Kemasan bahan pangan adalah aspek penting untuk mempertahankan masa simpan makanan. Pengemasan bahan pangan harus memenuhi lima tujuan utama, yaitu menjaga produk tetap bersih dan melindunginya dari kotoran dan zat pencemar lainnya. Selain itu kemasan juga harus melindungi bahan pangan dari sinar matahari, air, oksigen, ataupun kerusakan fisik serta berfungsi dengan benar, efisien, dan hemat biaya selama proses pengemasan, yaitu saat makanan dimasukkan ke dalam kemasan. Selain itu, kemasan membuat suatu olahan memiliki ciri khas yang akan meningkatkan penjualan. Kemasan (packaging) memiliki klasifikasi berdasarkan strukturnya berupa primer sekunder maupun tersier yang nantinya akan dibagi lagi berdasarkan bahan kemasan tersebut seperti plastik,besi (kaleng), kaca dan lain sebagainya. Jika dilihat berdasarkan strukturnya kemasan primer berfungsi sebagai wadah pelindung utama suatu produk olahan terutama makanan sedangkan kemasan sekunder memiliki tujuan untuk melindungi kemasan primer serta menjadi media promosi (identitas produk). Sedangkan kemasan tersier bertujuan untuk memudahkan distribusi produk olahan dalam jumlah banyak. Dalam hal ini yang paling utama untuk dapat dikembangkan adalah kemasan prmer untuk menjaga olahan makanan rumahan sambal ikan asin memiliki masa simpan yang lebih lama dari biasanya dengan tetap memperhatikan kondisi pada saat penyimpanan seperti suhu dan lain-lain. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan olahan makanan untuk memiliki standar kebersihan yang baik dan peningkatan masa simpan dengan tetap mempertahankan cita rasa tanpa bahan pengawet buatan.
Gambar 1 Diversifikasi Produk Olahan Ikan Asin
Sambal merupakan salah satu jenis makanan yang dapat diterima semua orang bahkan hampir semua kalangan. Sambal yang biasa dikenal biasanya berupa cabai yang digerus hingga hancur dan ditambahkan beberapa bumbu makanan seperti gula, garam dan sebagainya. Sambal menjadi opsi yang paling memungkinkan untuk dilakukan perpaduan kuliner dengan ikan asin. Sambal ikan asin biasanya hanya dibuat untuk konsumsi rumahan ataupun di rumah makan tertentu dengan skala yang kecil. Dalam produksi ikan asin target penjualan utama mitra adalah restoran restoran dengan demand yang cukup banyak. Hal ini menjadi sebuah keterbatasan mitra untuk bisa menjual ikan asin dengan skala yang lebih kecil dan mudah untuk didistribusikan, maka dari itu hal yang paling memungkinkan untuk bisa dilakukan adalah diversifikasi produk. Diversifikasi yang dilakukan tidak secara menyeluruh dari total produksi ikan asin tetapi hanya sebagian saja. Maka dari itu dengan adanya potensi ini perlu adanya dilakukan diversifikasi produk ikan asin mentah menjadi sambal ikan asin dalam kemasan.
Gambar 2 Rumah Makan dan Toko Oleh-Oleh
Sebelum dilakukan diversifikasi produk perlu diketahui terlebih dahulu target pasar yang ingin dicapai, dalam hal ini pasar yang ditargetkan adalah toko oleh-oleh dan rumah makan sekitar Kota Balikpapan. Survey dilakukan guna mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipenuhi jika melakukan penjualan melalui sebuah took. Kelengkapan ini berupan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) serta keterangan aman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini perlu dicantumkan guna memperkuat kepercayaan akan keamanan olahan ikan asin untuk konsumen sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen karena sudah terbukti halal dan aman. Selain beberapa kebutuhan sertifikat toko-toko tersebut perlu tahu produk fisik yang ingin dijual agar diseleksi dengan penilaian pemilik toko dari keamanan kemasan, label produk serta identitas produk. Hal ini dilakukan untuk menjaga reputasi toko untuk tetap dapat menjual produk dengan standar yang tinggi.
