Alternatif Bahan Bakar dan Tungku Pembakaran: Upaya Peningkatan Efesiensi dan Keberlanjutan Rumah Produksi Tahu

  • Ketua Pengabdian: Ir. Muqimuddin, S.T.,M.T.
  • Tahun Pengabdian: 2025

Deskripsi

Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) di Balikpapan merupakan kawasan produksi tahu yang menghadapi tantangan serius terkait bahan bakar. Selama ini, proses perebusan kedelai bergantung sepenuhnya pada kayu ulin sebagai bahan bakar. Kayu ulin, meskipun memiliki nilai kalor tinggi, memiliki keterbatasan pasokan karena pertumbuhannya sangat lambat, biaya yang terus meningkat, dan dampak ekologis yang negatif akibat eksploitasi hutan. Ketergantungan ini mengancam keberlanjutan usaha dan meningkatkan beban biaya produksi.     

 

Gambar 1. Foto Kelompok

Sumber : Penulis, 2025

 

 

            Berdasarkan permasalahan tersebut, tim pengabdi dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan pendekatan partisipatif. Solusi yang ditawarkan adalah mengimplementasikan bahan bakar alternatif berupa briket yang berbahan dasar fly ash dan tungku pembakaran baru yang lebih efisien.

 

Gambar 2. Uji Pembakaran Briket Fly Ash

Sumber : Penulis, 2025

 

 

            Inovasi tungku pembakaran dirancang kedap udara untuk meningkatkan efisien pembakaran dan polusi udara sekitar akibat asap hasil pembakaran. Tungku ini dirancang menggunakan perangkat lunak SketchUp untuk memastikan dimensi dan spesifikasi yang optimal sebelum diproduksi. Desain tungku mengoptimalkan sistem aliran udara dan panas dengan fitur-fitur utama seperti sistem kontrol udara yang dapat diatur untuk mengoptimalkan pembakaran menggunakan blower dan desain cerobong yang membantu meningkatkan daya hisap dan mengurangi emisi langsung ke lingkungan. Tungku ini secara khusus dirancang untuk penggunaan briket fly ash, dengan ruang bakar yang sesuai dengan karakteristik briket. Uji coba menunjukkan bahwa tungku kedap udara ini mampu mempertahankan suhu stabil ±400°C dengan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit dibandingkan tungku tradisional.

 

Gambar 3. Trial dan error Pembuatan Briket

Sumber : Penulis, 2025

 

 

            Pengembangan Briket Fly Ash dilakukan melalui proses trial and error intensif selama dua bulan, tim berhasil mengembangkan komposisi briket terbaik, yaitu 60% fly ash, 30% serbuk kayu, 10% tepung tapioka, dan oli bekas sebagai bahan perekat. Fly ash merupakan limbah padat dari pembakaran batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memiliki potensi nilai kalor tinggi.

 

Gambar 4. Pengujian Gas analyzer

Sumber : Penulis, 2025

 

 

            Hasil uji kinerja menunjukkan bahwa briket fly ash yang digunakan dalam tungku kedap udara mampu mencapai suhu pembakaran optimal ±400°C, yang memadai untuk proses produksi tahu. Dari segi ekonomi, biaya bahan bakar dapat ditekan secara signifikan dari Rp 77.000 (kayu ulin) menjadi hanya Rp 22.500 untuk kapasitas produksi yang setara. Uji efisiensi termal menggunakan Flue Gas Analyzer mencatat nilai efisiensi sebesar 82.4% pada sistem kombinasi briket fly ash dan tungku kedap udara.

 

Gambar 5. Sosialisasi Tungku dan Bricket

Sumber : Penulis, 2025

 

 

            Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan secara luring di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) Balikpapan. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pengrajin tahu yang antusias menyambut inisiatif tim. Sosialisasi diawali dengan pemaparan mengenai permasalahan ketergantungan pada kayu ulin, dampak ekonomi dan lingkungannya, serta urgensi untuk beralih ke energi alternatif yang lebih berkelanjutan.

 

Gambar 6. Pemaparan Materi Tungku dan Bricket

Sumber : Penulis, 2025

 

 

            Sesi tanya jawab berlangsung sangat dinamis, dengan para pengrajin mengajukan berbagai pertanyaan mendalam terkait kelebihan dan kekurangan sistem baru ini. Tim secara transparan menyampaikan temuan emisi tinggi serta rencana mitigasinya dengan penambahan sistem blower dan water scrubber. Respon positif terlihat dari formulir evaluasi yang diisi peserta, yang menunjukkan peningkatan pemahaman dan minat untuk menerapkan teknologi ini.

 

 

Gambar 7. Foto Sosialisasi Tungku dan Bricket

Sumber : Penulis, 2025

 

 

Tim Pelaksana Pengabdian:

1. Muqimuddin (Teknik Industri/FRTI/ITK)

2. Ahmad Jamil (Teknik Industri/FRTI/ITK)

3. Assaidatul Husna (Desain Komunikasi Visual/Universitas Mulia)

4. Chairun Nisa (Teknik Industri/FRTI/ITK)

5. Andi Mutiara Senja (Teknik Industri/FRTI/ITK)

6. Fakhriansyah Rosady (Teknik Industri/FRTI/ITK)

7. Muhammad Ripi Al Mubarak (Teknik Industri/FRTI/ITK)

8. Richard Saputra (Teknik Industri/FRTI/ITK)

9. Gerson Tangdiarru (Teknik Industri/FRTI/ITK)

10. Arif Fadhlur Rohman (Teknik Kimia/FRTI/ITK)

11. Azis Andi Nugroho (Teknik Kimia/FRTI/ITK)

12. Senda Saputra (Teknik Industri/FRTI/ITK)

13. Delfiano Aditya Pratama (Teknik Industri/FRTI/ITK)

 


Manfaat

1. Meningkatkan efisiensi biaya produksi tahu hingga 70% dengan mengganti kayu ulin yang mahal dengan briket berbahan dasar fly ash.

 

2. Mengurangi ketergantungan pada kayu ulin yang tidak berkelanjutan, sehingga mendukung pelestarian lingkungan.

 

3. Memberikan solusi pemanfaatan limbah fly ash dari PLTU menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.

 

4. Meningkatkan kesadaran dan kapasitas pengrajin tahu mengenai energi alternatif dan praktik produksi yang lebih berkelanjutan.

 

5. Menjadi model penerapan energi alternatif yang dapat direplikasi di sentra industri kecil sejenis.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya