Kesesuaian Lahan Kalimantan Timur: Strategi Berkelanjutan untuk Perkebunan Kakao, Karet, Kopi, dan Sawit

  • Fokus Riset: Pertanian dan Pangan

  • Ketua Peneliti: Ahmad Jamil | Anggota : Amanda Dwi Wantira; Muhammad Yudistira Rahmatullah Huzaymah
  • Tahun Penelitian: 2024

Deskripsi

Penelitian terbaru dari tim peneliti Institut Teknologi Kalimantan mengungkap hasil signifikan terkait kesesuaian lahan untuk perkebunan komoditas industri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan panduan pengelolaan lahan yang optimal dan berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Timur.

 

Tim peneliti menggunakan kombinasi metode entropy weighted method dan analytical hierarchy process. Metode ini diterapkan untuk menentukan bobot berbagai faktor biofisik dan sosial yang mempengaruhi kesesuaian lahan bagi empat komoditas utama, yaitu kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi.

 

Hasil Kesesuaian Lahan

Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, komoditas karet dan kelapa sawit memiliki area lahan sangat sesuai (S1) terbesar, masing-masing sebesar 231.110 hektar dan 232.610 hektar. Ketinggian lahan merupakan faktor yang paling menentukan, dengan bobot tertinggi sebesar 9,04%, sedangkan jumlah bulan kering (number of dry month) menjadi faktor dengan bobot terendah sebesar 6,8%.

 

Analisis ini juga menyimpulkan bahwa kelapa sawit lebih cocok ditanam di dataran rendah dengan curah hujan tinggi, sementara kakao dan kopi lebih cocok di dataran tinggi. Hal ini memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam pengambilan keputusan alokasi lahan.

 

 

 

Gambar 1. Hasil Analisis Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kelapa Sawit

 

Simulasi Monte Carlo untuk Skenario Penggunaan Lahan

Untuk mengevaluasi dampak penggunaan lahan, tim peneliti melakukan simulasi Monte Carlo dengan tiga skenario berbeda. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario kedua, yang berfokus pada optimalisasi lahan sangat sesuai (S1), memberikan hasil ekonomi terbaik dengan pendapatan rata-rata Rp113 triliun dan risiko kerugian rendah.

 

Skenario ini lebih baik dibandingkan skenario penggunaan lahan saat ini, yang memiliki probabilitas kerugian lebih tinggi, yakni sebesar 17,3%. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah lebih mendorong distribusi lahan yang lebih merata untuk mendukung perkebunan yang berkelanjutan di masa depan.

 

 

Gambar 2. Plot Perbandingan Hasil Pendapatan dari Tiga Skenario

 

Implikasi dan Rekomendasi

Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengelolaan lahan perkebunan di Kalimantan Timur. Temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi kebijakan penggunaan lahan yang memperhatikan faktor keberlanjutan dan efisiensi lahan. Selain itu, penelitian ini menekankan perlunya memasukkan variabel perubahan iklim dan aksesibilitas infrastruktur dalam pengelolaan lahan ke depannya.

 

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah, tetapi juga bagi para pengusaha perkebunan yang ingin mengoptimalkan lahan mereka dengan pendekatan yang lebih berbasis data dan berkelanjutan. Dengan hasil ini, diharapkan Kalimantan Timur dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam hal pengelolaan lahan perkebunan yang efisien dan berkelanjutan.


Manfaat

-

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya