Pendidikan dalam bidang kesehatan dan olahraga di pondok pesantren seringkali terbatas, baik dari segi fasilitas, pengetahuan, maupun cara pelatihan yang terorganisir. Di sisi lain, kegiatan bela diri seperti Tapak Suci merupakan salah satu alat penting untuk membangun karakter, kekuatan fisik, dan disiplin santri. Namun, dalam pelaksanaannya, kegiatan bela diri tersebut belum sepenuhnya didukung oleh pendekatan ilmiah seperti pemahaman biomekanika tubuh dan nutrisi yang baik. Kondisi inilah yang melatarbelakangi pelaksanaan program KKN ini. Mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) hadir untuk menawarkan solusi konkret melalui edukasi, pengukuran data fisik, serta penyusunan program latihan yang sesuai dengan prinsip kesehatan olahraga modern.Tujuan utama dari program ini adalah memberikan pemahaman kepada santri dan pelatih mengenai pentingnya gizi seimbang serta biomekanika tubuh dalam mendukung latihan bela diri Tapak Suci. Secara lebih spesifik, kegiatan ini bertujuan untuk: (1) memperkenalkan dasar-dasar biomekanika dalam bela diri, (2) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya nutrisi bagi atlet muda, (3) menciptakan program latihan yang didasarkan pada data antropometri, (4) mendesain dan membuat alat bantu latihan sederhana yang dapat digunakan oleh santri secara mandiri, serta (5) menyusun e-book visual tentang Tapak Suci sebagai media belajar jangka panjang. Semua tujuan ini disusun agar hasil dari kegiatan ini tidak terhenti pada saat KKN, tetapi dapat terus dimanfaatkan oleh pesantren secara. Metodologi pelaksanaan program ini dilaksanakan dengan cara yang melibatkan partisipasi dan pendidikan. Kegiatan dimulai dengan melakukan survei di lapangan dan berkomunikasi dengan mitra pesantren untuk memahami kebutuhan serta batasan yang ada. Setelah itu, tim melakukan pengukuran antropometri pada peserta, termasuk ukuran tinggi badan, berat badan, serta panjang tangan dan kaki. Dari hasil pengukuran ini, dilakukan analisis seperti indeks massa tubuh dan perbandingan proporsi tubuh. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan memberikan edukasi mengenai gizi dan biomekanika tubuh, serta mengajarkan teknik dasar bela diri. Proses keseluruhan difoto dan didokumentasikan untuk keperluan pembuatan e-book. Di samping itu, alat bantu latihan sederhana dirancang berdasarkan kebutuhan peserta dan keterbatasan fasilitas yang tersedia.
Gambar 1. Progres Edukasi Gizi dan Biomekanika Tubuh
Populasi Sasaran dan Mitra Kegiatan target dari kegiatan ini adalah santri putra dan putri di Pondok Pesantren Mafatihul Ulum yang baru bergabung sebagai anggota Tapak Suci, dengan rentang usia di kalangan remaja yang tertarik pada bela diri. Mitra utama dari kegiatan ini adalah pelatih Tapak Suci di pondok tersebut yang berperan dalam menyusun materi, memvalidasi teknik jurus, serta mendampingi pelaksanaan program. Keterlibatan mitra ini sangat penting karena pelatih berfungsi sebagai penghubung antara tim KKN dan peserta, serta menjaga keaslian materi jurus dan nilai-nilai bela diri Tapak Suci. Tapak Suci seperti Ikan Terbang Menjulang ke Angkasa, Harimau menutup jalan dan Harimau Membuka Jalan. Data mengenai kekuatan, keseimbangan, dan konsistensi gerakan.
Gambar 2. Contoh Gerakan Harimau Menutup Jalan
Analisis data dan evaluasi latihan salah satu metode menarik dalam aktivitas ini adalah pemanfaatan data antropometri untuk menyusun program latihan yang lebih personal dan terarah. Sebagai contoh, perbandingan antara panjang kaki dan tinggi badan dianalisis guna menyesuaikan tingkat kesulitan saat melakukan tendangan tinggi. Selain itu, evaluasi kemampuan peserta dilaksanakan melalui pengamatan langsung pada latihan jurus-jurus Tapak Suci seperti Ikan Terbang Menjulang ke Angkasa dan Harimau Membuka Jalan. Data mengenai kekuatan, keseimbangan, dan konsistensi gerakan diobservasi dan dicatat untuk masing-masing peserta. Pendekatan ini memberikan data kuantitatif yang dapat digunakan untuk merancang program latihan baik untuk individu maupun kelompok.
Gambar 3. Pengukuran Performa Atlet
Pembuatan Alat dan Inovasi Visualisasi Tim KKN mengembangkan berbagai alat bantu latihan dengan memperhatikan kendala biaya dan material yang tersedia. Contohnya, alat bantu koordinasi seperti tangga kelincahan dibuat dengan bahan sederhana namun tetap efektif untuk melatih kemampuan kelincahan dan kontrol tubuh. Selain itu, poster visualisasi jurus dan papan skor latihan juga dirancang untuk memberikan dorongan dan indikator perkembangan peserta. Inovasi visual ini tidak hanya diterapkan pada alat bantu, tetapi juga dalam bentuk e-book, yang berisi foto dan video dari setiap jurus yang diajarkan. Ini sangat mendukung proses pembelajaran, terutama bagi peserta yang lebih menyukai gaya belajar visual.
Gambar 4. Proses Pembuatan Alat Latihan
Penyusunan E-book edukasi Tapak Suci E-book yang dibuat tidak hanya mencakup gambar teknik jurus, tetapi juga teori yang mendasari gerakan, sejarah dan filosofi Tapak Suci, serta panduan tentang latihan dan nutrisi. Penyusunan e-book dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta dan pelatih, agar bisa digunakan sebagai referensi yang resmi dan praktis. Bagian-bagian dalam buku ini mencakup sejarah, filosofi, sikap dasar, teknik pukulan dan tendangan, hingga jurus seni. Buku ini dirancang agar bisa diakses oleh siapa saja—termasuk pelatih, santri, dan komunitas Tapak Suci di luar pesantren—sebagai panduan untuk pembelajaran mandiri.
Gambar 5. Pembuatan Ebook
Tantangan yang dihadapi dan solusinya selama pelaksanaan, tim menghadapi beberapa tantangan seperti ketidakcocokan jadwal antara pelatih dan peserta, keterbatasan anggaran untuk peralatan, serta ketidakstabilan kehadiran anggota tim. Namun, semua masalah ini dapat diatasi dengan menyesuaikan jadwal, merancang ulang peralatan agar lebih ekonomis, serta memperkuat komunikasi dan pembagian tugas internal yang lebih fleksibel. Tim juga menunjukkan kemampuannya untuk menyelesaikan seluruh aspek program meskipun dengan sumber daya yang terbatas. Keberlanjutan program dan kesempatan untuk replikasi kegiatan ini tidak hanya memberikan pengaruh langsung selama periode KKN, tetapi juga membangun dasar untuk kesinambungan dalam pembinaan olahraga bela diri di pesantren. Kehadiran e-book, peralatan latihan, dan akun media sosial memungkinkan kegiatan ini untuk terus berkembang setelah KKN selesai. Selain itu, pendekatan yang menyeluruh antara gizi, biomekanika, latihan fisik, dan pendidikan digital ini bisa menjadi contoh bagi tim KKN lainnya di masa depan. Dengan kerjasama antara mahasiswa, mitra pesantren, dan dukungan dari institusi, kegiatan ini menjadi wujud nyata pengabdian masyarakat yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gambar 6. Dokumentasi Opening Kegiatan KKN di Pondok Pesantren MAFATIHUL ULUM
Tim Pelaksana Pengabdi:
1. Muhammad Duta Falah(Teknik Logistik/Teknologi Industri)
2. Teresa Novinda Putri Valentine (Teknik Industri/Teknologi Industri)
3. Alifia Nazhwa (Teknik Industri/Teknologi Industri)
4. Patricia Ratu Gloria Sinaga (Teknik Industri/Teknologi Industri)
5. Luvita Dwi Arifta Vebrianti (Teknik Industri/Teknologi Industri)
6. Tjang Meike Theresia Chen (Teknik Industri/Teknologi Industri)
7. Muhammad Hafint (Teknik Logistik/Teknologi Industri)
8. Novaldy Dwi Shandyka (Teknik Mesin/Teknologi Industri)
9. Achmad Fajar (Rekayasa Keselamatan/Rekayasa Industri)
1. Peningkatan Literasi Gizi Atlet Remaja. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya gizi dalam mendukung performa fisik,terutama untuk atlet pelajar di pesantren.
2. Pembinaan Fisik Berbasis Biomekanika. Melatih teknik bela diri dengan memperhatikan prinsip biomekanika agar gerakan menjadi lebih efektif dan mengurangi risiko cedera
3. Pengembangan Program Latihan Berdasarkan Data Antropometri. Program latihan disusun sesuai karakteristik tubuh santri, sehingga lebih sesuai dan terarah untuk peningkatan performa.
4. Pembuatan Alat Latihan Mandiri dan Sederhana. Inovasi alat bantu latihan dengan biaya rendah namun tetap fungsional, sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan di lingkungan pesantren.
5. Penyusunan E-Book Edukasi Tapak Suci. Membantu santri dan pelatih dalam memahami teknik Tapak Suci dengan dokumentasi visual dan teori yang lengkap, termasuk nilai-nilai filosofis.
6. Peningkatan Disiplin dan Kemandirian Santri. Latihan bela diri yang terstruktur mendorong terbentuknya karakter disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
7. Pelibatan Mitra secara Aktif. Kolaborasi dengan pelatih Tapak Suci memperkuat keberhasilan kegiatan, meningkatkan kualitas pelatihan, serta akurasi data teknik bela diri.
8. Peningkatan Keterampilan Tim Mahasiswa. Mahasiswa KKN belajar manajemen waktu, pengambilan data lapangan, penyusunan buku ajar, serta berinovasi dalam pengabdian masyarakat.
9. Konten Digital sebagai Sarana Edukasi Luas. Adanya aftermovie, poster, serta akun media sosial untuk menjangkau masyarakat lebih luas dan mempromosikan hasil kegiatan KKN.
10. Model Pengabdian yang Bisa Direplikasi. Konsep ini dapat dijadikan contoh oleh tim KKN lain dalam menggabungkan pendidikan gizi, olahraga, dan teknologi ke dalam program KKN.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PMMD yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Mafatihul Ulum mengusung tema “Edukasi Gizi dan Biomekanika Tubuh serta Pembuatan Program dan Alat Bantu Latihan Atlet Pelajar Tapak Suci.” Selama kurang lebih tujuh bulan pelaksanaan, tim berhasil merealisasikan berbagai program yang menyentuh aspek fisik, edukatif, dan teknis dalam upaya mendukung pembinaan atlet pelajar Tapak Suci yang baru bergabung. Program ini tidak hanya menyasar peningkatan performa individu, namun juga membangun fondasi pembelajaran jangka panjang melalui media digital dan buku pembelajaran.
Salah satu kegiatan inti yang dilakukan secara konsisten adalah pengambilan data performa latihan pada 13 orang santri baru yang mengikuti latihan Tapak Suci. Aktivitas ini dilaksanakan setiap minggu sebagai bentuk monitoring dan evaluasi progres latihan bela diri. Teknik yang diukur mencakup berbagai bentuk tendangan seperti:
1. Tendangan Ikan Terbang Menjulang Angkasa (3 x 10 detik),
2. Tendangan Jongkok Ikan Terbang Menggoyang Sirip (3 x 10 detik),
3. Tendangan Jongkok Harimau Membuka Jalan (3 x 10 detik).
Pada santri perempuan, kekuatan tendangan kaki kiri menunjukkan bahwa jenis tendangan Jongkok Ikan Terbang Menggoyang Sirip secara konsisten memiliki performa paling tinggi dari minggu ke minggu. Diikuti oleh tendangan Jongkok Harimau Membuka Jalan yang juga menunjukkan tren peningkatan secara perlahan. Sementara itu, tendangan Ikan Terbang Menjulang Angkasa cenderung stabil dan berada di posisi paling rendah. Secara keseluruhan, ketiga jenis tendangan pada kaki kiri santri perempuan menunjukkan tren positif, dengan peningkatan performa seiring waktu latihan. Untuk kaki kanan santri perempuan, pola performa cenderung lebih bervariasi. Tendangan Ikan Terbang Menjulang Angkasa menjadi yang paling dominan di minggu pertama dan minggu keempat. Namun pada minggu kedua, tendangan Harimau Membuka Jalan justru mencatatkan skor tertinggi, meskipun kemudian menurun secara perlahan. Tendangan Jongkok Ikan Terbang juga menunjukkan peningkatan dari minggu ke minggu, namun tidak setinggi dua jenis tendangan lainnya. Secara umum, performa tendangan kaki kanan pada santri perempuan bersifat merata, dengan perbedaan nilai antar tendangan yang tidak terlalu mencolok.
Sementara itu, pada santri laki-laki, performa tendangan kaki kiri didominasi oleh jenis Jongkok Harimau Membuka Jalan yang mencatat skor tertinggi secara konsisten setiap minggu, terutama pada minggu pertama dan ketiga. Dua jenis tendangan lainnya, yaitu Ikan Terbang Menjulang Angkasa dan Jongkok Ikan Terbang Menggoyang Sirip, terlihat jauh di bawah tendangan Harimau, dan hanya mengalami sedikit fluktuasi. Pola yang sama juga terlihat pada kaki kanan santri laki-laki, di mana tendangan Harimau Membuka Jalan tetap menunjukkan performa terbaik dan stabil. Sementara dua jenis tendangan lainnya memiliki skor yang cukup seimbang dan hanya mengalami sedikit peningkatan, terutama pada minggu ketiga. Menariknya, pada minggu keempat, performa tendangan Ikan Terbang Menjulang Angkasa mulai mendekati skor tendangan Harimau.
Secara keseluruhan, hasil grafik menunjukkan bahwa santri perempuan memiliki performa yang lebih merata dan cenderung meningkat perlahan di semua jenis tendangan, sedangkan santri laki-laki menunjukkan dominasi yang sangat kuat pada satu jenis tendangan, yaitu Jongkok Harimau Membuka Jalan, baik di kaki kiri maupun kanan. Hasil ini dapat menjadi dasar dalam menentukan fokus latihan masing-masing kelompok berdasarkan kekuatan dan potensi mereka. Data ini menunjukkan bahwa program latihan yang diberikan terbukti efektif meningkatkan kapabilitas fisik para peserta. Selain itu, dokumentasi visual juga dilakukan untuk membantu analisis biomekanika secara sederhana terutama dalam memperbaiki postur dan presisi tendangan.
