Balikpapan, Juni 2025 – Masalah lingkungan, khususnya pengelolaan sampah, masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali di RT 38 dan RT 56 Jalan Lindung Km 17, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara. Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) V1, dengan misi melakukan pengabdian masyarakat berbasis aksi nyata. Melalui program ini, para mahasiswa menjalankan serangkaian kegiatan berbasis kebutuhan masyarakat, yang difokuskan pada tiga isu utama, yakni sosialisasi bahaya pembakaran sampah, perbaikan Tempat Penampungan Sementara (TPS), serta pengecatan dan revitalisasi musholla. Ketiga kegiatan ini merupakan hasil identifikasi langsung dari permasalahan yang ada di lapangan, yang tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, tetapi juga kenyamanan dan kesehatan masyarakat.
Edukasi Lingkungan: Warga Diajak Memahami Bahaya Pembakaran Sampah
Salah satu tantangan utama di RT 38 dan RT 56 adalah kebiasaan masyarakat membakar sampah di pekarangan rumah. Kebiasaan ini muncul akibat minimnya fasilitas pengelolaan sampah serta kurangnya pemahaman akan dampak jangka panjang yang ditimbulkan. Dalam kegiatan sosialisasi, tim KKN mengedukasi warga tentang bahaya dioksin dan furan yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik dan organik secara terbuka. Sosialisasi ini dilaksanakan melalui diskusi terbuka dan sesi tanya jawab yang interaktif. Warga tampak antusias dan menunjukkan minat tinggi untuk mengubah kebiasaan tersebut. Beberapa warga bahkan menyampaikan komitmen untuk mulai memilah sampah rumah tangga dan memanfaatkan TPS yang diperbaiki secara maksimal.
“Kami baru tahu kalau membakar sampah bisa menyebabkan gangguan paru-paru dan bahkan kanker. Setelah sosialisasi ini, kami jadi lebih paham dan ingin belajar mengelola sampah dengan lebih baik” ujar salah satu warga RT 38.
Perbaikan TPS: Infrastruktur yang Layak, Lingkungan Lebih Sehat
TPS yang selama ini digunakan warga RT 38 dan RT 56 berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Terbuat dari kayu lapuk, tidak memiliki tutup, serta terbuka terhadap cuaca, TPS tersebut menjadi sumber bau menyengat, tempat berkembang biaknya serangga, serta rawan pencemaran air tanah. Melalui kegiatan gotong royong bersama warga, tim KKN melakukan perombakan menyeluruh terhadap struktur TPS. Perbaikan meliputi pembersihan lokasi, penguatan struktur menggunakan batu bata dan semen, serta pemasangan atap dan penutup. Hasil perbaikan menunjukkan perubahan signifikan. TPS kini bersih, tertutup, dan kokoh, sesuai dengan standar SNI 19-2454-2002. Selain memperbaiki kondisi fisik, perbaikan TPS ini juga mendorong perubahan perilaku warga. Sampah tidak lagi dibuang sembarangan atau dibakar, melainkan dikumpulkan dan dikelola di TPS yang telah disediakan. Perubahan ini menandai langkah awal pembentukan budaya kebersihan yang lebih kuat di lingkungan tersebut.
“Dengan perbaikan TPS ini sangat membantu masyarakat RT.38 dan sekitar juga petugas saat mengangkut sampah. dimana warga dapat membuang sampah sesuai pada tempatnya di dalam TPS dan sudah tidak membuang di pinggir pagar TPS, selain itu dengan adanya tembok dan pintu, membuat hewan susah menjangkau TPS dan menghambur sampah di dalam TPS. serta adanya atap membuat sampah tidak terkena hujan dan menimbulkan bau.” ujar ketua RT.38 Bapak Rusliansyah.
Musholla Kembali Cerah: Ruang Ibadah dan Belajar Jadi Lebih Nyaman
Tak hanya fokus pada isu lingkungan, tim KKN juga turut memperhatikan aspek sosial dan spiritual masyarakat. Mushola di RT 56 yang selama ini menjadi pusat ibadah dan belajar mengaji bagi anak-anak, mengalami kerusakan pada bagian pagar dan dinding, dengan cat yang telah mengelupas dan tampak kusam. Kegiatan revitalisasi musholla dimulai dari pembersihan tembok, pengamplasan, hingga pengecatan ulang bagian pagar dan gapura. Warna baru yang cerah memberikan kesan bersih dan segar, meningkatkan kenyamanan serta semangat masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Tidak hanya itu, ruangan bawah musholla yang sebelumnya terbengkalai juga mulai direncanakan untuk direnovasi menjadi tempat tinggal pengajar ngaji.
“Sekarang anak-anak jadi lebih semangat datang ke mushola. Terlihat lebih rapi dan nyaman, kami sangat terbantu dengan kegiatan ini.” ujar salah satu warga RT 56.
Kolaborasi Nyata untuk Dampak Jangka Panjang
Program KKN V1 ini berlangsung dari bulan April hingga Juni 2025 dan merupakan bagian dari pengabdian mahasiswa ITK kepada masyarakat. Seluruh kegiatan dilaksanakan berdasarkan hasil observasi langsung dan koordinasi dengan ketua RT setempat, sehingga seluruh intervensi yang dilakukan benar-benar relevan dan dibutuhkan warga.
Tim KKN, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga menjadi pijakan bagi keberlanjutan program-program lingkungan di masa mendatang. Kegiatan ini juga menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan solusi konkrit atas persoalan-persoalan yang seringkali terabaikan. Dengan semangat gotong royong dan rasa kepedulian, lingkungan dan fasilitas umum di RT 38 dan RT 56 kini menjadi lebih tertata, sehat, dan nyaman.
Warga memperoleh pengetahuan mengenai pemilihan sampah, bahaya membakar sampah, tempat pembuangan semestara yang layak serta mushola yang lebih terlihat baru