Balikpapan — Tim dosen dan mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Pembuatan Kompos Anaerob dengan Komposter Sederhana bagi warga RT 26 Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, pada bulan Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian berbasis lingkungan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola sampah organik rumah tangga menjadi produk kompos bernilai guna. RT 26 dipilih sebagai lokasi mitra karena wilayah ini tergolong padat penduduk, dengan mayoritas warganya adalah ibu rumah tangga, petani kecil, dan pelaku UMKM, serta memiliki permasalahan pengelolaan limbah domestik yang cukup menonjol.
Menurut ketua tim pelaksana, Rahmania, Fadli Robiandi. Dian Mart Shoodiqin, Meidi Arisalwadi, kegiatan ini berangkat dari tingginya volume sampah organik seperti sisa sayuran, kulit buah, dan daun kering yang belum dikelola secara optimal. “Kami ingin menghadirkan solusi yang sederhana, murah, dan bisa langsung diterapkan oleh warga, yaitu dengan membuat fermentor kompos anaerob. Alat ini membantu mempercepat proses penguraian sampah organik tanpa bau dan tanpa memerlukan listrik,” jelasnya.
Pelatihan dilaksanakan secara interaktif melalui sesi edukasi lingkungan, demonstrasi langsung, dan praktik pembuatan komposter sederhana. Peserta dilatih menggunakan ember bekas, pipa ventilasi, dan bahan organik yang tersedia di sekitar rumah. Kegiatan ini juga disertai pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas pelatihan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan rata-rata skor peserta dari 80,95 menjadi 100, yang menandakan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan warga.
Salah satu peserta pelatihan, Ibu Hamisah, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini. “Selama ini kami hanya buang sisa dapur ke tong sampah. Sekarang kami bisa ubah jadi pupuk untuk tanaman di halaman,” ujarnya dengan antusias.
Selain memberikan manfaat edukatif, kegiatan ini juga menumbuhkan semangat gotong royong warga. Setelah pelatihan, masyarakat RT 26 berinisiatif membentuk kelompok pengelola kompos untuk menerapkan teknologi ini secara berkelanjutan. Program ini sejalan dengan visi Balikpapan Green and Clean 2030, yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kegiatan ini didukung penuh oleh Institut Teknologi Kalimantan melalui program pengabdian dosen dan mahasiswa sebagai wujud kontribusi perguruan tinggi terhadap pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Timur. Tim pelaksana berharap, inisiatif serupa dapat direplikasi di wilayah lain guna memperluas dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Peningkatan kesadaran lingkungan maupun penghematan biaya rumah tangga melalui pemanfaatan kompos sebagai pupuk alami