KKN ITK di RT. 45 Balikpapan Utara: Inovasi Pestisida Nabati dan Atraktan Ramah Lingkungan Untuk Jambu Kristal

  • Ketua Pengabdian: Retno Wahyu Dewanti, S.Si, M.Si (Matematika/FSTI/ITK)
  • Tahun Pengabdian: 2025

Deskripsi

Program pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari implementasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang dilaksanakan di RT. 45, Km. 24, Karang Joang, Balikpapan Utara pada tahun 2025. Kegiatan ini mengangkat isu strategis di sektor pertanian lokal, yakni penanganan hama dan jamur yang menyerang tanaman jambu kristal, sebuah komoditas unggulan yang dibudidayakan di lahan seluas kurang lebih 9 hektar oleh masyarakat setempat. Serangan hama, khususnya lalat buah (Bactrocera spp.), dan infeksi jamur telah menyebabkan kerugian signifikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas hasil panen. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim KKN merancang dan melaksanakan serangkaian kegiatan edukatif berupa pelatihan pembuatan pestisida dan fungisida nabati berbahan dasar alami seperti bawang putih, bawang bombay, cabai, kulit bawang, kunyit, dan serai yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar serta aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, inovasi perangkap atraktan berbasis metil eugenol turut diperkenalkan sebagai metode pengendalian populasi lalat buah secara ekologis dengan memanfaatkan botol bekas dan bahan sederhana lainnya. Pendekatan ini tidak hanya memberikan solusi jangka pendek terhadap gangguan hama, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat tani agar lebih mandiri dan sadar lingkungan dalam mengelola sistem pertanian mereka. Dengan mengusung prinsip keberlanjutan, kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan dampak jangka panjang dalam meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pertanian lokal.

 

Permasalahan yang Dihadapi Petani Jambu Kristal

Gambar 1. Serangan hama dan jamur pada Pohon Jambu Kristal

 

 

Wilayah Km. 24 Balikpapan Utara dikenal memiliki kebun jambu kristal yang cukup luas, yakni sekitar 9 hektar, dan dikelola secara kolektif oleh masyarakat setempat. Potensi hasil panen dari kebun ini sebenarnya sangat tinggi karena jenis jambu kristal memiliki daya tarik pasar yang besar, baik dari segi rasa, tekstur, maupun nilai ekonominya. Namun, di balik potensi tersebut, petani menghadapi tantangan serius berupa serangan hama dan jamur yang menyerang daun, batang, dan buah tanaman jambu kristal.


Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, kondisi daun yang mengalami bercak hitam, perubahan warna, dan pengerutan merupakan indikasi adanya infeksi jamur serta aktivitas hama pengisap cairan daun. Selain itu, ditemukan pula gejala serangan lalat buah (Bactrocera spp.), di mana lalat ini bertelur di dalam buah muda. Setelah telur menetas, larva memakan bagian dalam buah sehingga buah menjadi busuk sebelum panen dan gugur sebelum matang sempurna. Serangan ini tidak hanya menurunkan kualitas fisik buah, tetapi juga secara langsung menurunkan kuantitas hasil panen.


Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dan jamur ini berdampak signifikan terhadap produktivitas kebun, yang pada akhirnya mengganggu pendapatan petani. Pembusukan dini, bentuk buah yang cacat, serta serangan lanjutan oleh mikroorganisme lain menjadikan produk tidak layak jual, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi. Bila tidak segera ditangani, serangan ini berpotensi meluas ke tanaman lain di sekitarnya.

 

Menanggapi kondisi tersebut, kelompok KKN P6 melakukan serangkaian program pengabdian yang dirancang untuk memberikan solusi nyata, murah, dan berkelanjutan. Fokus kegiatan meliputi edukasi mengenai pengendalian hama terpadu, pembuatan pestisida nabati ramah lingkungan, serta pendampingan petani dalam praktik budidaya yang lebih sehat dan berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen sekaligus meminimalkan kerusakan akibat serangan organisme pengganggu tanaman.

 

Solusi Inovatif untuk Permasalahan Hama Jambu Kristal

Gambar 2. Solusi Penanganan Hama Jambu Kristal

 

 

Salah satu kegiatan utama yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan pestisida dan fungisida nabati. Penggunaan pestisida kimia dalam jangka panjang telah terbukti dapat menimbulkan residu yang berbahaya bagi konsumen kesehatan manusia dan mencemari lingkungan. Sebagai alternatif, kelompok KKN memperkenalkan pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti bawang putih, bawang bombay, cabai, kulit bawang, kunyit, dan serai. Bahan-bahan ini terbukti efektif sebagai insektisida alami tanpa mencemari lingkungan (Pranoto et al., 2020).


