Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Kelurahan Karang Joang RT 36, Balikpapan Utara dilakukan oleh kelompok KKN P2. Kegiatan ini akan mendukung keberlanjutan budidaya maggot jenis Black Soldier Fly (BSF) melalui penerapan teknologi, khususnya dalam menanggulangi masalah fluktuasi suhu kandang yang kerap terjadi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Melalui langkah awal diskusi dengan Ketua Pengelola Budidaya Maggot RT.30, Bapak Ahmad Sadri, beliau mengharapkan budidaya maggot ini dapat dilanjutkan dan produksi maggot dapat ditingkatkan.
Gambar 1. Sosialisasi Teknologi Kepada Masyarakat
Penjelasan terkait penerapan teknologi dijelaskan melalui kegiatan sosialisasi bersama mitra dan warga sekitar RT 30 di Rumah Ulin Arya Hutan Lindung Sei Wain (HLSW). Alasan penerapan teknologi ini dilakukan karena perubahan suhu dan cuaca di Balikpapan dengan iklim tropis yang sering kali tidak menentu menjadi kendala bagi peternak maggot dalam menjaga suhu kandang tetap ideal dan stabil. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas dan sangat mempengaruhi produktivitas maggot. Untuk mengatasi hal ini, diusulkan sebuah inovasi teknologi berupa alat pengatur suhu otomatis berbasis mikrokontroler ESP8266 yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
Gambar 2. Desain Alat Otomatisasi Suhu Ruangan
Alat ini memungkinkan pemantauan dan pengaturan suhu secara real-time melalui perangkat seluler, sehingga mempermudah pengelolaan suhu kandang dan dapat memudahkan pekerjaan para peternak maggot serta mendorong keberlanjutan budidaya maggot di wilayah tersebut. Teknologi ini juga membuka peluang penerapan metode budidaya berbasis teknologi modern, yang tidak hanya meningkatkan hasil produksi tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat lokal mengenai pentingnya adaptasi teknologi dalam sektor peternakan di era digitalisasi saat ini.
Gambar 3. Penerapan Alat Pengatur Suhu Dalam Budidaya Maggot
Tim Pelaksana Pengabdi:
1. Rachmad Sulaksono Prabowo, S.T., M.T. (Teknik Material dan Metalurgi/FRTI/ITK)
2. Rifqi Aulia Tanjung, S.T., M.T. (Teknik Material dan Metalurgi/FRTI/ITK)
3. Hizkia Alpha Dewanto, S.T., M.Sc. (Teknik Material dan Metalurgi/FRTI/ITK)
4. Risyat Aditya Nugraha (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
5. Renaldi (Teknik Elektro/FSTI/ITK)
6. Alan Avryzas (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
7. Shah Dzaky Dhiyaulhaq (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
8. Ahcmad Altur Situmeang (Teknik Elektro/FSTI/ITK)
9. Muhammad Ramadhan (Teknik Elektro/FSTI/ITK)
10. Reinra Al Dhavi (Teknik Elektro/FSTI/ITK)
11. Alven Pratama Ginting (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
12. Risal Pau’ (Teknik Mesin/FRTI/ITK)
1. Meningkatkan produktivitas budidaya maggot dengan meminimalkan risiko kematian larva akibat fluktuasi suhu yang tidak menentu.
2. Memberikan efisiensi dan kemudahan bagi pembudidaya dalam mengurangi beban kerja karena dapat memantau suhu kandang secara real-time.
3. Mampu menerapkan teknologi modern dalam sektor budidaya peternakan maggot yang dapat mendukung perubahan metode budidaya smart farming berbasis digitalisasi.
4. Mendorong pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan mandiri dengan meningkatkan kemampuan pembudidaya
5. Membantu menggurangi limbah organik di lingkungan masyarakat sekitar dengan adanya budidaya maggot
6. Memberikan pilihan alternatif pakan ternak alternatif berupa maggot yang murah dan kaya akan protein