Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di UMKM Madsant Kampung Lebah, salah satu fokus utama adalah mendukung pengembangan kawasan sebagai pusat produksi madu dan wisata edukasi. Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi, diketahui bahwa belum terdapat penataan ruang yang terstruktur, sehingga aktivitas budidaya lebah dan potensi edukatif belum dimaksimalkan secara optimal. Kondisi tersebut menjadi latar belakang perlunya perancangan layout yang efisien dan efektif guna menunjang produktivitas serta menarik minat pengunjung. Layout yang dirancang bertujuan untuk menciptakan alur kerja yang logis dan terorganisir, dengan pembagian ruang yang mendukung dua fungsi utama, yaitu produksi madu dan aktivitas edukatif. Penempatan stup (kotak lebah) disusun dengan mempertimbangkan arah sinar matahari, sirkulasi udara, dan kemudahan perawatan. Sementara itu, area edukasi dirancang di zona yang mudah diakses oleh pengunjung, tanpa mengganggu aktivitas lebah. Jalur pengunjung dibuat mengalir satu arah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, serta menghindari kepadatan.
Prinsip efisiensi ruang digunakan untuk memastikan setiap meter persegi lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal, tanpa mengurangi kenyamanan atau fungsi masing-masing area. Sementara itu, efektivitas dicapai melalui tata letak yang mendukung interaksi edukatif antara pengunjung dengan lingkungan budidaya lebah, serta memungkinkan proses produksi berjalan tanpa hambatan. Dengan adanya layout ini, UMKM tidak hanya memperoleh lingkungan kerja yang tertata, tetapi juga memiliki daya tarik visual dan fungsional yang mendukung kegiatan pariwisata edukatif, sejalan dengan visi pengembangan Kampung Lebah sebagai destinasi agrowisata berbasis madu.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat dan kesadaran masyarakat tentang konsumsi madu sehingga mendorong permintaan produk madu yang semakin meningkat. Indonesia memiliki banyak jenis madu. Asal daerah, iklim, spesies lebah, spesies tanaman yang menjadi sumber nektar, lebah atau budidaya, teknik panen madu, dan perawatan pasca panen adalah semua faktor yang mempengaruhi keragaman madu. Di Indonesia, standar madu dibagi menjadi tiga jenis: madu hutan, madu budidaya, dan madu lebah tanpa sengat.
Madu dari lebah tanpa sengat memiliki potensi besar dalam bidang pengobatan dan bahkan memiliki nilai farmakologis yang lebih tinggi dibandingkan jenis madu lainnya. Keunggulan madu ini antara lain mengandung antioksidan yang mampu memutus rantai radikal bebas; memiliki sifat antimikroba yang efektif mengatasi kontaminasi bakteri; serta kandungan mineral seperti kalium, kalsium, natrium, magnesium, dan mangan yang melimpah. Selain itu, madu ini juga bermanfaat untuk penyembuhan luka, anti-diabetes, antibakteri, dan anti-inflamasi.
Meski demikian, kelemahan utama madu lebah tanpa sengat adalah kadar airnya yang tinggi. Madu dengan kadar air tinggi cenderung mengalami fermentasi dan kristalisasi, yang pada akhirnya menurunkan kualitas madu. Penurunan kualitas ini ditandai dengan rasa yang asam dan penampilan yang kurang menarik akibat pertumbuhan ragi osmotoleran dan jamur dalam madu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menurunkan kadar air madu guna memperpanjang masa simpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat pengurang kadar air madu yang dimodifikasi terhadap kadar air dan mutu madu. Oleh karena itu kami mendesain alat netralisir penurunan kadar air pada madu yang bernama “Nectadray”. Yang diharapkan dapat membantu penurunan Kadar Air pada madu menjadi >22% agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.
1. Survey lokasi terkait pembuatan layout pada mitra
Progress kedua dilakukannya survei di lokasi mitra untuk pembuatan layout produksi pada area lokasi UMKM. Survei dilakukan untuk menentukan pembuatan desain layout berdasarkan ukuran lokasi UMKM
2. Pembelian Bibit Tanaman
Bibit tanaman yang dibeli adalah tanaman buah dan bunga, dimana tanaman ini berfungsi sebagai sumber makanan bagi lebah sendiri dengan mengambil nektar dari bunga, lebah menjadikannya sebagai madu yang dapat diproduksi.
3. Deskripsi pembuatan layout
Pembuatan Layout untuk Lahan yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai tempat wisata edukasi. Penataan ini dilakukan sebagai daya tarik para pengunjung dan tempat dilakukannya kegiatan edukasi bagi pengunjung, pada layout sendiri meliputi tempat edukasi dan stup atau kotak-kotak lebah yang dibudidayakan.
Meningkatkan Kualitas Produk UMKM
Alat penurun kadar air yang dirancang membantu UMKM menghasilkan madu dengan kadar air sesuai standar SNI (<22%), sehingga meningkatkan mutu dan daya saing produk di pasar.
Mendukung Inovasi Teknologi Tepat Guna
Penelitian ini menghasilkan alat sederhana namun efektif yang sesuai dengan kebutuhan UMKM, serta dapat direplikasi oleh pelaku usaha lain dengan biaya yang relatif terjangkau.
Mengembangkan Wisata Edukasi Lebah Madu
Dengan adanya layout edukasi yang terstruktur dan menarik, penelitian ini berkontribusi pada pengembangan Kampung Lebah sebagai destinasi pariwisata edukatif yang berbasis lingkungan.
Meningkatkan Efisiensi Proses Produksi
Penataan ruang dan alur kerja yang efisien dari layout produksi membantu mitra dalam mengelola waktu, tenaga, dan sumber daya secara optimal.
Memberikan Solusi Nyata bagi Permasalahan Mitra
Penelitian ini berangkat dari permasalahan langsung di lapangan, yaitu tingginya kadar air pada madu. Solusi yang ditawarkan langsung dapat diaplikasikan dan digunakan oleh mitra