Sebagai langkah awal pembukaan program Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PMMD, kelompok kami menyelenggarakan kegiatan seminar edukasi dengan dua topik utama, yaitu gizi dan biomekanika tubuh. Seminar ini bertujuan memberikan pemahaman dasar kepada para santri dan pelatih mengenai pentingnya nutrisi dan pengetahuan struktur tubuh dalam mendukung performa bela diri. Materi gizi disampaikan oleh perwakilan kelompok PMMD dengan menekankan pada kebutuhan energi, asupan makronutrien, serta pentingnya hidrasi pada atlet remaja. Sedangkan materi biomekanika tubuh disampaikan oleh dosen pembimbing lapangan yang menjelaskan prinsip-prinsip gerak efisien, penghindaran cedera, hingga koreksi teknik. Dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada seminar ini terhadap 43 peserta (santri dan pelatih), terdapat peningkatan skor pemahaman rata-rata dari 58.13 menjadi 84.65 poin, menunjukkan bahwa materi yang disampaikan mudah dipahami dan mampu memberikan pemahaman baru yang aplikatif.
Sebagai bentuk kontribusi jangka panjang, tim juga menyusun sebuah buku pembelajaran Tapak Suci yang berisi materi terstruktur mengenai teknik jurus, filosofi beladiri, tata tertib, dan dokumentasi visual. Penyusunan buku ini melibatkan pengumpulan data dari pelatih lokal, buku panduan resmi, serta pengamatan langsung selama sesi latihan. Buku tersebut terdiri dari empat bab utama:
1. Filosofi dan Sejarah Tapak Suci
2. Teknik Dasar dan Jurus-Jurus Tingkat Dasar hingga Menengah
3. Latihan Fisik Pendukung Bela Diri
4. Visualisasi Gerakan (dokumentasi foto)
Dalam proses validasi isi, pelatih Tapak Suci setempat menyampaikan bahwa materi buku mampu memperjelas struktur latihan yang selama ini hanya diajarkan secara lisan dan demonstratif. Dengan adanya buku digital ini, diharapkan para santri dapat mengulang pembelajaran secara mandiri di luar jam latihan formal.
Tim PMMD juga mengembangkan beberapa alat bantu latihan sederhana yang dirancang untuk mendukung penguatan teknik dan kelincahan gerak. Beberapa alat yang berhasil dibuat dan disumbangkan antara lain :
1. Alat uji ketangkasan dari pipa paralon yang digunakan untuk latihan gerak zigzag dan reaksi cepat,
2. Samsak dan body protector, untuk latihan pukulan dan tendangan aman,
3. Hand grip dan resistance band untuk penguatan otot tangan dan kaki.
Agar hasil kegiatan terdokumentasi dan dapat menginspirasi kegiatan serupa di tempat lain, seluruh aktivitas PMMD juga direkam dalam berbagai format digital, antara lain:
1. Dokumentasi foto harian latihan,
2. Video edukasi dan tutorial singkat teknik bela diri,
3. Aftermovie kegiatan,
4. Poster kegiatan seminar dan pelatihan
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Ir. Hadhimas Dwi Haryono, S.T.,M.Eng. (Teknik Mesin/JTI/ITK)
2. Kholiq Deliasgarin Radyantho, S.T., M.T. (Teknik Mesin/JTI/ITK)
3. Chaerul Qalbi AM S.T., M.Sc. (Teknik Mesin/JTI/ITK)
1. Meningkatkan Pengetahuan Atlet Pelajar Tapak Suci Terkait Gizi Di Pondok Pesantren Mafatihul Ulum Agar Mampu Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Tubuh dan Dapat Meningkatkan Performa Keatlitan-nya
2. Meningkatkan Pengetahuan Atlet Pelajar Tapak Suci Terkait Biomekanika Tubuh Di Pondok Pesantren Mafatihul Ulum Agar Mampu Mengoptimalkan Performa Keatlitan-nya Dalam Pertandingan Silat.
3. Meningkatkan Performa Latihan Dengan Pembuataan Program Latihan Baru yang Lebih Konprehensif Dengan Memaksimalkan Ilmu Biomekanika.
4. Meningkatkan Performa Latihan Dengan Pembuataan Program Alat Bantu Latihan Agar Mengefektifkan Program Latihan.