Balikpapan – Meskipun Kota Balikpapan dikenal luas sebagai pusat industri minyak dan energi di Kalimantan Timur, tantangan terkait pemerataan distribusi bahan bakar masih menjadi perhatian. Disisi lain, Ketergantungan pada bahan bakar fosil tak hanya menimbulkan persoalan pasokan, tetapi juga memperparah krisis lingkungan global. Di tengah tekanan krisis energi dan perubahan iklim, muncul inisiatif menarik dari para akademisi Institut Teknologi Kalimantan (ITK) untuk mengembangkan solusi alternatif yang berkelanjutan.
Adalah Ir. Suardi, ST., MT., dosen Teknik Perkapalan yang juga pakar di bidang permesinan kapal, yang bersama timnya (Mahasiswa) menginisiasi sebuah penelitian tentang pengembangan biodiesel berbahan baku kulit pisang. Inovasi ini tidak hanya memanfaatkan limbah organik yang melimpah di lingkungan masyarakat, tetapi juga bertujuan mendukung transisi energi bersih di sektor transportasi laut.
“Pisang adalah buah yang mudah ditemukan di hampir semua daerah tropis, dan kulitnya seringkali hanya menjadi limbah. Dengan membaca literatur dan penelitian penelitian sejenis melalui jurnal serta dukungan dari pihak LPPM ITK dan Laboratorium kampus maka muncullah ide untuk mengolah kulit pisang tersebut menjadi bahan baku tambahan dalam membuat Biodiesel lewat Skema RKDN atau Riset Kolaborasi Dalam Negeri. ” ujar Ir. Suardi. “Melalui pendekatan teknologi yang tepat, limbah ini justru bisa diolah menjadi energi terbarukan yang efisien.”
Penelitian ini memadukan minyak kulit pisang dengan biodiesel dari minyak sawit, membentuk campuran yang disebut BBO-30 dan BBO-50. Campuran tersebut kemudian diuji pada mesin diesel tipe Yanmar TF85-ME untuk melihat performa, efisiensi, dan emisi yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBO-30 (dengan 30% campuran biodiesel) memberikan performa terbaik, menghasilkan torsi maksimal, efisiensi termal tertinggi, serta konsumsi bahan bakar paling ekonomis. Di sisi lain, BBO-50 menunjukkan keunggulan dari sisi emisi gas buang, menghasilkan kadar karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOₓ) yang lebih rendah.
Temuan ini menjadi angin segar bagi sektor transportasi laut dan perkapalan, yang saat ini sangat bergantung pada solar konvensional. Selain itu, penggunaan biodiesel dari limbah kulit pisang juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di wilayah dengan produksi pisang yang tinggi.
Dengan semangat keberlanjutan dan pengabdian pada masyarakat, tim dari Teknik Perkapalan ITK berharap inovasi ini bisa terus dikembangkan dan diadopsi lebih luas, tidak hanya untuk kebutuhan kapal kecil dan lokal, tetapi juga sebagai bagian dari solusi energi nasional.
Penelitian ini menjadi bukti bahwa energi masa depan bisa bersumber dari hal-hal sederhana di sekitar kita, dan peran perguruan tinggi sangat vital dalam mewujudkan transisi energi yang adil dan berkelanjutan.
Tim Penelitian :
1. Ir. Suardi. ST. MT.
2. Dr. Eng. Faisal Mahmuddin, ST., M. Inf., Tech., M. Eng
3. Ir. Muhammad Uswah Pawara, ST., M. Sus Sci
4. Andi Sahputra Depari, S.T., M.Arch.
Penelitian ini selaras dengan fokus riset Kemaritiman ITK dan diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi energi terbarukan di sektor perikanan