Kualitas udara berperan penting dalam menciptakan kondisi iklim yang baik. Kualitas udara juga sangat berpengaruh dengan Kesehatan masyarakat, kualitas udara yang penuh dengan polusi tentu akan menyebabkan dampak yang tidak baik bagi Kesehatan. Beberapa parameter yang mendukung dalam pemantauan kualitas udara adalah PM10, SO2, NO2, dan CO. Kualitas udara perlu dilakukan pemantauan secara berkala agar mengetahui parameter yang telah melebihi baku mutu atau tidak, berdasarkan Permen LHK No. 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara dan Pengendalian Pencemaran udara. Instansi pemerintah telah melakukan pemantauan kualitas udara yang biasanya dibentuk dalam laporan dan sebagian besar hasilnya tidak dipublikasikan, sehingga terkadang masyarakat tidak mengetahui kondisi kualitas udara disekitar lingkungannya. Salah satu alat untuk mengevaluasi tingkat pencemaran udara yang cukup efektif dengan informasi yang komprehensif, mudah dipahami dan dapat digunakan oleh masyarakat yaitu Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Oleh karena itu sistem monitoring melalui visualisasi dari kualitas udara sangat dibutuhkan untuk mengetahui tingkat polutan di daerah tersebut, artificial neural network merupakan sebuah Neural Network dikonfigurasi untuk aplikasi tertentu, seperti pengenalan pola atau klasifikasi data, dan kemudian disempurnakan melalui proses pembelajaran. Luaran dari penelitian ini adalah aplikasi berbasis website dengan metode backpropagation dan artificial neural network yang bertujuan untuk memprediksi kualitas udara dan memvisualisasikan klasterisasi kualitas udara di kota Balikpapan dengan tingkat kesiapan teknologi penelitian ini adalah TKT 6.
Berikut adalah forecast konsentrasi polutan di Balikpapan sampai dengan tanggal ditulisnya artikel ini , nilai 71.32 menunjukkan Balikpapan masih memiliki udara yang layak menurut ISPU.
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) merupakan suatu indeks yang digunakan dalam pelaporan kualitas udara harian. ISPU memberikan informasi seberapa bersih atau terpolusi udara di sekitar beserta hubungannya terkait dampak kesehatan yang dapat disebabkan. ISPU berfokus pada dampak kesehatan yang dapat dirasakan setelah beberapa jam atau beberapa hari menghirup udara yang terpolusi. ISPU dihitung berdasarkan empat polutan udara utama yang diatur oleh Clean Air Act, antara lain: Ozon, Polusi Partikel, Karbon Monoksida, dan Sulfur Dioksida. Untuk setiap polutan, Environmental Protection Agency (EPA) telah menetapkan standar kualitas udara nasional untuk melindungi kesehatan masyarakat.
ISPU memiliki suatu rentang nilai dimana semakin tinggi nilai ISPU maka semakin tinggi tingkat polusi udara dan semakin besar pula dampaknya bagi kesehatan. Sebagai contoh, ISPU dengan nilai sebesar 50 menunjukkan kualitas udara yang baik dengan dampak yang minim bagi kesehatan, sementara ISPU dengan nilai diatas 300 merepresentasikan kualitas udara yang berbahaya dimana setiap orang dapat merasakan dampaknya bagi kesehatan. ISPU dengan nilai 100 secara umum merupakan standar dari kualitas udara yang telah ditetapkan oleh EPA untuk melindungi kesehatan masyarakat. ISPU dengan nilai dibawah 100 secara umum menunjukkan kualitas udara yang baik sedangkan ISPU dengan nilai diatas 100 secara umum menunjukkan kualitas udara yang kurang baik khususnya bagi orang-orang yang memiliki pernapasan yang sensitif (Tugaswati, 1991). Untuk mempermudah pemahaman mengenai pengaruh kualitas udara terhadap kesehatan, ISPU dibagi menjadi enam tingkatan yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar Indeks Standar Pencemar Udara
Mengetahui kualitas kelayakan udara di Balikpapan berbasis website dan perkiraan kualitas udara di tahun depan.