Balikpapan 24 Mei 2024 : Kelompok KKN 3F telah menyelesaikan kegiatan pengabdian masyarakat di Jl. Giri Rejo KM 15 RT. 28, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara dengan judul “ Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi nata De Soya dan Penggunaan Penyiraman Otomatis pada Budidaya Jamur. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam lokasi KKN yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap limbah tahu yang seharusnya dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi dan jauhnya jarak antara tempat budidaya jamur dengan sumber air yang menyebabkan pembudidaya membutuhkan tenaga lebih untuk penyiraman jamur. Alasan dan tujuan terpilihnya permasalahan tersebut yaitu Memberikan pengetahuan dan pelatihan untuk mengolah limbah tahu menjadi nata de soya, membuat alat penyiram otomatis, dan dapat membantu kenaikan perekonomian pada masyarakat sekitar.
Limbah cair tahu, yang sering kali dianggap sebagai produk sampingan yang tidak diinginkan, dapat menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah ini biasanya dibuang langsung ke lingkungan, menyebabkan pencemaran air dan tanah. Namun, melalui inovasi dalam pengolahan limbah, limbah cair tahu dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi yaitu nata de soya. Oleh karena itu kelompok KKN 3F melakukan sosialisasi untuk pembuatan Nata de soya kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan tentang manfaat, kelebihan dan cara membuat nata de soya. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 23 Mei 2024. Nata de soya adalah produk fermentasi yang mirip dengan nata de coco, namun menggunakan substrat dari kedelai. Proses pembuatannya melibatkan fermentasi limbah cair tahu dengan bantuan bakteri acetobacter xylinum. Hasilnya adalah produk yang kaya akan serat, rendah kalori, dan memiliki nilai gizi yang baik. Nata de soya tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi produsen tahu serta masyarakat sekitar dapat menjadikan sumber pendapatan baru dengan mengubah limbah tahu menjadi Nata de soya.
Selanjutnya kelompok KKN 3F membuat inovasi penyiraman otomatis untuk budidaya jamur, kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 3 Mei 2024 sampai 18 Mei 2024. Budidaya jamur memerlukan pengelolaan kelembaban yang cermat untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Penyiraman manual sering kali tidak konsisten dan memerlukan banyak tenaga kerja. Di sinilah teknologi penyiram otomatis memainkan peran penting. Sistem penyiraman otomatis dapat diatur untuk memberikan jumlah air yang tepat pada waktu yang tepat, memastikan jamur mendapatkan kelembaban yang diperlukan tanpa pemborosan. Teknologi ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga mengoptimalkan penggunaan air. Dengan penyiraman yang konsisten, jamur dapat tumbuh lebih baik dan lebih cepat, meningkatkan hasil panen dan kualitas produk. Selain itu, sistem otomatis memungkinkan petani untuk mengawasi dan mengelola budidaya jamur dengan lebih efisien, bahkan dari jarak jauh. Dengan menggabungkan kedua inovasi ini, petani dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan dampak lingkungan yang lebih rendah. Transformasi limbah menjadi produk bernilai tambah dan optimalisasi proses budidaya melalui teknologi modern menciptakan model bisnis yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang cara-cara praktis untuk menerapkan inovasi ini dalam skala kecil maupun besar, serta manfaat jangka panjang yang dapat diharapkan.
1. Pengurangan Limbah : Mengurangi limbah cair tahu menjadi nata de soya membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan, mengurangi pencemaran air dan tanah.
2. Inovasi dalam Industri Pangan : Mengembangkan produk baru dari limbah tahu menunjukkan inovasi dalam industri pangan dan dapat memicu lebih banyak penelitian dan pengembangan produk baru.
3. Efisiensi Waktu dan Tenaga: Menyediakan tangki penampung air dan penyiraman otomatis sebagai upaya penghematan waktu dan tenaga bagi pembudidaya jamur.