Perkembangan teknologi digital telah mendorong masjid untuk tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat informasi, dakwah, dan aktivitas sosial yang terhubung dengan jamaah melalui media sosial. Masjid Berkah Box Indonesia, yang sejak 2021 aktif dalam berbagai program sosial dan pembagian makanan, memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan media sosial sebagai sarana dokumentasi kegiatan dan penguatan donasi digital. Namun, sebelum program dilaksanakan, pengelolaan media sosial masjid masih terpusat pada satu orang, unggahan konten belum konsisten, dan belum tersedia perencanaan konten yang terstruktur sehingga potensi komunikasi digital belum termanfaatkan secara maksimal.
Menjawab tantangan tersebut, tim Inovasi Sosial Institut Teknologi Kalimantan menyelenggarakan program “Optimalisasi Media Sosial untuk Meningkatkan Donasi Digital di Masjid Berkah Box Indonesia”. Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas tiga santri sebagai calon pengurus media Masjid Berkah Box Indonesia, dengan tujuan membekali mereka literasi digital, keterampilan komunikasi, dan pemahaman alur kerja pengelolaan media sosial. Kegiatan dirancang dalam bentuk pelatihan dan pendampingan langsung yang aplikatif, sehingga peserta tidak hanya menerima teori tetapi juga praktik dalam merancang dan menyiapkan konten yang relevan dengan kebutuhan masjid.
Materi pelatihan meliputi pengenalan branding dan identitas visual masjid, pemahaman konsep konten media sosial, pembuatan desain postingan sederhana menggunakan gawai dengan bantuan Canva, dasar fotografi dan videografi kegiatan, serta penulisan caption yang komunikatif dan mengandung ajakan (call to action) untuk berdonasi maupun mengikuti program masjid. Peserta juga diperkenalkan fitur-fitur Instagram seperti feed, reels, dan story, beserta cara memanfaatkannya untuk memperluas jangkauan pesan masjid. Untuk mendukung keberlanjutan, tim menyusun kalender konten satu bulan dalam bentuk content plan Google Sheet yang berisi tema mingguan, jenis konten, ringkasan pesan, contoh ajakan, dan rekomendasi tagar, sehingga pengurus memiliki pedoman publikasi yang jelas dan tidak bergantung pada ide mendadak.
Pelaksanaan pelatihan dilengkapi sesi praktik dan umpan balik langsung, di mana peserta mencoba membuat desain konten, mengambil foto dan video kegiatan, hingga menyusun caption yang sesuai dengan karakter jamaah Masjid Berkah Box Indonesia. Selama proses ini, tim juga membantu peserta mengatasi kendala kepercayaan diri dan keterbatasan pengalaman dalam mengembangkan ide konten dengan memberikan contoh, template, dan panduan sederhana. Kegiatan ditutup dengan evaluasi menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan yang menunjukkan peningkatan pemahaman peserta, baik pada aspek keterlibatan sebagai tim media, kemampuan desain, penulisan caption ajakan donasi, maupun pemahaman kalender konten.
Sebagai bagian dari penguatan hubungan sosial, program juga dikaitkan dengan kegiatan lomba 17 Agustus yang melibatkan para santri sehingga suasana kebersamaan terbentuk dan konten kegiatan dapat dijadikan bahan praktik dokumentasi di media sosial masjid. Hasil program menunjukkan bahwa santri yang terlibat menjadi lebih siap dan percaya diri untuk mengelola akun media sosial masjid secara mandiri, sementara mitra memperoleh panduan kerja yang lebih sistematis untuk pengembangan komunikasi digital ke depan. Melalui program ini, diharapkan Masjid Berkah Box Indonesia dapat semakin memperkuat citra sebagai masjid yang aktif berbagi, transparan dalam pengelolaan donasi, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi digital.

Gambar 1. Kegiatan Wawancara Dengan Mitra
Sumber: Penulis, 2025
Pelaksanaan wawancara dengan mitra dilakukan sebagai bagian dari persiapan sebelum pelatihan. Dalam kegiatan ini, tim pengabdian berinteraksi langsung dengan pihak Masjid Berkah Box Indonesia untuk mendalami permasalahan terkait pengelolaan media sosial yang dihadapi. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang ada dan memperoleh masukan yang relevan untuk merancang pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan konkret di lapangan. Hasil dari wawancara ini menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang akan diterapkan dalam pelatihan kepada santri, guna meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola konten media sosial masjid secara efektif.

Gambar 2. Rangkaian Acara Pelatihan Kepada Santri Masjid Berkah Box
Sumber: Penulis, 2025
Sebagai pendukung materi utama, tim pengabdian menyelipkan sesi interaktif seperti diskusi kelompok, tanya jawab, dan studi kasus yang relevan dengan pengelolaan media sosial. Materi pelatihan mencakup pengenalan branding masjid, pembuatan desain konten sederhana dengan Canva dan CapCut, penulisan caption yang komunikatif, serta penyusunan kalender konten untuk pengelolaan media sosial yang terstruktur. Sesi ini tidak hanya mencakup teori, tetapi juga praktik langsung, di mana peserta menganalisis contoh konten dan membuat konten. Selain itu, peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja mereka dan mendapatkan umpan balik dari fasilitator dan rekan-rekan. Untuk menjaga semangat, sesi pelatihan juga dilengkapi dengan permainan edukatif dan kuis yang membantu peserta mengingat materi dengan cara menyenangkan. Peserta yang aktif dan berhasil menyelesaikan tantangan diberikan hadiah kecil, seperti alat tulis atau camilan. Dengan pendekatan ini, pelatihan menjadi lebih interaktif, mendorong kreativitas, dan memastikan pemahaman materi yang lebih mendalam.

Gambar 3. Sesi Praktik dan Interaktif antara Fasilitator dan Peserta
Sumber: Penulis, 2025
Dengan pendekatan pelatihan yang lebih interaktif dan berbasis pengalaman, diharapkan peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung mereka terapkan dalam pengelolaan media sosial masjid. Sesi ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk bekerja secara langsung dalam kelompok, berdiskusi, dan mengembangkan ide mereka dalam pembuatan konten media sosial. Dalam gambar, terlihat para peserta terlibat dalam sesi praktik, di mana mereka menerapkan apa yang telah dipelajari melalui instruksi dan bimbingan fasilitator.
Selain itu, untuk semakin memperdalam pemahaman materi yang telah disampaikan, setiap sesi pelatihan juga dilengkapi dengan permainan edukatif yang relevan dengan topik hari itu. Permainan ini dirancang untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari, namun dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif. Peserta yang berhasil menyelesaikan tantangan dalam permainan tersebut diberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka. Pendekatan ini tidak hanya membuat pelatihan menjadi lebih menarik, tetapi juga membantu peserta untuk lebih mudah mengingat dan menerapkan materi yang telah diajarkan. Dengan cara ini, peserta tidak hanya menjadi lebih kreatif, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi tantangan dalam mengelola komunikasi digital masjid, tetapi juga belajar dengan cara yang menyenangkan.

Gambar 4. Pelaksanaan kegiatan lomba 17 Agustus
Sumber: Penulis, 2025
Melalui kegiatan lomba 17 Agustus yang melibatkan santri dan calon pengurus media Masjid Berkah Box Indonesia, program inovasi sosial ini ditutup dengan suasana kebersamaan yang hangat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan mempererat silaturahmi, tetapi juga dimanfaatkan sebagai ruang praktik bagi calon pengurus media untuk mendokumentasikan acara dan menghasilkan konten foto maupun video untuk media sosial masjid. Momen kebersamaan dalam lomba tersebut diharapkan menjadi titik awal keberlanjutan pengelolaan media sosial dan kampanye donasi digital di Masjid Berkah Box Indonesia.
Melalui program ini, diharapkan santri dan calon pengurus media Masjid Berkah Box Indonesia tidak hanya lebih siap menghadapi tuntutan era digital, tetapi juga memiliki rasa percaya diri dan keterampilan hidup yang lebih baik dalam mengelola media sosial masjid. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi pengembangan kegiatan serupa di masjid maupun lembaga sosial lainnya yang ingin memperkuat komunikasi dan donasi digital. Dengan kolaborasi berkelanjutan antara kampus dan mitra masyarakat, penguatan literasi digital dan life skill bagi santri dapat menjadi salah satu upaya strategis untuk mendukung transparansi donasi, mengurangi kerentanan sosial, dan membuka peluang masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda di lingkungan masjid
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Meningkatkan pemahaman santri dan pengurus masjid dalam mengelola media sosial secara terencana, mulai dari mengenali branding masjid hingga menyusun kalender konten yang konsisten.
2. Calon pengurus masjid mampu mengoperasikan aplikasi digital seperti Canva dan CapCut untuk membuat desain konten dan video singkat yang mendukung publikasi kegiatan masjid dan ajakan donasi digital.
3. Pelatihan membangun kepercayaan diri calon pengurus masjid dalam menyampaikan ide, memproduksi konten, dan menulis caption persuasif (call to action) sehingga komunikasi masjid dengan jamaah menjadi lebih aktif dan menarik.
4. Program ini menjadi fondasi penguatan ekosistem donasi digital di masjid melalui konten yang lebih rapi, terstruktur, dan informatif, sehingga diharapkanmendorong partisipasi donasi secara berkelanjutan.