Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan Tahun 2023-2024 Kota Balikpapan diharapkan sebagai kota jasa yang dinamis, selaras dan berkelanjutan guna mendukung fungsinya sebagai pusat pertumbuhan nasional dan bagian superhub ekonomi IKN. Selain itu, peningkatan urbanisasi dan pertumbuhan populasi di Balikpapan, telah menyebabkan lonjakan permintaan akan layanan kesehatan. Namun, tantangan seperti peningkatan permintaan layanan, adanya manajemen data yang kompleks serta keterbatasan sumber daya telah mendorong perlunya penerapan konsep Smart Living dan Smart Infrastructure untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan. Permasalahan peningkatan layanan kesehatan di Kota Balikpapan ditandai dengan tidak sebandingnya dengan peningkatan infrastruktur, sedangkan kompleksitas manajemen data dan informasi kesehatan dapat menghambat keputusan yang cepat dan efektif jika tidak di manajemen dengan baik. Selain itu, keterbatasan sumber daya yang masih mempengaruhi ketersediaan layanan juga dapat menghambat aksesibiltas bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan potensi Smart Living dan Smart Infrastructure pada infrastruktur fasilitas kesehatan di Balikpapan guna meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas layanan. Metode dan teknik analisis yang digunakan adalah pertama, survei terhadap infrastruktur fasilitas kesehatan yang ada di Balikpapan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Kedua, wawancara dengan pemangku kepentingan seperti pihak rumah sakit, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mendapatkan sudut pandang yang komprehensif. Ketiga, analisis data survei dan wawancara untuk mengidentifikasi area potensial implementasi Smart Living dan Smart Infrastructure. Keempat, pemetaan hasil analisis untuk merancang solusi yang sesuai dengan konteks lokal. Hasil yang diharapkan adalah mampu merumuskan rekomendasi untuk pengembangan infrastruktur kesehatan yang cerdas dan terintegrasi guna meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan serta pengembangan model konseptual untuk implementasi Smart Living dan Smart Infrastruktur yang dapat diadopsi oleh berbagai pihak terkait. Dengan demikian, penelitian ini memberikan landasan untuk pengembangan infrastruktur kesehatan yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat di Balikpapan melalui penerapan konsep Smart Living dan Smart Infrastructure.
Gambar 11 Radius Rumah Sakit Kecamatan Balikpapan Kota
Analisis dari peta jangkauan fasilitas kesehatan di Kota Balikpapan berdasarkan SNI 03-1733-2004 menunjukkan bahwa efektivitas pelayanan kesehatan bergantung pada cakupan radius masing-masing jenis fasilitas. Dengan radius pencapaian 5 km untuk rumah sakit, 3 km untuk puskesmas, 1,5 km untuk klinik dan apotek, serta 5 km untuk IGD, perlu dilakukan evaluasi apakah persebaran fasilitas sudah mencakup seluruh area permukiman masyarakat. Dalam beberapa kecamatan, seperti Balikpapan Barat, Selatan, Kota, Tengah, Timur, dan Utara, distribusi fasilitas kesehatan terlihat belum sepenuhnya merata. Masyarakat yang tinggal di luar radius pelayanan akan menghadapi tantangan dalam mengakses layanan kesehatan secara cepat dan efisien. Rumah sakit, yang memiliki cakupan radius lebih besar (5 km), mungkin lebih mudah diakses di wilayah-wilayah tertentu dibandingkan dengan puskesmas dan klinik yang memiliki radius jangkauan lebih kecil. Persebaran yang merata akan memastikan bahwa masyarakat di semua kecamatan mendapatkan akses yang setara terhadap fasilitas kesehatan. Untuk mencapai hal ini, perlu ada perencanaan strategis dalam pembangunan fasilitas kesehatan baru, dengan mempertimbangkan lokasi permukiman padat penduduk yang saat ini berada di luar radius pelayanan. Selain itu, optimalisasi fasilitas kesehatan yang ada, seperti peningkatan kapasitas dan kualitas layanan di puskesmas atau klinik terdekat, juga dapat menjadi solusi jangka pendek. Peta radius jangkauan ini memberikan gambaran penting untuk pengambilan keputusan terkait pengembangan infrastruktur kesehatan di Kota Balikpapan. Dengan menggunakan peta ini sebagai panduan, pemerintah dan pemangku kepentingan dapat menyusun prioritas dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada Rumah Sakit, penerapan konsep Smart Living dan Smart Infrastructure menjadi solusi utama untuk meningkatkan pelayanan dan efisiensi operasional. Elemen-elemen smart living yang diidentifikasi meliputi sistem parkir pintar yang memudahkan pasien dan pengunjung dalam menemukan tempat parkir, sistem bantuan untuk pengguna yang memungkinkan pasien rawat jalan mendapatkan layanan secara otomatis, serta konektivitas internet 5G yang mendukung komunikasi cepat di seluruh area. Selain itu, rekam medis elektronik menjadi salah satu inovasi penting untuk mempercepat proses administrasi dan meningkatkan keamanan data pasien. Untuk menunjang kesehatan berbasis teknologi, tersedia pula layanan kesehatan berbasis mobile yang memberikan akses mudah bagi pasien untuk berkonsultasi secara virtual. Dari sisi smart infrastructure, rumah sakit memanfaatkan pintu otomatis untuk mengurangi kontak fisik, sistem energi terbarukan untuk efisiensi energi, sistem ventilasi pintar untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, serta penyaringan air minum yang mendukung kesehatan dan keselamatan pasien.
Gambar 2. Pemetaan Potensi Smart Living Dan Smart Infrastructure Pada Rumah Saki
pengembangan material wollastonite ini dapat digunakan sebagai zat antikempal yang mampu mengindetifikasi derajat kekempalan olahan tepung dan makanan berbasis serbuk, serta mengkaji potensi pengembangannya dalam hal ketersediaan sumber bahan pangan dari sumber daya lokal, pemberdayaan masyarakat, promosi, dan usaha ekonomi produktif dalam upaya kemandirian pangan di provinsi Kalimantan Timur khususnya dalam menunjang ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Mampu merumuskan rekomendasi untuk pengembangan infrastruktur kesehatan yang cerdas dan terintegrasi guna meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan serta pengembangan model konseptual untuk implementasi Smart Living dan Smart Infrastruktur yang dapat diadopsi oleh berbagai pihak terkait