Sampah merupakan material sisa yang berasal dari aktivitas sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah organik dapat dikurangi dengan diolah menjadi pupuk organik cair yang berguna dalam peningkatan kesuburan tanah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, selain itu sampah organik dapat dikurangi dengan pengolahan sampah organik melalui metode biokonversi. Pengolahan sampah organik yang dilakukan dengan biokonversi menggunakan larva lalat Black Soldier Fly (maggot) dapat berlangsung dalam waktu singkat. Maggot memiliki beragam bakteri simbiosis salah satunya, yaitu Bacillus sp. Mikroorganisme ini berfungsi sebagai agen pengendali patogen tanaman, selain itu bermanfaat sebagai rizhobacteria pada tanaman sehingga bahan organik sisa dari dekomposisi maggot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Lindi mengandung unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, diantaranya kandungan organik Nitrogen (10-600 mg/L), Amonium Nitrogen (10-800 mg/L). Nitrat (5-40 mg/L), Fosfor Total (1-70 mg/L), dan Total besi (50-600 mg/L). Lindi memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat dijadikan sebagai aktivator pupuk organik yang baik bagi tanaman. Tanaman miana (Plectranthus scutellarioides) merupakan jenis tanaman obat yang mempunyai banyak manfaat seperti obat hepatitis, menurunkan demam, batuk, influenza, penetralisir racun, antiseptik, dan lain-lain. Tanaman miana dapat tumbuh dengan mudah, tanaman ini dapat ditanam melalui media pot atau langsung di tanah, dengan dibantu dengan pupuk organik agar pertumbuhan dari tanaman ini semakin maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan pupuk organik cair dari hasil dekomposisi sampah organik yang dilakukan oleh larva lalat Black Soldier Fly. Pupuk organik cair diaplikasikan pada pertumbuhan tanaman miana. Penelitian ini dilakukan dengan variasi rasio dosis optimum pupuk organik cair hasil dekomposisi maggot dan pupuk organik cair komersil. Variasi dasio antara pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik cair komersil (PCK), yaitu sampel PCK, sampel 1:1, sampel 2:1, sampel 3:1, dan sampel POC. Hasil penelitian ini, yaitu kandungan pupuk organik cair hasil dekomposisi maggot mendekati standar baku mutu sesuai Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 Tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah. Kandungan pupuk organik cair hasil dekomposisi maggot untuk parameter pH 5.95, suhu 29℃, Unsur Hara Makro 0.3048%, C-Organik 6,96%, dan Rasio C/N 26,9. Pengaruh pupuk organik cair terhadap tanaman paling optimal pada sampel 3:1, pengaruh karakteristik tanaman diamati dari pertumbuhan tinggi tanaman, lebar dan jumlah daun tanaman.
1. Pengurangan Sampah Organik dengan mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat untuk lingkungan
2. Pengembangan reaktor biokonversi maggot sederhana untuk mempermudah sistem pengolahan sampah organik menggunakan maggot.