Pada Kelurahan Karang Joang KM. 15 Kota Balikpapan, terdapat budidaya jamur tiram yang menghasilkan limbah baglog dan belum dimanfaatkan. Limbah baglog yang dihasilkan yakni sekitar 4000 kg dalam 3 bulan sekali. Limbah baglog tersebut hanya ditumpuk kemudian nantinya dibuang ke hutan yang berada di dekat tempat pembudidayaan jamur tiram. Jika limbah baglog ini dibiarkan menumpuk dan dibuang tanpa penanganan yang tepat maka akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Limbah baglog yang tidak dimanfaatkan berpotensi menjadi tempat tumbuh jamur liar yang merupakan patogen bagi jamur tiram. Jamur liar menghasilkan spora yang dapat terbang terbawa oleh angin dan berpotensi menyebar ke ruang pembudidayaan jamur tiram.
Solusi untuk mengurangi limbah baglog jamur tiram dan limbah nasi basi dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi kompos dengan MOL nasi basi sebagai bioaktivator. Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Limbah baglog jamur tiram memiliki kandungan unsur hara seperti K 0.02%, P 0.7%, N 0.6%, C/N 83, dan C-organik 49% yang bermanfaat bagi kesuburan tanah (Santoso dkk., 2021). Kompos yang dihasilkan dari pengomposan limbah baglog jamur tiram dengan penambahan MOL nasi basi pada volume 0 mL, 100 mL, dan 250 mL menunjukkan bahwa parameter bau, warna, tekstur, suhu, pH, kadar air, C-organik, nitrogen, phosfor, dan rasio C/N telah memenuhi standar SNI 19-7030-2004 pada hari ke-30.
1. Kompos organik digunakan sebagai nutrisi tanaman serta dapat memulihkan struktur tanah
2. Sebagai upaya untuk pengurangan Limbah nasi basi
3. Sebagai upaya pengurangan Limbah Baglog Jamur yang biasanya dibuang ke hutan
4. Memberikan informasi terkait pemanfaatan limbah baglog jamur tiram menjadi kompos organik sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan limbah baglog jamur tiram dan mengurangi penumpukan limbah yang dapat mencemari lingkungan.