Pendahuluan
Balikpapan, sebagai kota strategis penyangga Ibu Kota Negara (IKN) baru, menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas lingkungan, terutama pada wilayah berbukit dengan tanah residual. Karakteristik tanah yang rentan longsor akibat hujan menjadi perhatian serius, mengingat meningkatnya intensitas pembangunan infrastruktur di kawasan ini. Penelitian inovatif dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK), yang dipimpin oleh Ir. Arief Nugraha Pontoh, S.T., M.Eng., memberikan jawaban atas tantangan ini melalui analisis mendalam mengenai pengaruh karakteristik hujan terhadap stabilitas lereng.
Latar Belakang Penelitian
Balikpapan memiliki kondisi geologi kompleks dengan kontur berbukit dan tanah residual yang terbentuk dari pelapukan batuan sedimen. Karakteristik tanah ini mencakup kohesi rendah, yang melemahkan kemampuan tanah dalam menahan gaya geser, kompresibilitas tinggi yang meningkatkan risiko deformasi, dan kerentanan longsor tinggi, terutama selama curah hujan lebat dan berdurasi panjang. Tanah residual ini banyak dijumpai di wilayah strategis, seperti Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Perumahan Pondok Joang Indah (PJI), dan Jalan Sei Wain Km. 15. Penelitian ini bertujuan memahami pengaruh intensitas dan durasi hujan terhadap stabilitas lereng di lokasi-lokasi tersebut.
Metodologi Penelitian
Pendekatan penelitian menggunakan kombinasi metode analitis dan eksperimental, dengan pemanfaatan data dan perangkat lunak geoteknik modern. Data curah hujan diambil dari BMKG (2003–2022) dan data presipitasi dari satelit NASA (2013–2022). Peneliti menggunakan perangkat lunak untuk analisis stabilitas lereng dan melakukan simulasi pengaruh intensitas dan durasi hujan terhadap tekanan air pori. Simulasi dilakukan pada berbagai sudut kemiringan lereng (15°, 35°, 55°), intensitas hujan (20–198 mm/hari), dan durasi hujan (1–33 jam).
Hasil dan Temuan Utama
Penelitian menemukan bahwa lereng curam (55°) memiliki angka keamanan (Safety Factor, SF) di bawah 1, menunjukkan ketidakstabilan, sedangkan lereng landai (15°) lebih aman dengan SF >2,5 bahkan dalam skenario hujan intensitas tinggi. Kohesi tanah adalah parameter kunci yang memengaruhi stabilitas lereng, sementara peningkatan tekanan air pori akibat durasi hujan yang lama secara signifikan menurunkan SF. Simulasi menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi (198 mm/hari) dan durasi panjang (33 jam) meningkatkan tekanan air pori hingga menyebabkan ketidakstabilan lereng. Semakin besar sudut kemiringan lereng, semakin kecil angka keamanan, dengan lokasi Jalan Sei Wain Km. 15 menunjukkan kerentanan tertinggi karena kohesi tanah yang sangat rendah.
Implikasi dan Aplikasi Penelitian
Penelitian ini memberikan rekomendasi konkret untuk mendukung perencanaan infrastruktur yang lebih aman. Infrastruktur di Balikpapan harus mempertimbangkan parameter geoteknik dan risiko longsor. Sistem drainase yang efisien harus menjadi prioritas untuk mengurangi tekanan air pori. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh pemerintah untuk menyusun kebijakan tata ruang dan mitigasi bencana berbasis data.
Dukungan terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Penelitian ini sejalan dengan agenda green economy dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya SDG 9 yang mendorong inovasi dan infrastruktur tangguh, serta SDG 13 yang mengatasi dampak perubahan iklim dengan mitigasi risiko bencana.
Manfaat Penelitian bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, seperti mengurangi risiko longsor dan meminimalkan kerugian materi serta korban jiwa. Infrastruktur yang aman juga mendukung aktivitas ekonomi dan sosial, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini terlaksana berkat dukungan hibah yang diberikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Kalimantan. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang memungkinkan penelitian ini memberikan kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kesimpulan
Penelitian ini merupakan langkah nyata dalam mengatasi tantangan geoteknik di Balikpapan sebagai kota penyangga IKN. Dengan memadukan teknologi dan pendekatan berbasis data, penelitian ini memberikan solusi berkelanjutan yang tidak hanya relevan secara lokal tetapi juga nasional. Temuan ini diharapkan menjadi acuan bagi akademisi, praktisi, dan pemerintah dalam perencanaan infrastruktur yang aman dan tangguh. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website Institut Teknologi Kalimantan atau hubungi tim peneliti.
- Ilmu Pengetahuan: Memperkuat pemahaman stabilitas lereng dan mitigasi bencana.
- Pembangunan Berkelanjutan: Mendukung infrastruktur aman dan ramah lingkungan.
- Kebijakan: Panduan tata ruang dan mitigasi risiko longsor.
- IKN: Menjamin peran Balikpapan sebagai kota penyangga.
- SDG: Mendukung SDG 9 (infrastruktur) dan SDG 13 (iklim).
- Masyarakat: Mengurangi risiko longsor.