Proses penyemprotan dilakukan secara rutin setiap minggu, dengan pembagian uji coba pada beberapa variasi bahan. Dari hasil uji coba, pestisida yang mengandung bawang putih, bawang bombay, cabai, dan deterjen merupakan campuran paling efektif dalam mengurangi jumlah hama dan mencegah pertumbuhan jamur pada batang, daun, serta buah jambu kristal.

 

Inovasi Perangkap Atraktan untuk Kendali Lalat Buah

Gambar 3. Pembuatan Perangkap Atraktan untuk Alternatif Penanganan Lalat Buah

 

 

Masalah lalat buah diatasi dengan metode pengendalian berbasis atraktan metil eugenol. Kelompok KKN memproduksi perangkap atraktan sederhana menggunakan botol bekas, kawat, kapas, dan larutan metil eugenol. Senyawa ini berfungsi sebagai feromon buatan yang sangat menarik bagi lalat jantan. Saat tertarik dan masuk ke dalam perangkap, populasi lalat jantan menurun dan menghambat siklus perkembangbiakan hama tersebut.


Setelah dilakukan pemasangan perangkap di pohon jambu kristal, hasil monitoring menunjukkan banyak lalat jantan yang berhasil terperangkap. Ini menunjukkan bahwa penggunaan atraktan dapat menjadi metode yang sangat efektif dan ekonomis dalam pengendalian hama buah.


Radius penyebaran aroma atraktan bahkan dapat mencapai 100 meter, dan bertahan hingga 36 hari dalam kondisi optimal. Keunggulan ini menjadi nilai tambah yang membuat teknologi ini sangat cocok diterapkan di wilayah pertanian lokal, terutama bagi petani yang ingin menghindari penggunaan pestisida sintetis secara berlebih.

 

Dokumentasi : 

(1) Dokumentasi Pembuatan Pestisida Nabati

 

(2) Dokumentasi Penyemprotan Pestisida Nabati pada Tanaman Jambu Kristal

 

(3) Dokumentasi Pengaplikasian senyawa metil eugenol dan Pemasangan Perangkap Atraktan pada Tanaman Jambu Kristal

 

Tim Pelaksana Pengabdian:

1.    Retno Wahyu Dewanti, S.Si, M.Si (Matematika/FSTI/ITK)
2.    Cindyana Baranita (Teknik Kimia/FRTI/ITK)
3.    Pangga Apriliawan (Teknik Kimia/FRTI/ITK)
4.    Muhammad Fadillah Ananda Yuda (Teknik Kimia/FRTI/ITK)
5.    Muhammad Raihan (Teknik Kimia/FRTI/ITK)
6.    Fransiska Nova Cahyani (Teknik Kimia/FRTI/ITK)
7.    Kevin Putra Valentino (Teknik Industri/FRTI/ITK)
8.    Rafli Dharmawan (Teknik Industri/FRTI/ITK)
9.    Sistra Andini Sesya (Teknik Industri/FRTI/ITK)
10.    Marinda Rahmi Purnawati (Teknik Industri/FRTI/ITK)
11.    Aryo Nugroho (Teknik Industri/FRTI/ITK)

 


Manfaat

1. Peningkatan Hasil Panen Petani dengan mengurangi kerusakan akibat hama dan jamur sehingga kualitas dan kuantitas jambu kristal meningkat.
2. Solusi Ramah Lingkungan dengan dengganti pestisida kimia dengan pestisida dan fungisida nabati berbahan alami yang aman bagi lingkungan dan manusia.
3. Biaya Produksi Lebih Rendah karena menggunakan bahan lokal seperti bawang putih, cabai, dan kunyit yang murah dan mudah diperoleh.
4. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan langsung kepada petani mengenai pembuatan dan aplikasi pestisida serta perangkap atraktan.
5. Pengendalian Lalat Buah Secara Efektif yang dilakukan dengan membuat perangkap Atraktan dengan senyawa metil eugenol terbukti mampu menarik dan mengurangi populasi lalat jantan, sehingga memutus siklus hama.
6. Teknologi Sederhana dan Mudah Diterapkan, dari alat yang dibuat dari bahan bekas seperti botol plastik, sehingga bisa diaplikasikan secara luas dan berkelanjutan.
7. Daya Tarik dan Efektivitas Tinggi yang menjadikan perangkap atraktan memiliki radius penyebaran aroma hingga 100 meter dan efektif selama lebih dari satu bulan.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya