Potensi Spirulina sp. sebagai Sumber Produksi Biodiesel sekaligus Bioremediator Palm Oil Mill Effluent (POME)

  • Fokus Riset: Energi

  • Ketua Peneliti: Nita Ariestiana Putri | Anggota : Rizka Ayu Yuniar, Rizka Lestari
  • Tahun Penelitian: 2023

Deskripsi

Kegiatan pengolahan crude palm oil (CPO) menghasilkan produk samping salah satunya limbah cair yang memiliki karakteristik COD, BOD dan TSS yang tinggi. COD merupakan indikator penting yang dipilih untuk mengevaluasi kualitas POME karena, sebagai bahan organik, COD berkaitan erat dengan tingkat polusi secara keseluruhan. Limbah cair dari proses pengolahan kelapa sawit atau Palm oil mill effluent (POME) merupakan jenis limbah cair organik dari agribisnis berupa air, minyak dan padatan organik. POME biasanya hanya dibuang pada kolam penampung limbah cair yang unsur haranya akan berpotensi mencemari lingkungan. Meski demikian limbah POME ini mengandung nutrisi yang cukup tinggi, sehingga dapat mendukung proses kultivasi mikroalga. Mikroalga merupakan tumbuhan renik berukuran mikroskopik (diameter antara 3-30 μm) yang hidup sebagai koloni maupun sel tunggal pada perairan tawar maupun laut. Mikroalga dalam hal ini dapat dijadikan sebagai kandidat bioremediasi penurunan beban polutan pada POME yang berpotensi dalam menghasilkan biodiesel. Mikroalga yang digunakan untuk potensi sumber produksi biodiesel adalah jenis spirulina sp yang memiliki daya adaptasi tinggi, sehingga mampu tumbuh dalam berbagai kondisi pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik awal limbah cair kelapa sawit (POME), menganalisis pengaruh penambahan konsentrasi POME terhadap pertumbuhan mikroalga jenis Spirulina sp. dengan indikator biomassa, protein, lipid, dan penurunan COD.

 

 

Pertumbuhan sel mikroalga spirulina sp. diukur dengan menggunakan spectrometer berdasarkan absorbansi. Penambahan POME memberikan dampak positif terhadap peningkatan jumlah biomassa. Kemampuan mikroalga yang dibudidayakan di POME untuk menghilangkan karbon organik dan kontaminan anorganik. Proses kultivasi dilakukan selama 14 hari dengan meninjau perubahan suhu, pH, absorbansi, dan COD. Adapun hasil dari proses kultivasi mikroalga didapatkan bahwa konsentrasi limbah POME yang optimal dalam memperoleh biomassa adalah konsentrasi limbah 15%. Pada konsentrasi limbah POME tersebut selanjutnya dilakukan analisa proksimat biomassa yang menunjukkan adanya kandungan lemak dan protein sebesar 0,87% dan 1,03%. Penelitian lanjutan akan terus diupayakan untuk melihat potensi mikroalga dalam menghasilkan biodiesel melalui proses in situ transesterifikasi dengan pengaruh waktu dan rasio molar. Penelitian ini diharapkan memberikan alternatif teknologi yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menghasilkan biodiesel yang berkualitas tinggi melalui kultivasi mikroalga menggunakan limbah POME.


Manfaat

1. Pengolahan limbah cair kelapa sawit / POME yang menjadi isu lingkungan dapat menjadi media pertumbuhan mikroalga yang menghasilkan produk turunan.

2. Mikroalga dapat dijadikan sebagai kandidat bioremediasi penurunan beban polutan pada POME.

3. Penerapan metode in situ transesterifikasi menggunakan mikroalga yang dibiakkan dalam POME untuk menghasilkan biodiesel.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya