. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perpisahan, tetapi juga sebagai ruang refleksi, pelaporan kegiatan, serta pemaparan manfaat program yang telah dijalankan.Berlangsung di Balai Desa bersama warga, penutupan dilakukan dengan suasana kekeluargaan. Mahasiswa menyampaikan dokumentasi dan capaian program kerja, sekaligus menyerahkan hasil program secara simbolis kepada masyarakat. Kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi kesan dan pesan antara mahasiswa dan warga, serta memperkuat ikatan silaturahmi. Penutupan ini mengukuhkan harapan bahwa apa yang telah dilaksanakan selama masa KKN dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang. Kelompok 3J percaya bahwa dengan kolaborasi dan partisipasi aktif, potensi sumber daya alam dan sosial di Kampung Banyumas dapat terus berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya tarik desa sebagai destinasi wisata.
Dokumentasi :
(1) Dokumentasi Penyerahan bahan baku pembuatan pempek keberlanjutan
(2) Dokumentasi Penutupan pelatihan olahan lele (pempek)
(3) Dokumentasi Pembuatan profil kampung banyumas
(4) Dokumentasi Pelatihan olahan ikan lele (pempek)
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Amalia Rizqi Utami, S.T., M.T
2. Ahmad Zaidan (Teknik Elektro/FSTI//ITK)
3. Ridho Adiwira (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
4. Hanif Tri Yuriardi (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
5. Reyhan islamey (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
6. Muhammad Arif (Teknik Elektro/FSTI/ITK)
7. Riska Riswana (Teknik Kimia/FRTI/ITK)
8. Andi Aiska V (Teknik Industri/FRTI/ITK)
9. Amila Faiza (Teknik Industri/FRTI/ITK)
10. Naufal Nibras N.H (Rekayasa Keselamatan/FRTI/ITK)
1. Memberikan Inspirasi Pemberdayaan Masyarakat misalnya menyajikan contoh nyata bagaimana masyarakat desa dapat diberdayakan melalui inovasi sederhana, seperti pelatihan pengolahan ikan lele dan instalasi filter air bersih, yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan.
2. Menjadi Referensi Bagi Program KKN atau Pengabdian Masyarakat dengan dapat dijadikan acuan oleh mahasiswa maupun akademisi dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang relevan, terarah, dan berkelanjutan, dengan pendekatan berbasis potensi lokal.
3. Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Air Bersih dan Kesehatan melalui dokumentasi praktik pemasangan dan perawatan filter air, pembaca diajak untuk lebih peduli terhadap pentingnya akses air bersih serta memahami langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya.
4. Mendorong Inovasi Produk Lokal Bernilai Tambah dengan menunjukkan bagaimana pengolahan hasil budidaya seperti ikan lele menjadi produk olahan, misalnya pempek, dapat menjadi solusi peningkatan nilai jual serta membuka peluang usaha berbasis potensi lokal.
5. Membantu Desa dalam Promosi Digital seperti penjabaran mengenai pembuatan profil kampung dan pemanfaatan media sosial memberi gambaran praktis bagi desa-desa lain dalam mempromosikan potensi wisata, UMKM, dan budaya secara digital dan berkelanjutan.
6. Menjadi Contoh Praktik Baik (Best Practice) untuk Daerah Lain sehingga dapat dijadikan model atau studi kasus oleh desa-desa yang memiliki karakteristik serupa dalam pengelolaan potensi alam dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif.
7. Meningkatkan Kolaborasi Lintas Sektor dengan menekankan pentingnya sinergi antara mahasiswa, masyarakat, perangkat desa, dan mitra lokal dalam menyukseskan program-program berbasis komunitas yang berdampak langsung dan berkelanjutan.