Tim Pengmas Institut Teknologi Kalimantan program pengabdian masyarakat ini terdiri dari 2 dosen Teknik elektro, 1 dosen matematika dan 1 dosen Teknik lingkungan. Tim melakukan kegiatan pengabdian Masyarakat dengan Kelompok Tani Tunas Harapan di area Jalan Soekarno Hatta km 20 Balikpapan Utara. Lokasi dari kelompok Mitra berada di lahan pertanian yang merupakan kawasan hutan produksi bagian dari Hutan Lindung Sungai Wain. Mitra memiliki ijin untuk mengelola sebagian lahan pertanian sebagai kawasan Hutan Produksi. Kelompok Tani Tunas Harapan berdiri tahun 2008 dan disahkan di tahun 2013. Saat ini Kelompok Tani Tunas Harapan memiliki 32 Anggota Legalitas dari kelompok Tani Tunas Harapan. Kelompok tani Tunas Harapan merupakan kelompok tani aktif dan produktif. Total luas lahan pertanian dan perkebunan yang dikerjakan mencapai 150 Hektar. Setiap petani di kelompok Tunas Harapan memiliki luas lahan pertanian untuk sayur-sayuran rata-rata 3 sampai 5 hektar. Hasil utama pertanian dari kelompok masyarakat km 20 berupa sayur buncis, tomat, wortel, kacang panjang, pepaya dan pisang. Hasil pertanian dari kelompok tani ini didistribusikan pada pasar lokal untuk memenuhi kebutuhan sayur di Balikpapan.
Kelompok sasaran saat ini mengalami permasalahan tidak tersedianya air baku untuk pertanian. Hal ini terjadi karena lahan yang dipergunakan oleh kelompok sasaran merupakan jenis lahan kering. Air merupakan kebutuhan primer bagi kelompok tani. Sebagian besar kelompok tani selama ini mengandalkan air hujan yang datang tidak menentu untuk mengairi lahan pertanian. Akibat dari hal ini, pada musim kering berkepanjangan sebagian besar anggota kelompok tani mengalami gagal panen akibat kekurangan air.
Proses pengambilan air di Sungai Wain
Sebagian kecil anggota kelompok tani yang memiliki lahan berdekatan dengan sungai Wain, mempergunakan air yang berasal dari sungai Wain untuk mengairi lahan. Lahan pertanian dari kelompok tani yang berdekatan dengan Sungai Wain, memiliki jarak rata – rata 300 meter dari lokasi Sungai Wain dan lokasi lahan memiliki ketinggian mencapai 20 meter diatas permukaan sungai Wain. Untuk menarik air Sungai Wain, para petani menggunakan mesin pompa air berjenis Falcon yang berbahan bakar pertalite seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.3 b. Pada kondisi cuaca terik, rata-rata petani menghabiskan 12 liter bahan bakar jenis pertalite untuk mensuplai daya pada pompa Alcon. Terlebih lagi pada musim kemarau berkepanjangan, dalam 1 bulan rata-rata satu anggota petani menghabiskan dana mencapai Rp. 4.000.000,- untuk pembelian bahan bakar. Hal ini akan tentu saja akan membuat petani kehilangan sebagian besar modalnya.
Sosialisasi rencana pengma
Dari permasalahan tersebut tim memberikan solusi bagi para petani dengan memanfaatkan teknologi energi baru dan terbarukan untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi listrik. Listrik yang didapatkan di gunakan untuk menyalakan pompa air listrik agar air dari sungai wain dapat dimanfaatkan ke perkebunan para petani. Dengan teknologi PLTS dan pompa listrik system dirancang.
Implemetasi PLTS, pompa dan jalur air
Setelah dilakukan perancangan dan sosialisasi alat tim memberikan sesi pelatihan kepada Masyarakat agar Masyarakat dapat mengoperasikan secara mandiri dan memberikan edukasi baru. Masyarakat mempunyai antusias yang tinggi dengan teknologi yang dipasang oleh tim dan mereka sangat terbantu dalam hal pengurangan biaya operasional pertanian mereka.
Pemanfaatan teknologi PLTS untuk memenuhi kebutuhan air di lahan pertanian