Dosen dan Mahasiswa Itk Hadirkan Teknologi Wet Scrubber, Solusi Bakar Sampah Tanpa Asap Di Karang Joang

  • Ketua Pengabdian: Khairunnisa Adhar, S.T., M.Sc.
  • Tahun Pengabdian: 2024-2025

Deskripsi

Keterbatasan akses infrastruktur persampahan di wilayah peri-urban Balikpapan kerap memaksa masyarakat mengambil jalan pintas: membakar sampah secara terbuka. Hal ini dialami warga RT 45, Km. 24, Kelurahan Karang Joang, yang harus menempuh jarak hingga 9 kilometer hanya untuk mencapai TPS terdekat. Merespons risiko polusi udara dan kesehatan akibat asap pembakaran tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang diketuai oleh Khairunnisa Adhar turun tangan dengan menghadirkan solusi teknologi tepat guna: Insinerator Sampah berbasis Wet Scrubber.

 

 

Gambar 1. Jarak Pemukiman Warga RT 45 Km 24 Menuju TPS Terdekat 

 

Berbeda dengan pembakaran biasa, alat yang dikembangkan oleh kolaborasi dosen PWK dan mahasiswa lintas prodi (Teknik Lingkungan & Teknik Material Metalurgi) ini dilengkapi sistem "pencuci asap". "Prinsip kerjanya sederhana namun efektif. Asap hasil pembakaran tidak langsung dilepas ke udara, melainkan ditarik melewati kabut air yang telah dicampur kapur (Ca(OH)₂). Hasilnya, partikel jelaga dan gas asam berbahaya terperangkap di air, sehingga udara yang keluar jauh lebih bersih," jelas Khairunnisa. Inovasi ini dirancang menggunakan material yang mudah didapat seperti tong bekas modifikasi, menjadikannya solusi yang reproducible (mudah ditiru) dan terjangkau bagi masyarakat.
 

Berbeda dengan pembakaran biasa, alat yang dikembangkan oleh kolaborasi dosen PWK dan mahasiswa lintas prodi (Teknik Lingkungan & Teknik Material Metalurgi) ini dilengkapi sistem "pencuci asap". "Prinsip kerjanya sederhana namun efektif. Asap hasil pembakaran tidak langsung dilepas ke udara, melainkan ditarik melewati kabut air yang telah dicampur kapur (Ca(OH)₂). Hasilnya, partikel jelaga dan gas asam berbahaya terperangkap di air, sehingga udara yang keluar jauh lebih bersih," jelas Khairunnisa. Inovasi ini dirancang menggunakan material yang mudah didapat seperti tong bekas modifikasi, menjadikannya solusi yang reproducible (mudah ditiru) dan terjangkau bagi masyarakat. 
 

 

 

Gambar 2. Ilustrasi Cara Kerja Pembakaran Sampah Dengan Wet Scrubber

 

Proses Pembuatan dan Implementasi
 

Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan menjalin kerja sama dengan tukang las untuk membuat tong pembakaran sampah sesuai dengan desain yang telah dirancang. Tong pembakaran dibuat menggunakan drum minyak bekas berkapasitas 200 liter yang dimodifikasi dengan sistem ventilasi di bagian bawah. 

 

 

Gambar 3. Tong Pembakaran

 

Pada bagian bawah tong, dibuat pintu sebagai jalur keluar-masuk asap. Di samping pintu tersebut, dibuat enam lubang ventilasi pembakaran, masing-masing berdiameter 5 cm. Setelah itu, dudukan untuk wet scrubber dibuat menggunakan balok dan papan kayu, dengan ukuran tinggi 100 cm, panjang 60 cm, dan lebar 50 cm. Dudukan kemudian dicat menggunakan oli bekas guna mencegah pelapukan akibat paparan air.

 

 

Gambar 4. Dudukan Wet Scrubber

 

Selanjutnya, wet scrubber dirakit dengan memasukkan rangkaian pipa yang telah dipasangi penyemprot air ke dalam sebuah kontainer berkapasitas 55 liter. Rangkaian pipa tersebut kemudian dihubungkan dengan pompa air yang dipasang di bagian atas tutup kontainer. Kabel pompa air disambungkan ke jack DC female, yang selanjutnya dapat dihubungkan ke adaptor AC/DC dan disambungkan pada stop kontak yang tersedia.

  
                                               

 

Gambar 5. Wet Scrubber

 

Alat yang telah selesai dirakit diletakkan di lokasi yang telah disetujui oleh Ketua RT 45, seperti di samping balai desa, dengan bak sampah 240 liter yang ditempatkan berdekatan dengan alat pembakaran sampah. Selain itu, disediakan juga 20 keranjang sampah mini untuk dibagikan kepada warga sebagai upaya meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah.
 

Puncak kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Sabtu, 31 Mei 2025, bertempat di area Masjid Al-Aman. Tidak hanya menyerahkan alat, tim ITK juga menggelar sosialisasi dan pelatihan intensif. Warga diajak mempraktikkan langsung cara pengoperasian alat, perawatan nozzle, hingga penanganan air sisa filtrasi. Lebih dari sekadar aspek teknis, tim juga menanamkan kembali nilai-nilai 3R (Reduce, Reuse, Recycle) agar pembakaran menjadi opsi terakhir setelah pemilahan sampah.
 

Antusiasme warga terlihat dari peningkatan pemahaman yang signifikan pasca-pelatihan. Berdasarkan evaluasi tim, warga kini memahami bahwa membakar sampah tidak boleh sembarangan dan harus memperhatikan dampak lingkungan. "Dengan adanya alat ini, kami berharap warga tidak lagi khawatir soal asap yang mengganggu tetangga, sekaligus menjadi langkah awal mewujudkan kemandirian pengelolaan sampah di kawasan penyangga Balikpapan," tutup tim pengabdian dalam sesi serah terima.

                                     

 

Gambar 6. Sosialisasi dan Implementasi Alat Pembakaran Sampah dan Wet Scrubber

 

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model replikasi untuk wilayah-wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam pengelolaan sampah, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
 

 

Tim Pelaksana Pengabdian:

1. Khairunnisa Adhar, S.T., M.Sc. (Perencanaan Wilayah dan Kota/JTSP/FPB/ITK)

2. Srirahadita Pamungkas, S.T., M.T. (Perencanaan Wilayah dan Kota/JTSP/FPB/ITK)
3. Dr. Eng. Arief Hidayat, S.T., M.S.P., M.Sc., IPM (Perencanaan Wilayah dan Kota/JTSP/FPB/ITK)
4. Muhammad Risky Fadillah (Teknik Lingkungan/JTK/FPB/ITK)
5. Mutiah Nur Amzain (Teknik Lingkungan/JTK/FPB/ITK)
6. Gracia Adventa M (Teknik Lingkungan/JTK/FPB/ITK)
7. Kristian R Manurung (Teknik Lingkungan/JTK/FPB/ITK)
8. Agnes Setia Wati (Teknik Material dan Metalurgi/JTI/FRTI/ITK)
9. Luthfan Azies Firdaus (Teknik Material dan Metalurgi/JTI/FRTI/ITK)
10. Angelin Maysel Kezia (Teknik Material dan Metalurgi/JTI/FRTI/ITK)
11. Hanif Nurcholis Mafrukhin (Teknik Material dan Metalurgi/JTI/FRTI/ITK)

 


Manfaat

1. Mitigasi risiko kesehatan melalui Teknologi Tepat Guna

 

2. Memberi alternatif pengolahan sampah di tengah kesenjangan infrastruktur persampahan

 

3. Inisiasi transformasi perilau melalui edukasi 3R dengan mengenalkan pola pikir baru melalui sosialisasi Reduce, Reuse dan Recycle

 

4. Peningkatan keamanan lingkungan bermukim dari potensi kebakaran lahan yang dilakukan di atas tanah.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya