IPAL yang berada di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) menghasilkan sludge yang tidak dikelola dan dibiarkan begitu saja sehingga mengendap pada bak pengendap hingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah sludge jika tidak dikelola dengan baik, akan mengganggu estetika lingkungan dan juga pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi lumpur yang akan terbuang ke lingkungan limbah sludge dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi yang terbarukan contohnya dengan diolah menjadi briket. Sludge IPAL mengandung bahan organik yang dapat memberi dampak yang baik terhadap karakteristik briket. Briket adalah bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yang berbahan dasar organik, berdimensi seragam yang dicetak untuk mempermudah pendistribusian dan penyimpanannya. Proses pembuatan briket membutuhkan campuran dari biomassa lain untuk meningkatkan nilai kalor briket.
Potensi limbah sludge dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif berupa briket, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memanfaatkan potensi sludge IPAL dan campuran biomassa kulit singkong sebagai sumber energi terbarukan yang dapat digunakan industri tersebut untuk mengganti bahan bakar kayu yang digunakan untuk memproduksi tahu dan tempe pada Sentra Industri Kecil Somber (SIKS). Briket yang sudah jadi kemudian diukur beberapa parameter seperti kadar air, kadar abu, volatile matter, fixed carbon dan nilai kalor berdasarkan ASTM, setelah itu dilakukan pengolahan data dengan bantuan software yaitu grafik dengan Sigma Plot dan software microsoft excel.
Sebagai Inovasi dalam pemanfaatan Lumpur IPAL dan Biomassa sehingga dapat menjadi alternatif energi terbarukan