Diversifikasi Aquaponic dan Pengolahan Limbah Rumah Tangga Menjadi Eco Enzyme

  • Ketua Pengabdian: Yuvita Lira Vesti Arista., S.T.P., M,Si
  • Tahun Pengabdian: 2025

Deskripsi

Diversifikasi Aquaponik dan Pengolahan Limbah Rumah Tangga Menjadi Eco Enzyme merupakan pendekatan dalam pertanian berkelanjutan yang memanfaatkan sistem budidaya terpadu antara ikan dan tanaman (aquaponik), serta mengolah limbah organik rumah tangga menjadi produk bermanfaat berupa eco enzyme. Sistem aquaponik adalah teknik pertanian modern yang menggabungkan akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah) dalam satu sistem sirkulasi tertutup, di mana limbah dari ikan dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tanaman, dan tanaman berperan dalam menyaring air sebelum dikembalikan ke kolam ikan. Diversifikasi aquaponik dilakukan dengan menanam berbagai jenis tanaman yang bernilai ekonomi dan nutrisi tinggi, seperti sayuran daun dan tanaman herbal, serta budidaya ikan air tawar yang mudah dipelihara, seperti lele atau nila. Pendekatan ini meningkatkan produktivitas sistem dan memperluas hasil panen. Sementara itu, pengolahan limbah rumah tangga menjadi eco enzyme dilakukan dengan cara fermentasi limbah dapur organik seperti sisa buah dan sayur, ditambah air dan gula (molase), lalu difermentasi selama ±3 bulan. Produk eco enzyme yang dihasilkan mengandung enzim aktif, asam organik, dan senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai pupuk cair organik, cairan pembersih alami, dan pengusir hama tanaman. Pendekatan ini memberikan banyak manfaat, antara lain mengurangi volume limbah rumah tangga, mendukung sistem pertanian ramah lingkungan, serta menghasilkan produk turunan yang bernilai guna tinggi. Program ini juga sejalan dengan prinsip zero waste dan dapat diterapkan secara luas di lingkungan rumah tangga, sekolah, atau komunitas. Dengan kombinasi antara diversifikasi aquaponik dan pengolahan limbah organik menjadi eco enzyme, diharapkan tercipta sistem pertanian urban yang berkelanjutan, efisien, dan adaptif terhadap tantangan lingkungan serta perubahan iklim.

 

Gambar 1. Eco – Enzym Hasil Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga

 

 

Pengolahan limbah rumah tangga menjadi eco enzyme merupakan salah satu solusi inovatif dan ramah lingkungan dalam mengurangi jumlah limbah organik yang dihasilkan setiap hari. Eco Enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, sisa sayur, ampas dapur, gula (molase/gula merah), dan air, yang difermentasi dalam kondisi anaerob selama ±3 bulan. Cairan ini mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti enzim, asam organik (terutama asam asetat dan sitrat), serta senyawa antibakteri dan antifungal yang efektif digunakan untuk berbagai keperluan. Secara umum, Eco Enzyme memiliki sifat multifungsi yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya yaitu pupuk cair organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki mikrobiota tanah, pembersih alami yang ramah lingkungan karena bebas bahan kimia sintetis dan aman digunakan, dan lainnya.  Senyawa aktif dalam Eco Enzyme dapat bekerja dengan baik karena fermentasi menghasilkan mikroorganisme baik dan metabolit sekunder yang mempercepat dekomposisi bahan organik. Fermentasi ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mendaur ulang kembali zat-zat bermanfaat ke dalam ekosistem rumah tangga. Bahan baku Eco Enzyme mudah diperoleh dan tergolong limbah, seperti kulit jeruk, sisa sayur, kulit pisang, dan sisa teh. Proses pembuatannya pun tidak membutuhkan teknologi tinggi, cukup menggunakan wadah tertutup dan waktu fermentasi. Oleh karena itu, Eco Enzyme menjadi solusi tepat guna yang tidak hanya mengatasi permasalahan limbah organik, tetapi juga memberikan altrnatif produk rumah tangga yang ramah lingkungan dan ekonomis. Di Indonesia, potensi pengembangan Eco Enzyme masih sangat besar, terutama mengingat tingginya volume limbah organik yang dihasilkan rumah tangga setiap hari. Dengan implementasi yang tepat dan edukasi masyarakat, Eco Enzyme dapat menjadi bagian dari konsep pertanian berkelanjutan, sekaligus mendukung program pengurangan emisi dan pencemaran lingkungan di tingkat lokal hingga nasional.

 

Gambar 2. Diversifikasi Aquaponic

 

 

Aquaponik merupakan pendekatan pertanian modern yang ramah lingkungan dan efisien sumber daya. Aquaponik juga merupakan sistem budidaya terpadu yang menggabungkan akuakultur (pemeliharaan ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah) dalam satu sistem sirkulasi tertutup. Pada sistem ini, limbah metabolisme ikan yang kaya akan amonia akan diuraikan oleh bakteri nitrifikasi menjadi nitrit dan kemudian nitrat, yang selanjutnya diserap tanaman sebagai nutrisi. Tanaman kemudian menyaring air sebelum dialirkan kembali ke kolam ikan. Siklus ini menghasilkan sistem yang saling menguntungkan, efisien, dan berkelanjutan.pengembangan material wollastonite ini dapat digunakan sebagai zat antikempal yang mampu mengindetifikasi derajat kekempalan olahan tepung dan makanan berbasis serbuk, serta mengkaji potensi pengembangannya dalam hal ketersediaan sumber bahan pangan dari sumber daya lokal, pemberdayaan masyarakat, promosi, dan usaha ekonomi produktif dalam upaya kemandirian pangan di provinsi Kalimantan Timur khususnya dalam menunjang ketahanan pangan yang berkelanjutan. Diversifikasi aquaponik merupakan pengembangan dari sistem aquaponik dasar dengan memperluas jenis komoditas yang dibudidayakan, baik dari sisi ikan maupun tanaman. Tanaman yang umum dibudidayakan dalam sistem aquaponik meliputi sayuran daun seperti kangkung, selada, bayam, sawi, dan berbagai tanaman herbal (misalnya serai, mint, atau basil), sedangkan ikan yang sering digunakan adalah lele, nila, patin, atau ikan koi. Pemilihan spesies bergantung pada kebutuhan nutrisi, toleransi lingkungan, dan tujuan budidaya. Selain mendukung ketahanan pangan lokal, diversifikasi aquaponik juga memberikan banyak manfaat lainnya seperti efisiensi penggunaan air karena sistemnya bersirkulasi dan sangat hemat air dibandingkan pertanian konvensional, ramah lingkungan karena tidak memerlukan lahan luas dan dapat dilakukan di area urban serta produksi bebas pestisida dan pupuk kimia karena nutrisi berasal dari limbah ikan

 

Tim Pelaksana Pengabdi:

1. Yuvita Lira Vesti Arista. (Teknologi Pangan/FRTI/ITK)

2. Muhammad Thoriq Kurniawan (Teknik Mesin/FRTI/ITK)

3. Ahmad Adi Maulana Nugroho (Teknik Mesin/FRTI/ITK)

4. Reyhan Syaqif (Teknik Mesin/FRTI/ITK)

5. Syafiq Ari Fadhulullah (Teknik Mesin/FRTI/ITK)

6. Fajrina Aprilia Kartika (Teknik Elektro/FSTI/ITK)

7. Dewa Gede Satriadharma (Teknik Industri/FRTI/ITK)

8. Nadia Aurellia Elsani (Teknik Industri/FRTI/ITK)

9. Zahra Syifa (Rekayasa Keselamatan/FRTI/ITK)

 

 


Manfaat

1. Memahami prinsip kerja sistem aquaponik dan mengetahui integrasi antara budidaya ikan dan tanaman dalam satu sistem yang berkelanjutan.

 

2. Mengetahui potensi aplikasi sistem aquaponik dalam meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga serta meminimalkan limbah organik dengan cara pemanfaatan kembali nutrien dari limbah ikan oleh tanaman.

 

3. Memberikan alternatif solusi pengelolaan limbah rumah tangga secara ramah lingkungan, yang dapat diterapkan di skala rumah tangga maupun komunitas dalam mendukung program zero waste.

 

4. Mengetahui potensi aplikasi eco enzyme sebagai produk multifungsi, seperti pupuk cair organik, pembersih alami ramah lingkungan, pengusir serangga, dan desinfektan, yang aman bagi manusia dan ekosistem.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya