Batik merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang telah diakui oleh Unesco, hampir setiap wilayah di Indonesia memiliki batik khas yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Salah satunya batik khas Kalimantan Timur yang memiliki motif lokal flora dan fauna, warna yang cerah, dan ragam hias dari suku Dayak. Selain itu wilayah Kalimantan Timur memiliki buah endemic yaitu buah lai (Durio Kuthejensis), buah ini berasal dari daerah Kutai Kartanegara yang merupakan buah musiman. Buah lai merupakan sejenis buah durian yang kulitnya memiliki duri namun ukurannya lebih kecil, warna buah yang lebih kuning pekat, dan aroma yang tidak terlalu menyengat. Keunikan buah lai belum dimanfaatkan sebagai ide dalam kerajinan local terutama batik dan juga pemanfaatan daun lai sebagai pewarna alami batik.
Proses penelitian ini dilakukan pada beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap perancangan motif dan tahap pembuatan pewarna alami. Pada tahap persiapan yaitu melakukan observasi dan wawancara pada Kebun Raya Balikpapan, Studio Batik Sekar Buen (Penajam Paser Utara) dan Batik Shaho (Balikpapan). Penelitian dilanjut pada proses perancangan motif, kegiatan ini dilakukan dengan menentukan acuan visual terlebih dahulu kemudian melakukan distorsi dan stilasi bentuk hingga menjadi motif, setelah itu motif didesain pada aplikasi computer untuk membuat batik dengan mesin CNC di studio batik Sekar Buen. Proses mencanting dengan menggunakan mesin CNC dengan motif buah dan putik lai selama 2 jam. Proses terakhir yaitu membuat pewarna alami yang memanfaatkan daun lai, proses dilakukan dengan membuat larutan pewarna yaitu 250 gr daun lai yang dipresto denggan 2 L air selama 15 menit sampai zat warna terlepas. Saring airnya dengan menggunakan kain saring lalu tambahkan 10 gr soda abu ke dalam filtrat. Filtrat yang berwarna coklat direbus selama 15 menit dan disimpan selama minimal 1 jam pada suhu kamar. Pembuatan mordan menggunakan tawas, tunjung dan cuka masing-masing 1 gr dalam 100 ml air. Kain direndam minimal 15 menit sampai warna terserap. Kendala selama penelitian yaitu warna pada kain tidak rata hal ini dikarenakan wadah yang digunakan selama proses pewarnaan terlalu kecil untuk ukuran kain 2m.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lai dapat menjadi variasi motif baru untuk wilayah Kalimantan Timur karena diangkat dari buah endemic setempat, selain itu pemanfaatan daun lai menjadi pewarna alami menjadikan batik memiliki karakter warna sendiri. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini terutama pada pewarna daun lai yang belum rata.
1. Merancang motif baru dari potensi local Kalimantan Timur
2. Menemukan pigment daun lai sebagai pewarna alami batik