Gambar 3 Jenis Packaging PET Can dan Glass Jar
(Sumber :asiapramulia.com dan MarieKitchen Supplier)
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan potensi olahan makanan berbasis ikan asin menjadi suatu hal yang menjanjikan dengan pengemasan dan pengolahan yang tepat. Masyarakat diharapkan dengan adanya pengabdian masyarakat berupa diversifikasi produk ini dapat meningkatkan taraf hidup melalui niaga atau jual beli dengan memperhatikan target pasar. Pada pengemasan terdapat dua opsi yang dapat digunakan seperti PET can dan Toples Kaca. PET Can adalah jenis kaleng berbentuk silinder yang terbuat dari bahan plastik Polyethylene Terephthalate (PET). Isi di dalamnya dapat dilihat karena dibuat dari plastik bening atau transparan. Minuman ataupun makanan lainnya sering dikemas dalam kemasan ini. Kemasan ini memiliki beberapa variasi takarannya dari 50 mL hingga 500 mL. Kemasan ini sangat baik dalam hal penyimpanan karena tutupnya yang terbuat dari bahan besi yang nantinya di press dengan can sealer sehingga pada saat masa penjualan produk yang ada tetap dalam keadaan kedap udara. Selain itu terdapat opsi kemasan yang lebih baik berupa kemasan kaca bening yang dilengkapi dengan penutup stainless steel, karena dengan tutup berupa stainless steel kemasan dapat ditutup kembalidengan rapat sehingga dapat menghindari kontaminasi yang menyebabkan basi pada makanan. Lain halnya dengan PET can yang cenderung untuk perlu segera dihabiskan jika sudah dibuka. Agar konsumen dapat mengetahui hal ini maka pada pengemasan diberikan tata cara penyimpanan yang baik dan benar untuk memperkecil kemungkinan basi pada produk olahan ikan asin. Sambal Ikan Asin yang telah diolah sedemikian rupa dikemas dengan baik dan higienis serta dilakukan quality control agar pada saat dilakukan distribusi ataupun penjualan produk tidak terjadi kerusakan yang berarti pada produk olahan sambal ikan asin.
Gambar 4 Penyerahan Diverisifikasi Produk Ikan Asin ke Mitra KKN
Setelah kemasan dan olahan sudah difiksasi dilakukan sosialisasi untuk warga setempat terutama kepada ibu-ibu disekitar RT 08 Kampung Baru. Dengan adanya sosialisasi diharapkan dapat membuat warga sekitar sadar bahwa peluang penjualan suatu produk tidak hanya berkutat pada satu produk saja tetapi melalui perencanaan dan persiapan yang matang akan membuka peluang baru yang lebih menjanjikan dari sebelumnya. Selain itu dengan terbentuknya peluang baru daerah Kampung Baru bisa memiliki olahan khas yang menjadi daya tarik untuk wilayah tersebut sehingga lebih dikenal dan dapat meningkatkan nilai jual produk ikan asin seiring dengan waktu.
Tim Pelaksana Pengabdi:
1. Rafly Prasetya (Teknik Kimia/JRI/ITK)
2. Muhammad Naufal Rafi (Teknik Elektro/JTEIB/ITK)
3. Mufti Amalia Ikhsan (Teknik Elektro/JTEIB/ITK)
4. Naufal Rakha Ramdhani (Teknik Kimia/JRI/ITK)
5. Salsa Teana (Teknik Industri/JTI/ITK)
6. Bela Emira Saskia (Teknik Industri/JTI/ITK)
7. Stephanie Adeline Mudiono (Teknik Industri/JTI/ITK)
8. Friber (Rekayasa Keselamatan/JRI/ITK)
1. Mengetahui strategi diversifikasi produk olahan ikan asin yang dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing produk lokal di Kampung Baru
2. Menjadi acuan bagi pelaku usaha UMKM lain dalam mengembangkan produk berbasis hasil laut melalui inovasi bentuk, rasa, dan varian kemasan
3. Memberikan gambaran mengenai pentingnya inovasi kemasan dalam menjaga kualitas, memperpanjang masa simpan, serta menarik minat konsumen
4. Hasil pengabdian masyarakat ini dapat dimanfaatkan sebagai rekomendasi untuk pengembangan rumah produksi ikan asin berbasis inovasi berkelanjutan dan berorientasi pasar