Plastik merupakan produk penting dalam kegiatan sehari-hari. Banyaknya penggunaan plastik kemasan makanan dapat meningkatkan jumlah sampah plastik, sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Upaya untuk memecahkan permasalahan ini adalah dengan menggunakan bahan yang mudah terdegradasi di alam yaitu bioplastik (Sasria, 2021). Salah satu bahan baku pembuatan bioplastik adalah selulosa yang berasal dari limbah industri sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang sangat melimpah di perkebunan sawit Kalimantan Timur. Namun, bioplastik berbasis selulosa memiliki kekurangan yaitu sifatnya hidrofobik, sehingga perlu ditambahkan bahan yang bersifat hidrofilik seperti pati. Sumber pati dapat ditemukan dalam kulit singkong yang merupakan limbah organik (Alfiani, 2023 dan Zaenab, 2023).
Dalam penelitian ini, bioplastik diproduksi dengan menggunakan metode solution casting dengan variabel tetap yaitu selulosa TKKS dan komposisi pati kulit singkong, ZnO, dan gliserol. Kemudian bioplastik dikarakterisasi, sehingga diketahui nilai UTS mencapai 13,02 MPa dan elongasi sebesar 8,44%, dimana penambahan gliserol dapat menurunkan kekuatan tarik dari bioplastik, namun meningkatkan sifat elastisnya, sehingga sampel juga lebih mudah terdegradasi. Penambahan konsentrasi gliserol berdampak pada penurunan ketahanan terhadap air, dimana nilai daya serap air yang diperoleh dari bioplastik adalah di antara 40-50%. Selain itu, meningkatnya konsentrasi gliserol berdampak pada percepatan degradasi massa bioplastik dari TKKS, dimana degradasi massa tertinggi terdapat pada spesimen pada hari ke 5 yaitu 80%. Terakhir, berdasarkan hasil uji kelayakan melalui pengujian kontak dengan simulan pangan sesuai Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBPOM No.20 Tahun 2019) tentang kemasan pangan, prototype bioplastik ini dapat digunakan sebagai kemasan makanan pada suhu dingin dan normal, namun hanya selama 1-2 hari saja dan tidak disarankan untuk digunakan lebih dari satu kali, karena jika lebih dari itu atau penggunaan pada suhu panas, bahan sampel akan mulai berimigrasi ke makanan yang menempatinya
1. Memberikan edukasi pengolahan limbah TKKS menjadi produk bioplastik kemasan makanan,
2. Diversifikasi limbah kelapa sawit menjadi produk bioplastik sebagai kemasan makanan mendorong terciptanya inovasi baru dalam bidang pangan