Inovasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik untuk Produksi Pupuk Organik dan Briket Biomassa

  • Ketua Pengabdian: Ir. Tito Bisma May Willis, S.T.,M.T. | Anggota: Ainurridho Diyan F., Ahmad Pikri, Surya Saputra, M.Ikhsan Binadzary, Fitrah hanan Zuhair, Daffa Qhalby Abizarga, Ilham Asari, Bobby Wijaya, Randy Febrian
  • Tahun Pengabdian: 2025

Deskripsi

Pengelolaan limbah organik menjadi pupuk kompos, briket biomassa, dan pupuk organik merupakan solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah sampah dan meningkatkan kualitas tanah. Dengan meningkatnya volume sampah di kota-kota besar, terutama di Indonesia, pengelolaan limbah menjadi tantangan yang serius. Menurut data, sampah organik menyumbang persentase terbesar dari total sampah yang dihasilkan, sehingga pengolahannya menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Rumah Kompos adalah fasilitas yang dirancang untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) tetapi juga menghasilkan pupuk yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan kompos sebagai pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas serap air, yang sangat penting dalam pertanian berkelanjutan. Selain itu, program rumah kompos juga dapat memberdayakan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja baru dalam pengolahan dan pemasaran pupuk organik.

Briket Biomassa merupakan alternatif energi terbarukan yang dihasilkan dari limbah pertanian dan sisa-sisa biomassa lainnya. Proses pembuatan briket ini mengubah limbah yang tidak terpakai menjadi sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan. Penggunaan briket biomassa dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan memanfaatkan limbah organik untuk produksi briket, kita tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga menciptakan solusi energi yang berkelanjutan.

Pupuk Organik yang dihasilkan dari proses pengomposan memiliki banyak manfaat bagi pertanian. Selain meningkatkan kesuburan tanah, pupuk organik juga membantu mempertahankan kelembapan tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan penggunaan pupuk organik semakin mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat luas.

Dengan demikian, integrasi rumah kompos, briket biomassa, dan pupuk organik dalam satu program pengelolaan limbah tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah sampah tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan dan ekonomi masyarakat. Program ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.

Gambar 1. Pembuatan Arang Briket

Produksi briket biomassa dimulai dengan tahap pengolahan bahan baku yang cermat dan terencana. Proses ini mencakup pemilahan limbah organik yang sesuai untuk dijadikan briket, terutama yang memiliki nilai kalor tinggi. Bahan baku akan dikeringkan hingga mencapai kadar air yang optimal untuk proses pembriketan, kemudian digiling menjadi ukuran yang seragam. Komposisi bahan akan dicampur dengan proporsi yang tepat untuk menghasilkan briket dengan karakteristik pembakaran yang baik.

Proses pembuatan briket akan dilakukan dengan memperhatikan parameter-parameter teknis yang penting. Pencetakan briket akan menggunakan tekanan yang sesuai untuk menghasilkan densitas yang optimal, diikuti dengan proses pengeringan yang terkontrol untuk mencapai kadar air akhir yang diinginkan. Setiap batch produksi akan melalui pengujian densitas dan kekuatan fisik untuk memastikan briket tidak mudah hancur selama penanganan dan penggunaan.

Gambar 2. Pembuatan Pupuk Kompos 

Program produksi pupuk organik akan dimulai dengan pengembangan formula yang sesuai dengan standar kualitas. Proses ini akan memanfaatkan teknologi pengomposan yang tepat untuk menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi. Standarisasi proses produksi akan diterapkan untuk menjamin konsistensi kualitas, didukung dengan pengujian laboratorium secara berkala untuk memastikan kandungan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.

Dalam aspek proses produksi, akan dilakukan pengaturan komposisi bahan baku yang tepat untuk menghasilkan pupuk dengan kandungan nutrisi yang seimbang. Faktor-faktor kritis seperti suhu dan kelembaban akan dikendalikan secara ketat selama proses pengomposan untuk memastikan dekomposisi yang optimal. Setelah proses pengomposan selesai, akan dilakukan pengayakan dan pemilahan hasil kompos untuk mendapatkan tekstur yang seragam, dilanjutkan dengan pengemasan produk yang menarik dan informatif.

Kontrol kualitas akan dilaksanakan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Program ini mencakup pemeriksaan rutin terhadap kandungan unsur hara, pengujian tingkat kematangan kompos, dan evaluasi efektivitas pupuk pada berbagai jenis tanaman. Hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian formula dan proses produksi, sehingga kualitas pupuk organik dapat terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pengguna

 


Manfaat

Manfaat: 

  1. Warga memahami pemanfaatan limbah sampah dan daun kering dapat dibuat menjadi pupuk kompos dan briket
  2. Hasil KKN ini dapat digunakan untuk warga meranti seperti untuk pupuk pada greenhouse
  3. Melakukan revitalisasi rumah kompos melalui perbaikan struktur dan fasilitas serta pengaktifan kembali operasionalnya
  4. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan limbah organik melalui program edukasi dan pelatihan
     

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya