Pengembangan Katalis Berbasis Lempung untuk Meningkatkan Nilai Gliserol Menjadi Aditif Biodiesel

  • Fokus Riset: Energi

  • Ketua Peneliti: Fadhil Muhammad Tarmidzi, S.T., M.T. | Anggota : Azmia Rizka Nafisah, S.T., M.T. dan Ir. Adrian Gunawan, S.Si., M.Si.
  • Tahun Penelitian: 2023

Deskripsi

Industri biodiesel saat ini sangat berkembang di Indonesia. Kebijakan pemerintah untuk mengganti solar menjadi biodiesel adalah dengan menerapkan peraturan pengembangan biodiesel yang saat ini telah mencapai tahap penerapan B30. Dengan kebijakan tersebut maka industri biodiesel akan dipacu untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga melakukan ekspansi pabrik baru.

 

Untuk menghasilkan biodiesel dibutuhkan proses yang sangat panjang dari proses pemurnian minyak sawit hingga pemisahan biodiesel. Pada proses pemurian, minyak sawit mentah akan melalui proses pemucatan dengan menggunakan bleaching earth sebagai agen pemucat. Selanjutnya minyak sawit yang telah mengalami proses pemurnian akan direaksikan dengan alkohol melalui reaksi transesterifikasi menghasilkan biodiesel dan gliserol. Biodiesel dan gliserol dipisahkan dan terus melalui proses pemurnian hingga biodiesel dan gliserol dapat dipasarkan.

 

Saat ini gliserol belum banyak dimanfaatkan dalam industri. Keterbatasan jumlah industri di Indonesia membuat gliserol lebih banyak diekspor dibandingkan digunakan langsung di dalam negeri. Untuk meningkatkan nilai gliserol dan mengintegrasikan dengan kebijakan pemerintah, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengubah gliserol menjadi solketal yang dapat digunakan sebagai bahan aditif biodiesel.

 

Solketal dapat diproduksi melalui proses ketalisasi antara gliserol dan etanol dalam kondisi asam menggunakan katalis. Katalis yang dikembangkan di berbagai bidang saat ini adalah yang memiliki selektifitas yang tinggi serta dapat digunakan berulang kali dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu katalis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah katalis berbahan dasar lempung.

 

Lempung adalah material yang umum digunakan dalam katalis. Lempung memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan sebagai katalis, yaitu bersifat asam dan hidrofilik serta memiliki porositas yang tinggi. Pada penelitian ini katalis yang dipilih adalah bleaching earth yang digunakan sebagai agen pemucat. Bleaching earth juga memiliki unsur penyusun Al yang terbukti mampu meningkatkan konversi gliserol menjadi solketal. Di sisi lain, proyeksi penerapan bleaching earth sebagai katalis adalah untuk melihat potensinya agar suatu saat dapat memanfaatkan bleaching earth bekas yang telah digunakan dalam industri biodiesel. Tujuannya agar tercipta circular economy yang sangat spesifik di dalam industri biodiesel.

 

Penelitian ini berhasil mengembangkan katalis bleaching earth yang mampu menghasilkan konversi hingga 60%. Proses preparasi katalis yang dilakukan meliputi aktivasi dengan menggunakan asam sulfat dan impregnasi aluminum. Aktivasi bertujuan untuk meningkatkan porositas katalis dan meningkatkan jumlah luas permukaan aktifnya. Namun, di sisi lain, proses ini juga menurunkan jumlah aluminum karena sebagian akan terekstraksi di dalam asam. Oleh karena itu, untuk mengembalikan, bahkan meningkatkan, kadar aluminum dalam katalis, proses impregnasi dilakukan. Hasil penelitian ini menjadi batu loncatan untuk terus berinovasi dalam pengembangan katalis untuk mendukung program pemerintah mewujudkan transisi solar menuju biodiesel.


Manfaat

1. Mengembangkan circular economy dalam industri biodiesel

2. Mengembangkan katalis untuk mempermudah reaksi ketalisasi

3. Valorisasi gliserol menjadi aditif biodiesel

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya