Kolaborasi Mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitektur di Perum Bukit Batakan Permai II
Balikpapan, 2025 — Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) berhasil melaksanakan program inovasi sosial yang berfokus pada peningkatan kesadaran warga mengenai potensi bahaya lereng serta penerapan sistem penerangan jalan umum berbasis energi surya (PJU Solar) di Perum Bukit Batakan Permai II, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur. Kegiatan ini menjadi wujud kontribusi nyata dalam mendukung aspek keamanan, penghematan energi, dan keberlanjutan lingkungan pada kawasan perbukitan yang memiliki risiko bencana.
Meningkatkan Kesadaran Bahaya Lereng di Kawasan Perbukitan
Perumahan Bukit Batakan Permai II berada pada area perbukitan dengan kemiringan lereng yang relatif tajam. Situasi ini berpotensi memicu terjadinya longsor serta kerusakan bangunan apabila tidak ditangani dan dikelola secara tepat.
Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, tim ITK menyelenggarakan sosialisasi terkait potensi bahaya lereng dengan melibatkan warga, ketua RT, serta perangkat kelurahan. Pada kegiatan tersebut, masyarakat diberikan penjelasan mengenai berbagai faktor yang dapat menyebabkan ketidakstabilan lereng, seperti tingginya curah hujan dan minimnya vegetasi, serta dikenalkan langkah-langkah mitigasi sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya tahu tentang potensi bahaya, tapi juga memahami cara mencegahnya sejak dini,” ujar Dwi Aneka Kartini, S.T., M.T., dosen pembimbing kegiatan dari Program Studi Teknik Sipil ITK.
Solusi Penerangan Ramah Energi Berbasis Tenaga Surya
Selain risiko terkait kondisi lereng, warga perumahan juga mengalami masalah kurangnya penerangan pada sejumlah titik jalan, khususnya di area yang curam. Situasi ini kerap menimbulkan rasa was-was pada malam hari serta meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan maupun tindakan kriminal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim ITK merancang sekaligus memasang lampu PJU berbasis tenaga surya (solar street light) yang efisien dan ramah lingkungan. Perangkat ini mampu mengumpulkan energi matahari pada siang hari dan secara otomatis menyala pada malam hari tanpa bergantung pada sumber listrik konvensional.
“Dengan sistem tenaga surya, masyarakat tidak perlu khawatir tentang biaya listrik. Lampu akan terus menyala bahkan saat terjadi pemadaman,” jelas Muhammad Huzair, S.T., M.T., salah satu dosen pendamping kegiatan.
Dari Survei Hingga Implementasi Lapangan
Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan survei lapangan bersama ketua RT untuk menentukan area yang rawan serta kurang pencahayaan. Selanjutnya dilakukan tahapan persiapan alat dan material, meliputi lampu LED tenaga surya, panel surya, tiang baja, serta pondasi semen sebagai penopang.
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan sosialisasi dan pemasangan unit percontohan PJU solar, di mana mahasiswa melakukan uji coba bersama warga untuk memastikan sistem bekerja optimal.
Berdasarkan hasil pengukuran, intensitas cahaya lampu mencapai 9 lux, cukup untuk menerangi area yang sebelumnya gelap. Tim juga mencatat adanya peningkatan pemahaman warga tentang energi terbarukan melalui hasil pre-test dan post-test selama kegiatan berlangsung.
Dampak Nyata bagi Warga
Penerangan ramah energi yang terpasang di kawasan Bukit Batakan Permai II kini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Lingkungan menjadi lebih terang dan aman, serta mendorong warga lebih peduli terhadap penggunaan energi bersih.
“Dulu kalau malam agak takut lewat sini karena gelap. Sekarang lebih aman, dan warga juga jadi tahu pentingnya energi matahari,” ujar Pak Sabriansyah, Ketua RT Perum Bukit Batakan Permai II.
Selain dampak sosial, program ini juga memperkenalkan masyarakat pada konsep teknologi hijau (green technology) yang berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan efisiensi energi jangka panjang.
Menuju Lingkungan Cerdas dan Berkelanjutan
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen ITK dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek energi bersih dan ketahanan terhadap bencana. Kolaborasi antara mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitektur juga menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam menyelesaikan masalah sosial di masyarakat.
“Program ini bukan sekadar pemasangan lampu, tapi langkah edukatif untuk membentuk masyarakat tangguh dan sadar lingkungan,” tambah Zahrotur Rahmania Firliani, S.Ars., dosen Arsitektur ITK.
Ucapan Terima Kasih
Kegiatan inovasi sosial ini terlaksana berkat dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITK, dosen pembimbing, serta warga Perum Bukit Batakan Permai II, Kelurahan Manggar yang berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan. Semoga sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat ini dapat terus berlanjut untuk menciptakan lingkungan yang aman, mandiri energi, dan berkelanjutan.
Penulis: Tim Redaksi ITK News Editor: [Nama Redaktur]
Sumber: Dokumentasi Lapangan & Analisis Data ITK, 2025
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Muhammad Huzair T, S.T., M.T.
2. Zahrotur Rahmania Firliani, S.Ars., M.Ars.
3. Muhammad Hesaputra Irawan
4. Amatullah Farah Hafidzah
5. Elang Habib Suharno
6. Hessel Triasto Sebastian
7. Muhammad Zaenal Usman
8. Andi Alif Muhammad Farsya
9. Azzah Yumna Dzakiyyah
10. Eishah Sausan Adzro
11. M. Najmi Z.P.A
12. Rennata Amanda Zaahiyah
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap bahaya lereng
2. Mendorong perilaku mitigasi dan kesiapsiagaan bencana
3. Meningkatkan rasa aman melalui penerangan ramah energi
4. Mendukung penggunaan energi terbarukan di lingkungan perumahan
5. Memperkuat kolaborasi antara masyarakat dan perguruan tinggi
6. Memberikan solusi nyata bidang infrastruktur lingkungan
7. Meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan warga