Sebagai wujud nyata dari peran aktif perguruan tinggi dalam menjawab tantangan sosial masyarakat, mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Edukasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) dan Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Warga”. Kegiatan ini berlangsung di Perumahan Graha Poltekba, Balikpapan, selama Maret hingga Juni 2025 dan dirancang untuk menjawab dua isu krusial di lingkungan setempat, yaitu rendahnya pemahaman tentang kekerasan seksual, khususnya pada anak, serta belum optimalnya sistem administrasi kependudukan yang rapi dan terstruktur. Tema ini dirumuskan setelah dilakukan observasi langsung dan diskusi bersama pengurus lingkungan setempat. Hasil diskusi menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan edukasi yang mampu membekali orang tua dan anak-anak dengan pemahaman komprehensif tentang pencegahan kekerasan seksual, serta sistem pendataan warga yang dapat mendukung keterbukaan dan efisiensi administrasi lingkungan.
Program dimulai dengan pelaksanaan edukasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) yang ditujukan kepada para orang tua, yang diadakan pada 23 Maret 2025 di Masjid Darussalam, pusat kegiatan warga Perumahan Graha Poltekba. Edukasi ini diikuti oleh 31 orang tua yang hadir dengan antusias dan penuh perhatian. Materi yang disampaikan membahas secara komprehensif bentuk-bentuk kekerasan seksual terhadap anak, cara mengenali tanda-tanda anak yang menjadi korban, serta langkah-langkah penanganan awal yang bisa dilakukan oleh keluarga. Penyampaian materi dikemas secara komunikatif dan interaktif, dilengkapi sesi diskusi yang membuka ruang refleksi dan pertanyaan dari para peserta. Untuk memperkuat dampak edukasi, tim KKN juga menyusun dan membagikan modul khusus yang dapat dijadikan pegangan orang tua dalam mendampingi dan melindungi anak dari risiko kekerasan seksual, termasuk yang mungkin terjadi di lingkungan digital. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang hidup dan hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan. Orang tua tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga menyadari pentingnya peran aktif mereka dalam menciptakan lingkungan rumah yang aman bagi anak.
Gambar 1. Penyampaian Materi kepada Peserta Orang Tua
Gambar 2. Dokumentasi Bersama Peserta
Melanjutkan kegiatan edukasi untuk orang tua, program berikutnya ditujukan kepada anak-anak usia SD hingga SMP, yang dilaksanakan pada 25 Mei 2025 di lokasi yang sama. Kegiatan ini didesain dengan pendekatan yang menyenangkan agar anak-anak dapat menerima materi serius seperti PPKS tanpa merasa tertekan atau takut. Materi disampaikan dalam dua sesi utama. Sesi pertama membahas tentang pemahaman dasar dan bentuk-bentuk kekerasan seksual, yang disampaikan oleh Satuan Tugas PPKS ITK dengan metode komunikasi yang ringan dan sesuai usia anak. Sesi kedua berfokus pada langkah-langkah penanganan dan perlindungan diri jika anak berada dalam situasi tidak aman. Untuk mendukung pemahaman praktis, kegiatan dilengkapi dengan simulasi Totelala (Tolak, Teriak, Lapor, dan Lari), dimana anak-anak diajak mempraktikkan respons cepat terhadap situasi berbahaya, Ice breaking seperti “Tebak Zona Aman”, serta sesi tanya jawab membuat suasana kegiatan menjadi interaktif, menyenangkan, dan tetap edukatif. Melalui pendekatan ini, anak-anak tidak hanya memahami materi secara kognitif, tetapi juga membentuk pemahaman emosional dan keterikatan sosial terhadap nilai-nilai perlindungan diri.
Gambar 3. Penyampaian Materi kepada Peserta Anak-Anak
Gambar 4. Dokumentasi Bersama Pemateri dan Peserta
Selain kegiatan edukatif, tim KKN juga memberikan solusi konkret terhadap kebutuhan administrasi warga dengan merancang Sistem Informasi Pendataan Warga berbasis digital. Sistem ini terdiri atas dua formulir daring, untuk warga masuk dan keluar dari perumahan, serta dashboard visual yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk infografis. Data yang dicatat dalam sistem meliputi informasi dasar seperti nama lengkap, NIK, alamat, tempat tanggal lahir, hingga foto KTP. Dashboard infografis menampilkan data demografis seperti jumlah warga yang masuk dan keluar dalam periode tertentu, asal kota, agama, distribusi jenis kelamin, hingga status tempat tinggal. Sistem ini dirancang agar dapat diakses secara terbuka oleh warga, sehingga mereka dapat mengetahui informasi terkini tentang komunitas tempat mereka tinggal. Dengan adanya sistem ini, diharapkan pendataan warga menjadi lebih akurat, efisien, dan bermanfaat dalam menunjang pengelolaan lingkungan perumahan.
Gambar 5. Dashboard Infografis Data Warga
Seluruh program yang dijalankan dalam kegiatan KKN ini mendapat respons positif dari warga dan mitra. Tidak hanya berhasil mencapai tolok ukur kuantitatif yang telah ditetapkan, program juga mampu menumbuhkan kepedulian sosial warga terhadap isu kekerasan seksual dan pentingnya sistem pendataan berbasis teknologi. Diharapkan, edukasi PPKS yang telah dilakukan dapat dijadikan program berkelanjutan dengan dukungan aktif dari pengurus lingkungan, lembaga pendidikan, dan orang tua. Sementara itu, sistem informasi yang dikembangkan diharapkan menjadi langkah awal menuju transformasi digital dalam pengelolaan data warga, yang kedepannya dapat diintegrasikan dengan pelayanan publik berbasis komunitas lainnya.
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Prasis Damai Nursyam Hamijaya, S.P., M.M. (Bisnis Digital/JTEIB/ITK)
2. Bayu Nur Abdallah, S.T., M.T. (Bisnis Digital/JTEIB/ITK)
3. Hylmi Wahyudi (Informatika/JTEIB/ITK)
4. Hikmah Alusmawati (Sistem Informasi/JTEIB/ITK)
5. Chintya (Sistem Informasi/JTEIB/ITK)
6. Hadad Fadilah (Informatika/JTEIB/ITK)
7. Muamnar Ihsan (Informatika/JTEIB/ITK)
8. Jesselyn Nixie Amadea (Ilmu Aktuaria/JSAD/ITK)
9. Risqi’a Shauma Salsabiilla (Ilmu Aktuaria/JSAD/ITK)
10. Muhammad Ading, 20221060 (Bisnis Digital/JTEIB/ITK)
11. Faris Rafif Dhiyaulhaq, 20221077 (Bisnis Digital/JTEIB/ITK)
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Perumahan Graha Poltekba memberikan sejumlah manfaat nyata bagi warga, mitra lingkungan, maupun tim pelaksana. Bagi orang tua, kegiatan ini meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya mencegah dan menangani kekerasan seksual terhadap anak, serta mendorong peran aktif keluarga dalam menciptakan lingkungan yang aman. Bagi anak-anak, kegiatan edukatif yang dikemas secara interaktif berhasil menanamkan pemahaman praktis tentang perlindungan diri melalui metode yang menyenangkan dan mudah dipahami. Selain itu, modul cetak yang dibagikan menjadi media edukasi berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan oleh warga secara mandiri. Dari sisi administrasi, kehadiran sistem informasi pendataan warga memberikan solusi nyata dalam pencatatan data kependudukan secara digital, mempermudah pengurus lingkungan dalam memantau dinamika warga, serta menyediakan data yang lebih transparan dan terorganisir.