Balikpapan merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Timur dan ditetapkan sebagai daerah mitra IKN yang akan berperan besar dalam mendukung pertumbuhan Indonesia pada masa depan. Terletak di daerah ekuator dan berada pada daerah pesisir, Balikpapan sangat rentan terhadap bencana banjir. Berbagai usaha untuk membangunan sistem pertahanan terhadap banjir telah dilakukan, salah satunya melalui pembangunan non-fisik, seperti sistem Early Warning System. EWS bekerja dengan memberikan informasi mengenai kemungkinan terjadinya bencana kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana, sehingga dapat menurunkan jumlah korban jiwa dan kerusakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasian EWS meliputi penempatan, sistem pengolahan informasi, sistem penyampaian informasi, kesiapan mitigasi warga dan sistem pembacaan data, khususnya alat pembaca ketinggian air hujan (PCH) dan air di saluran (AWLR). Dengan meningkatnya frekuensi dan keparahan banjir di seluruh dunia, AWLR menjadi sangat penting dalam prakiraan, peringatan, dan manajemen banjir, khususnya pada kawasan Ibu Kota Nusantara. Tujuan dari proposal penelitian ini adalah menemukan rancang bangun AWLR yang terintegrasi dengan PCH untuk dapat mengambil seluruh data yang sesuai untuk kebutuhan EWS dan memiliki hasil pembacaan yang presisi. Penelitian ini melibatkan proses meninjau literatur yang relevan tentang subjek, rancang bangunan alat, pembentukan modul pembacaan, pengumpulan data dari AWLR dan penampilan hasil analisis. Prototype penelitian ini akan menjadi produk andalan untuk dikembangkan hingga dapat di hilirisasi atau didiseminasikan kepada masyarakat.
AWLR sebagai EWS biasanya ditempatkan pada beberapa titik dalam badan air, utamanya sungai, pada sisi hulu yang memiliki jarak tertentu dengan kawasan yang ingin dilindungi. Hal ini untuk memastikan bahwa saat AWLR merekam atau memprediksi ketinggian air yang berbahaya masyarakat memiliki waktu untuk bersiap menghadapi banjir, seperti mengungsi ke daerah yang lebih tinggi, menyelamatkan barang berharga dan mengamankan tempat tinggal. AWLR yang saat ini tersedia kebanyakan memuat juga fungsi untuk mendukung pertanian dan kualitas air sungai, sehingga memiliki fungsi berupa pengukuran suhu, kontaminan, kelembaban dan lain sebagainya yang tidak berfungsi pada EWS. Di lain sisi, pengukuran air AWLR yang hanya mengukur ketinggian air di sungai dirasa tidak cukup untuk mengetahui kejadian banjir yang terjadi di daratan, sehingga diperlukan pula fungsi pengukuran hujan untuk melengkapi sistem EWS.
Dengan meningkatnya frekuensi dan keparahan banjir di seluruh dunia, AWLR menjadi sangat penting dalam prakiraan, peringatan, dan manajemen banjir, khususnya pada kawasan Ibu Kota Nusantara. Penelitian ini bertujuan menemukan rancang bangun AWLR yang terintegrasi untuk dapat mengambil seluruh data yang sesuai untuk kebutuhan EWS dan memiliki hasil pembacaan yang presisi. Temuan penelitian ini akan memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik tentang peran pencatat ketinggian air dalam pengelolaan banjir dan membantu meningkatkan prakiraan banjir dan sistem peringatan. Pada akhirnya, studi ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap bahaya banjir, berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan mengurangi risiko yang terkait dengan banjir.
Penelitian ini melibatkan proses meninjau literatur yang relevan tentang subjek, rancang bangunan alat, pembentukan modul pembacaan, pengumpulan data dari AWLR dan penampilan hasil analisis. Prototype penelitian ini akan menjadi produk andalan untuk dikembangkan hingga dapat di hilirisasi atau didiseminasikan kepada masyarakat. Penelitian ini merupakat penelitian TKT 4.
AWLR sebagai pembaca ketinggian air dirakit terhubung secara berpasamham sebagai pembaca perubahan ketinggian air melakukan pembacaan masing-masing data pengukuran secara terpisah. Hasil pembacaan keduanya kemudian digunakan untuk memprediksi ketinggian air dalam beberapa waktu ke depan. Tangki penelitian didesain memiliki dimensi 2 x 2 x 0.3 meter dengan bahan kaca. Tangki kemudian dikelilingi oleh sprinkler untuk mensimulasikan kejadian hujan dengan intensitas yang telah ditentukan. Modul AWLR kemudian diinput untuk fungsi bacaan, perekaman dan pengiriman data dalam selang waktu tiap 1 menitan ke website dengan domain ITK. Keduanya kemudian masing masing ditempatkan pada 2 lokasi, daerah hulu dan hilir lingkungan, untuk mengukur perubahan ketinggian air dan intensitas hujan.
Prototype penelitian ini berguna sebagai early warning system banjir untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Produk ini akan menjadi produk andalan untuk dikembangkan hingga dapat di hilirisasi atau didiseminasikan kepada masyarakat.